Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menristek Sebut Sel Punca Berguna untuk Terapi Pasien Covid-19 Berat

Menristek Sebut Sel Punca Berguna untuk Terapi Pasien Covid-19 Berat Menristek Bambang Brodjonegoro temui pimpinan KPK. ©2020 Merdeka.com/Dwi Narwoko

Merdeka.com - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan sel punca (stem cell) berguna untuk terapi pasien COVID-19 kategori berat.

"Untuk mesenchymal stem cell yang dikembangkan Prof Ismail dari Universitas Indonesia saat ini statusnya sudah melakukan uji klinis dan diajukan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mendapatkan izin pemanfaatan," kata Bambang dilansir Antara, Jumat (5/2).

Bambang menuturkan dalam uji klinis tersebut, bisa dibuktikan bahwa sel punca mesenkimal (mesenchymal stem cell) bermanfaat untuk pasien yang masuk kategori berat.

Orang lain juga bertanya?

Menurut dia, terapi dengan sel punca bisa melengkapi terapi yang sudah ada selama ini untuk perawatan pasien COVID-19 yakni terapi plasma konvalesen. Dari uji klinis tahap pertama, plasma konvalesen dinyatakan efektif untuk penderita COVID-19 kategori ringan sampai sedang.

"Jadi untuk yang berat barangkali stem cell, sedangkan untuk yang ringan ke sedang itu adalah plasma konvalesen," ujarnya.

Menristek menuturkan riset dan pemanfatan sel punca harus terus diperkuat sehingga lama kelamaan selain sudah dijamin keamanannya, yang paling penting juga adalah terjamin efektivitasnya.

"Artinya bisa meningkatkan tingkat kesembuhan dan paling penting menurunkan tingkat kematian dan ini adalah hal penting di dalam 'treatment' (perawatan) bagaimana caranya kesembuhan meningkat dengan mengurangi kematian secara signifikan," tutur Bambang.

Ketua Konsorsium Sel Punca PRN Ismail Hadisoebroto Dilogo mengatakan sel punca memiliki fungsi untuk melakukan reparasi atau perbaikan jaringan. Sel punca diimplantasikan ke daerah sel yang rusak sehingga dapat melakukan proses untuk menggantikan sel yang rusak.

Dokter Spesialis Bedah Ortopedi dan Traumatologi Bambang Darwono menuturkan penggunaan sel punca dan eksosom dilakukan dengan cara penyuntikan melalui pembuluh darah vena. Sel punca dan eksosom masuk ke sirkulasi darah kecil menuju jantung kanan dan dipompa menuju paru sampai di alveolus.

Eksosom berfungsi sebagai mediator komunikasi antar sel yang sangat penting untuk mengatur pertukaran protein dan material genetik antara donor dengan sel di sekitarnya sehingga mendorong perbaikan sel. Eksosom harus berasal dari sel punca mesenkimal yang sehat.

Bukti klinis menunjukkan antara lain seorang perempuan berumur 60 tahun diberikan terapi sel punca, dan sembuh dari COVID-19 setelah 12 hari perawatan.

Kemudian, seorang anak laki-laki berusia dua tahun sembuh dari COVID-19 setelah diberikan terapi sel punca dan menjalani perawatan selama lima hari.

Setelah diberikan terapi sel punca, seorang pria berusia 65 tahun sembuh dari COVID-19 setelah 23 hari menjalani perawatan, dan seorang pria berusia 39 tahun sembuh dari COVID-19 setelah 17 hari perawatan.

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Deretan Riset Ilmiah Indonesia Dapat Pengakuan Dunia, Termasuk Ubah Air Jadi Bahan Bakar
Deretan Riset Ilmiah Indonesia Dapat Pengakuan Dunia, Termasuk Ubah Air Jadi Bahan Bakar

Temuan dan hasil inovasi sejumlah warga negara Indonesia ini mendapatkan pengakuan ilmiah di kancah internasional.

Baca Selengkapnya
Sayang Sama Anggota yang Sedang Sakit Stroke, Kapolres Klaten AKBP Warsono Lakukan Terapi Pakai Tangan Sendiri
Sayang Sama Anggota yang Sedang Sakit Stroke, Kapolres Klaten AKBP Warsono Lakukan Terapi Pakai Tangan Sendiri

Momen Kapolres Klaten bantu berikan terapi salah satu anggotanya yang mengalami sakit stroke.

Baca Selengkapnya
Mengintip Fasilitas dan Peralatan Canggih RS Moewardi Solo, Kini Ada Laboratorium Stemcell
Mengintip Fasilitas dan Peralatan Canggih RS Moewardi Solo, Kini Ada Laboratorium Stemcell

Ganjar berharap RSUD Dr. Moewardi yang memiliki sumberdaya bagus bisa mengembangkan sisi ilmu kedokteran dan fasilitas yang dimiliki.

Baca Selengkapnya
Menkes Sebut Inovasi PCR dan USG Diuji Coba Deteksi Penyakit TBC Lebih Cepat
Menkes Sebut Inovasi PCR dan USG Diuji Coba Deteksi Penyakit TBC Lebih Cepat

Metode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.

Baca Selengkapnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya

Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.

Baca Selengkapnya
Bos Bio Farma Minta DPR Kabulkan Usulan BMN Rp 68 miliar
Bos Bio Farma Minta DPR Kabulkan Usulan BMN Rp 68 miliar

Pemanfaatan BMN ini digunakan untuk usaha yang lebih produktif.

Baca Selengkapnya
Menkes Dorong Percepatan Produksi Vaksin Dalam Negeri untuk Ketahanan Kesehatan Nasional
Menkes Dorong Percepatan Produksi Vaksin Dalam Negeri untuk Ketahanan Kesehatan Nasional

Produksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.

Baca Selengkapnya
ASEAN BAC Optimis UU Kesehatan Dorong Investasi dan Pengembangan Obat Hepatitis
ASEAN BAC Optimis UU Kesehatan Dorong Investasi dan Pengembangan Obat Hepatitis

UU Kesehatan diyakini bakal mendorong investasi dan pengembangan obat termasuk untuk hepatitis.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya
Etana Jadi Perusahaan Pertama di ASEAN yang Punya Teknologi Kembangkan Vaksin
Etana Jadi Perusahaan Pertama di ASEAN yang Punya Teknologi Kembangkan Vaksin

Sepanjang 2023, Etana berhasil kembangkan produk bioteknologi dan vaksin.

Baca Selengkapnya
Indonesia Punya SATRIA-1, Kok Menkes Minta Akses Internet ke Elon Musk?
Indonesia Punya SATRIA-1, Kok Menkes Minta Akses Internet ke Elon Musk?

SATRIA-1 diluncurkan demi menjangkau fasilitas publik di wilayah 3T, termasuk Puskesmas.

Baca Selengkapnya
Melihat Inovasi UGM dalam Menciptakan Obat Anti Kanker, dari Kulit Jeruk hingga Bisa Ular
Melihat Inovasi UGM dalam Menciptakan Obat Anti Kanker, dari Kulit Jeruk hingga Bisa Ular

Sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi, UGM tak pernah berhenti berinovasi. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah di bidang penanganan penyakit kanker

Baca Selengkapnya