Menristekdikti Sebut Peneliti Indonesia Sudah Sejahtera
Merdeka.com - Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi M. Nasir mengatakan, insentif yang diperoleh para peneliti sudah sangat luar biasa. Menurut mantan rektor Universitas Diponegoro itu, peneliti yang berhasil menerbitkan penelitiannya di jurnal terindeks internasional akan mendapatkan insentif bervariasi.
"Para peneliti sekarang insentifnya luar biasa. Kalau dia publikasi yang dia bisa (terindeks jurnal) internasional kalau dia di perguruan tinggi dapat ADL RP 20 atau 30 atau 50 hingga 100 juta," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Senin (18/3).
Nasir menerangkan bahwa dengan jumlah tersebut peneliti sudah sepatutnya sejahtera. Belum lagi perolehan yang didapat peneliti dari temuannya yang dipatenkan.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
-
Apa yang ditemukan oleh peneliti? Para peneliti yang dipimpin oleh Shuhai Xiao di Virginia Tech menemukan fosil spons laut berusia 550 juta tahun, menjelaskan kesenjangan 160 juta tahun dalam catatan fosil.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan? Menariknya, para ilmuwan baru-baru ini menemukan salah satu fosil burung terror yang diyakini menjadi yang terbesar yang pernah ditemukan.
-
Apa kontribusi ilmuwan ini? Salah satu kontribusi terpenting Brahe adalah pengamatan yang sangat akurat terhadap gerakan planet Mars. Data yang dikumpulkannya menjadi landasan penting bagi Johannes Kepler dalam pengembangan hukum gerak planet.
"Kedua, royalti yg dibayarkan. Contohnya Ini yang sudah mendapatkan royalti ini Rp 450 juta pertahun. Sangat besar, sejahtera itu," ujarnya.
Hal yang sama dibenarkan oleh peneliti sekaligus dosen di Soedirman Center for Global Studies, Universitas Jenderal Soedirman, Dr. Agus Haryanto. Ia menyatakan, selama ini peneliti sudah diberikan insentif jika hasil penelitiannya masuk ke dalam jurnal internasional.
"Memang ada insentif, tapi bukan insentif penelitian, tapi hasil dari penelitian yang dijurnalkan dan terindeks Scopus," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Senin (18/3).
Namun begitu, Agus mengungkapkan, insentif hanya diberikan bagi peneliti yang sudah melakukan penelitian. Padahal menurutnya, seharusnya insentif juga diberikan kepada mereka yang hendak melakukan penelitian.
"Memang ada program Dikti yang memberikan dana penelitian, tapi tidak semua peneliti mendapatkan dana ini. Padahal seharusnya semua mendapatkan dana supaya bisa melakukan riset," jelasnya.
Agus mengimbau supaya bukan hanya penelitian yang berusaha digenjot, melainkan pengabdian serta pendidikan juga tidak bisa diabaikan.
"Lembaga pendidikan itu bukan lembaga penelitian. Jadi jangan hanya ditekankan pada riset saja. Ada Tri Dharma Perguruan Tinggi lain yang tidak bisa dilupakan, yakni pengabdian da pendidikan," tandasnya.
Reporter: Yopi MakdoriSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sembilan orang dosen dan peneliti Universitas Indonesia (UI) masuk dalam 2% Scientist Worldwide 2023
Baca SelengkapnyaPara ilmuwan masuk dalam daftar tersebut yang memiliki pengaruh signifikan dalam komunitas ilmiah global melalui kontribusi riset inovatif dan berkelanjutan.
Baca Selengkapnya"Saya akan memerintahkan kepada BRIN untuk jadi orkestrator penelitian, bersama Bappenas untuk merancang kebutuhan riset kita," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaSetiap tahun, profesor ITS langganan masuk daftar ilmuwan penting dunia.
Baca SelengkapnyaMendiktisaintek menyatakan berkomitmen mempercepat penyelesaian beragam tantangan dalam pemajuan pendidikan tinggi tanah air.
Baca Selengkapnya