Menristek Dikti bekukan 3 universitas di Jawa Timur
Merdeka.com - Menristek Dikti M Nasir menegaskan pihaknya telah membekukan tiga Universitas di Jawa Timur terkait penggunaan ijazah palsu. Hal ini diketahui setelah timnya mengadakan blusukan ke Jawa Timur beberapa saat lalu.
"Kami sudah menurunkan tim ke Jawa Timur, dan ada empat program studi di tiga universitas yang melanggar kode etik pembelajaran," ungkap M Nasir di kantor PKB, Jl Raden Saleh, Sabtu (11/7).
Dia mengungkapkan, tiga universitas yang dibekukan tersebut adalah Universitas PGRI Jember, Universitas Ronggolawi Tuban, dan IKIP Budi Utomo Malang. Mereka dinilai telah melanggar UU No. 15 Tahun 2005.
-
Siapa yang menemukan makam palsu itu? Tim yang terjun menyelidiki keaslian makam justru menemukan fakta kalau tempat itu hanyalah kolam dan taman terbuka hijau.
-
Di mana makam palsu itu berada? Di Desa Ngalian, Kecamatan Wadaslintang, Wonosobo terdapat makam-makam para wali dan ulama yang ternyata palsu.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Siapa yang menemukan mayat itu? 'Awalnya saksi melintas di jalan tersebut, saksi menemukan bungkusan kasur yang menghalangi jalan,' kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono di Tangerang.
-
Siapa yang menemukan mayat? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya. Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono.
"Kami menemukan, yang di Malang itu pengajar seharusnya doktor, tapi setelah dicek doktor itu sudah meninggal," lanjut dia.
Selain itu, kata dia, pihaknya akan terus melakukan investigasi terkait penggunaan ijazah palsu. Dari hasil penyelidikan selama ini sudah terdapat enam kampus yang terkait ijazah palsu.
"Hal ini akan terus kami tindaklanjuti sampai keadaan stabil. Sampai saat ini sudah ada enam universitas yang kita tindak. Di antaranya di Jakarta ada 2, Medan 1, Malang 1, Jember 1, dan Tuban 1," tandas M Nasir.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Undip menyayangkan penghentian sementara praktik Dekan FK Undip tersebut.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga menyebut kasus perundungan di dunia pendidikan pencetak dokter ini sebagai fenomena gunung es.
Baca SelengkapnyaRektor memastikan kegaduhan pascapencopotan gelar guru besar 2 profesor tak menggangu proses belajar mengajar.
Baca SelengkapnyaNadia menegaskan, Kemenkes tidak sungkan menindak tegas dokter senior pelaku bullying.
Baca SelengkapnyaDekan FK Undip Yan Wisnu Prajoko diberhentikan sementara dari aktivitasnya di RS Kariadi Semarang. Keputusan ini memunculkan protes dari sivitas akademika Undip
Baca SelengkapnyaPenghentian aktivitas klinis Yan Wisnu Prajoko untuk memperlancar proses investigasi kematian mahasiswi Program Studi Dokter Spesialis (PPDS) Undip Aulia Risma.
Baca SelengkapnyaTiga korban perundungan PPDS Undip bakal lapor polisi usai ada jaminan pendidikan dari Kemenkes.
Baca SelengkapnyaHal ini dilakukan lantaran dalam surat pencopotannya sebagai dekan itu tidak mencantumkan alasan.
Baca SelengkapnyaKasus bunuh diri mahasiswi kedokteran PPDS Anestesi, Aulia Risma Lestari di Undip masih terus diselidiki polisi.
Baca SelengkapnyaSebelum dipecat, Dekan FK Unair dipanggil oleh Rektorat untuk mengklarifikasi pernyataan menolak program dokter asing di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi mengatakan, bahwa praktik-praktik perundungan itu sudah terjadi puluhan tahun di Undip dan tidak bisa diselesaikan secara tuntas.
Baca SelengkapnyaMenkes mengatakan, pencopotan dekan FK Unair tersebut bukan wewenang dirinya
Baca Selengkapnya