Menpora Ingatkan Wisudawan UNS Ketatnya Persaingan Mencari Kerja di Era Digital
Merdeka.com - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengingatkan ketatnya persaingan mencari pekerjaan di era digital saat ini. Peringatan Menpora disampaikan kepada wisudawan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, saat menjadi pembicara di acara wisuda luring dan daring periode IV kampus tersebut, Sabtu (15/8).
Melalui sambungan video conference, Amali mengatakan masifnya kemajuan teknologi di era digital mengakibatkan berbagai bidang pekerjaan mengalami perubahan dan bahkan akan ada yang hilang.
Namun, dia mengakui masih ada sejumlah bidang pekerjaan yang dapat dikembangkan di era digital. Seperti penyedia layanan pendidikan, penyedia layanan kesehatan, dan penyedia kebutuhan pokok.
-
Apa tantangan Gen Z di dunia kerja? Generasi Z mengalami tantangan berat di dunia kerja saat ini. Stigma dengan individu yang kurang kompetitif cukup melekat pada generasi kelahiran 1997-2012 ini. Meskipun memiliki latar pendidikan mentereng, tak menjamin Generasi Z mudah diterima kerja.
-
Mengapa Indonesia kekurangan talenta digital? Sayangnya, di saat adopsi teknologi itu makin gencar dilakukan di negara-negara lain, Indonesia justru masih banyak kekurangan talenta.
-
Gimana pengaruh teknologi ke tenaga kerja? Kondisi ini ditambah efisiensi penggunaan tenaga kerja sebagai akibat inovasi teknologi
-
Bagaimana cara mengatasi kekurangan talenta digital di Indonesia? Untuk mencapai jumlah itu dibutuhkan kolaborasi pentahelix. Model kolaborasi yang melibatkan lima unsur yaitu: Akademisi, Bisnis, Masyarakat, Pemerintah, Media.
-
Bagaimana teknologi mempengaruhi komunikasi? Sebagai contoh, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memungkinkan komunikasi menjadi lebih cepat, mudah, murah, dan luas.
-
Siapa yang akan membahas tentang peluang di era digital? Anny Havercroft, APAC Marketing Solutions, Head of Global Business Marketing SEA TikTok, akan membahas peluang dan tantangan yang dihadapi oleh brand dalam era digital.
“Berhadapan pada variasi pekerjaan baru di era digital ini adalah satu tantangan yang tidak mungkin bisa dielakkan dan harus bisa disesuaikan dengan situasi. Ada banyak pekerjaan yang kita lakukan sebelum memasuki era digital namun akan berganti dengan pekerjaan-pekerjaan digital,” ujarnya.
Ketatnya persaingan kerja, dikatakan Zainudin, sebagai akibat dari banyaknya lulusan perguruan tinggi. Baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Mereka berlomba-lomba untuk masuk ke dunia industri dan karir.
“Ada 4 tantangan kompetisi di masa kini dan masa yang akan datang di era digital ini. Kurangnya keterampilan, minimnya komunikasi, evolusi dunia kerja non digital tergantikan digital dan degradasi moral cenderung individualis dan perilaku-perilaku negatif,” terangnya.
Amali meminta agar lulusan UNS mengedepankan cara berpikir yang kreatif dan inovatif. Sehingga tidak mudah tersingkir saat berkompetisi di dunia kerja.
“Anda harus punya strategi menghadapi tatangan di masa kini dan masa depan. Tanpa kreativitas dan inovasi serta persiapan pasti anda akan terkalahkan dengan persaingan yang sudah menanti di luar sana setelah anda diwisuda. Jangan sampai anda menambah angka pengangguran Indonesia,” tandasnya.
Amali menambahkan, ada beberapa strategi pemerintah dalam mengurangi jumlah pengangguran. Di antaranya, mengembangkan wirausahawan muda dengan menyiapkan pelatihan dan pendanaan pemuda untuk berwirausaha.
Kemudian, pemuda mandiri membangun desa dengan mempersilakan pemuda yang memiliki kemampuan membangun desa melalui pengembangan skill yang berpotensi di daerah tersebut.
“Yang ketiga, beasiswa pendidikan prestasi dengan menyediakan beasiswa bagi pemuda atau fresh graduate yang ingin melanjutkan pendidikan,” lanjutnya,
Sedangkan yang keempat, dikatakannya, adalah training penyediaan jasa dengan melakukan pelatihan pembuatan jasa menggunakan teknologi.
“Pengembangan skill bisa sebagai bekal saat turun di dunia kerja, bisa mengikuti kegiatan pelatihan, diklat, dan sejenisnya, khususnya skill terkait teknologi dan internet. Dapat juga dengan mengikuti organisasi karena bisa sebagai sarana untuk melatih komuniksi dan team work,” pungkas Amali.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menaker mengatakan masa depan Indonesia sangat ditentukan oleh seberapa kompeten dan seberapa kompetitif pekerja/buruh.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida membeberkan daftar keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja saat ini.
Baca SelengkapnyaAnak muda masa kini kurang motivasi, atau inisiatif mereka kurang dari 50 persen.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida mengatakan, ada beberapa penyebab masih banyak pengangguran di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSebanyak 60 persen perusahaan merasa kurang cocok bekerja dengan generasi Z.
Baca SelengkapnyaKesenjangan pengguna dan kecakapan digital masih terjadi gap yang cukup jauh.
Baca SelengkapnyaKebijakan adaptif diperlukan agar SDM Indonesia tetap dapat bersaing di pasar kerja.
Baca SelengkapnyaAnalis Utama Politik Keamanan LAB 45 Christian Guntur Lebang menjelaskan, infrastruktur digital dan akses internet masih menjadi persoalan utama.
Baca SelengkapnyaKetidakcocokan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri, berkontribusi terhadap masalah ini.
Baca SelengkapnyaJokowi berharap kepada seluruh perwira TNI dan Polri menjadi sosok yang unggul hingga profesional
Baca SelengkapnyaSeorang pelatih karier profesional, Caroline Castrillon mengungkapkan strategi berharga bagi para pencari kerja di tahun 2024.
Baca Selengkapnya