Menlu Dorong Disversifikasi Produk Vaksin Covid-19 ke Negara Berkembang
Merdeka.com - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mendorong diversifikasi produk vaksin ke negara berkembang, saat berbicara pada konferensi internasional The First Meeting of the International Forum on COVID-19 Vaccine Cooperation yang diselenggarakan secara virtual pada Kamis (5/8).
“Kita harus mendorong solidaritas dan kerja sama internasional untuk mempercepat vaksinasi global, salah satunya melalui peningkatan kapasitas produksi vaksin. Hal ini dapat dicapai salah satunya melalui diversifikasi produksi vaksin ke negara berkembang,” kata Retno dalam keterangan tertulisnya dilansir Antara, Jumat (6/8).
Menlu Retno menekankan pentingnya kerja sama internasional untuk membantu negara berkembang dalam penguatan infrastruktur esensial, pusat penelitian, jalur produksi, fasilitas pendingin (cold storage), dan sumber daya manusia.
-
Apa yang disampaikan Menlu Retno kepada Komisi I DPR RI? 'Kita masih akan berjumpa lagi Insyallah pada satu kali lagi yang saya dengar, tapi pertemuan hari ini merupakan salah satu pertemuan terakhir kita. Untuk itu, betul-betul dari lubuk hati yang paling dalam saya mengucapkan terima kasih banyak,' kata Retno.
-
Bagaimana Menko Perekonomian ingin memperkuat kerja sama ekonomi? "Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Apa yang dicapai Menlu Retno? Indonesia diumumkan terpilih menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2019-2020.
-
Mengapa Menko Perekonomian mendorong pengembangan infrastruktur? Pengembangan infrastruktur yang signifikan akan terus dilanjutkan sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 guna mewujudkan visi strategis 100 tahun Indonesia.
-
Mengapa Menlu Retno mengucapkan terima kasih kepada Komisi I DPR RI? Sebab, kata dia, sepuluh tahun yang dilalui Indonesia bukanlah tahun-tahun yang mudah, mengingat situasi dunia yang juga penuh tantangan. Misalnya, situasi konflik dan perang, pandemi COVID-19, hingga perubahan iklim.
-
Siapa yang menerima ucapan terima kasih dari Menlu Retno? 'Apa yang sudah dilakukan, dicapai oleh Kementerian Luar Negeri dan diplomasi Indonesia tidak mungkin dapat dilakukan tanpa dukungan ibu/bapak sekalian,' ucapnya.
Pada saat yang sama, kolaborasi internasional harus dapat memfasilitasi akses ke bahan baku, pembebasan hak kekayaan intelektual, transfer teknologi termasuk untuk vaksin mRNA, serta skema pembiayaan yang sehat.
Sebagai salah satu ketua bersama COVAX AMC Engagement Group, Menlu RI juga menyampaikan pentingnya dukungan semua negara kepada mekanisme berbagi vaksin COVAX, sebagai satu-satunya platform global yang menjamin kesetaraan akses bagi semua.
Selain itu, COVAX juga perlu segera mengeksplorasi alokasi vaksin untuk 20 persen populasi khususnya untuk negara berpenghasilan rendah.
Konferensi internasional tersebut diikuti oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, para menlu dan pejabat tinggi lebih dari 23 negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika, serta perwakilan organisasi internasional lainnya.
Partisipasi Menlu RI pada konferensi itu merupakan upaya diplomasi Indonesia yang terus berkomitmen dalam mendorong semua negara untuk mempererat solidaritas dan kolaborasi dalam menanggulangi pandemi termasuk menjadikan vaksin sebagai barang publik global, serta kesetaraan akses dan distribusi vaksin bagi semua negara.
Konferensi menghasilkan dokumen berupa Joint Statement of the International Forum on COVID-19 Vaccine Cooperation.
Negara-negara yang berpartisipasi pada konferensi tersebut termasuk Argentina, Brazil, Chile, China, Kolombia, Republik Dominika, Ekuador, Mesir, Hungaria, Indonesia, Kenya, Malaysia, Meksiko, Maroko, Pakistan, Filipina, Federasi Rusia, Serbia, Afrika Selatan, Sri Lanka, Thailand, Turki, Uni Emirat Arab, dan Uzbekistan.
Selain itu juga berpartisipasi perusahaan vaksin dan lembaga riset vaksin dari negara terkait seperti Sinopharm, Sinovac, Bio Farma, dan Gamelaya Center Rusia untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, lembaga riset, dan perusahaan vaksin untuk penanganan pandemi COVID-19.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Produksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaTanpa kolaborasi, investasi, riset, dan teknologi, serta pembiayaan maka permasalahan perubahan iklim tidak bisa diselesaikan begitu saja.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan BMN ini digunakan untuk usaha yang lebih produktif.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, saat ini sudah saatnya suara dan juga kepentingan dari negara-negara berkembang harus didengarkan oleh dunia.
Baca SelengkapnyaPuan Maharani meminta Pemerintah memperkuat jaring pengaman layanan kesehatan secara komprehensif dan terkoordinasi, terkait penyakit monkeypox.
Baca SelengkapnyaPinjaman itu untuk memperbaiki fasilitas perawatan kesehatan primer dan laboratorium kesehatan.
Baca SelengkapnyaInovasi tersebut akan mendukung daya saing pelaku usaha dalam persaingan di pasar mancanegara.
Baca SelengkapnyaHal pertama disorot Presiden Jokowi adalah kerja sama di bidang kesehatan.
Baca SelengkapnyaAda beberapa poin yang menjadi fokus dalam pertemuan tersebut. Pertama, terkait strategi dalam meningkatkan ekspor termasuk UMKM.
Baca SelengkapnyaMendag mengatakan, perundingan Indonesia-Peru CEPA ini merupakan landasan penting bagi kedua negara untuk memperkuat hubungan ekonomi.
Baca Selengkapnya