Mensos Ingin Masukan Cuaca Ekstrem dalam RUU Penanggulangan Bencana
Merdeka.com - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengajukan cuaca ekstrem sebagai kategori bencana alam. Menurutnya, ada yang mengusulkan kepadanya bahwa tersambar petir merupakan bencana alam. Namun, hal tersebut ia usulkan sebagai cuaca ekstrem.
Hal itu disampaikannya saat membahas DIM RUU penanggulangan Bencana bersama Komisi VIII DPR RI dan Komite II DPD RI di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (5/10).
"Jenis bencana tercantum pada pasal 29 yang sebelumnya tidak ada cuaca ekstrem karena kami khawatir seperti puting beliung, itu belum masuk. Kemudian kemarin ada yang mengajukan ke kami kena samber petir belum masuk. Karena itu kemudian kami mengajukan cuaca ekstrem dan bencana alam lainnya itu kami masukkan," jelasnya.
-
Bagaimana kerusakan lingkungan menyebabkan bencana? Ulal tangan manusia dapat memengaruhi terjadinya bencana tersebut melalui aktivitas yang merusak lingkungan, seperti illegal logging yang menyebabkan banjir dan tanah longsor, serta pembangunan di daerah rawan bencana alam.
-
Apa saja jenis bencana alam di Indonesia? Berikut kami rangkum apa saja macam-macam bencana alam dan penyebabnya yang umum terjadi. Daftar Macam-Macam Bencana Alam dan Penyebabnya 1. Tanah Longsor
-
Apa saja bencana yang mungkin terjadi? Adapun kejadian itu berdampak pada munculnya longsor, guguran bebatuan atau erosi tanah dalam skala menengah, lalu peningkatan volume air sungai dan timbulnya banjir.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan akibat kebakaran hutan? Penyelidikan mengenai satu di antara faktor kebakaran hutan adalah membakar lahan secara langsung oleh pemilik perusahaan sawit dengan tujuan pembukaan lahan baru.
-
Mengapa kebakaran hutan menjadi isu penting? Kebakaran hutan menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari ketika musim kemarau datang, terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan.Bahkan sampai menimbulkan bencana kabut asap yang bisa sampai ke negara lain. Dampak dari pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan sudah tidak bisa dihitung lagi.
-
Bagaimana cuaca panas ekstrem memicu kebakaran hutan? Cuaca panas ekstrem dapat memicu percikan apik di area hutan, kemudian semakin menyebar dan menyebabkan kebarakan dalam skala besar.
Kemudian kegagalan konstruksi skala besar dan kebakaran hutan serta lahan, ia usulkan masuk pada pasal 30 kategori bencana non alam. Kalimat wabah dalam bencana non alam ia coret karena menurutnya sudah termasuk kategori pandemi.
"Yang bencana non alam pasal 30 kami mencoret wabah, kalau di pengertian bahasa Indonesia bahwa wabah itu termasuk pandemi, jadi kami mencoret wabah, namun kami memasukkan kegagalan konstruksi skala besar, misalkan ada jebolnya bendungan," kata dia.
"Itu kami masukkan di dalam bencana, kemudian berikutnya kebakaran hutan dan lahan itu kami masukkan ke non alam kebakaran hutan dan lahan jadi satu," tambah Risma.
Selanjutnya, ada pencemaran, radiasi dan bencana non alam lainnya. Hal ini masih tertuang pada pasal 30 tersebut.
"Kemudian kami memasukkan juga pencemaran dan radiasi, mungkin kita belum karena mungkin ini undang-undang mungkin kita mewadahi dalam jangka waktu beberapa tahun kedepan, berikutmya kami memberikan bencana non lainnya, karena kita khawatir kemarin bencana terjadi Covid," tutup Risma.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk mengantisipasi ini, Hadi mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan teknologi modifikasi cuaca.
Baca SelengkapnyaDampak besar dari Karhutla pernah dialami Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaKarhutla terparah terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat empat titik di Riau terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Baca SelengkapnyaCuaca panas ekstrem dapat mengancam kehidupan di bumi.
Baca Selengkapnya“Maka dalam rencana jangka panjang kami merekomendasikan supaya masyarakat direlokasi ke tempat yang lebih aman," kata Abdul
Baca SelengkapnyaSalah satunya adalah masa peralihan musim, yang dikenal sebagai pancaroba.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
Baca Selengkapnya612 kejadian pohon tumbang di Jakarta selama kurun waktu dua tahun terakhir periode 2022-2023
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi wilayah Sumsel tak akan diguyur hujan hingga 67 hari yang berpotensi memicu bencana kekeringan dan karhutla.
Baca Selengkapnya