Mensos Juliari Usul Tambah Susu di Bantuan Sembako Cegah Stunting
Merdeka.com - Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara mengusulkan untuk menambah komponen susu di program Kartu Sembako atau Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Hal ini sebagai salah satu upaya meningkatkan gizi anak Indonesia sehingga angka stunting dapat menurun.
"Kami juga mengusulkan antara lain menambah susu untuk di salah satu bahan makanan di program kartu sembako atau BPNT tersebut yang kami yakini bisa memberikan tambahan gizi," kata Juliari dalam video conference usai rapat bersama Presiden Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Rabu (5/8).
"Khususnya bagi keluarga penerima manfaat yang ada komponen ibu hamil dan anak usia dini," sambungnya.
-
Bagaimana cara Kemenkes mencegah stunting? 'Apabila ditemukan suatu faktor resiko, jadi bisa dilakukan pencegahan,' tutur Laila.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pelatihan pencegahan stunting? Serta melibatkan 20 bidan dari berbagai daerah di Manggarai Barat, yang menerima pengetahuan dan keterampilan baru untuk menangani ibu hamil yang berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah, serta intervensi yang diperlukan untuk mencegah stunting pada anak.
-
Apa tujuan Kemenkes dalam mengatasi stunting? 'Harus ada upaya yang inovatif, perlu memperkuat intervensi yang ada targetnya agar bisa sama-sama menurunkan angka stunting,' ujar Laila Mahmuda di acara Media Gathering yang diselenggarakan oleh Halluu World & Sensitif di Mall of Indonesia (MOI), Kamis (24/08).
-
Bagaimana Kemenkominfo mengkampanyekan pencegahan stunting? Genbest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari.
-
Apa yang Kemenkominfo kampanyekan untuk mencegah stunting? 'Kami mengampanyekan pencegahan stunting lebih dini kepada generasi muda, harapannya dengan mengetahui lebih awal tentang stunting anak yang dilahirkan nanti tidak terkena stunting,' katanya.
-
Siapa yang mengkampanyekan pencegahan stunting? Menurut Marroli, pola asuh yang baik kepada anak dapat dilakukan seperti dengan memberi kasih sayang. Ia menambahkan, pemerintah saat ini gencar mengkampanyekan pencegahan stunting guna menghadapi bonus demografi, yaitu masa di mana penduduk usia produktif akan lebih besar dibanding usia nonproduktif.
Juliari mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk edukasi dan sosialisasi pencegahan stunting. Dalam hal ini, Kemensos akan membekali para pendamping PKH dengan memberikan modul untuk menambah pengetahuan tentang stunting.
"Terkait juga yang dengan kemampuan para pendamping di dalam mendidik keluarga-keluarga penerima manfaat PKH, kami juga tadi meminta kepada Bapak menteri kesehatan agar juga memberikan modul-learning tambahan untuk menambah ilmu daripada pendamping tersebut," jelasnya.
Selain itu, dia mengatakan Presiden Jokowi juga meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani agar program-program kerja dan anggaran terkait stunting dapat dikonsolidasikan. Menurut Juliari, Presiden ingin anggaran program kerja untuk stunting fokus di beberapa kementerian/lembaga saja.
"Sehingga untuk mengukur keberhasilan dari program stunting ini pun lebih mudah terukur dan hasilnya dampaknya dirasakan secara nyata oleh masyarakat," tutur Juliari.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar angka stunting di Indonesia bisa turun hingga dibawah 20 persen. Dia pun memberi target ke Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024.
"Target kita sesuai yang saya sampaikan, saya berikan kepada Menteri Kesehatan di 2024 kita harus bisa turun menjadi 14 persen," ucap Jokowi saat memimpin rapat terbatas, Rabu.
Dia pun meminta jajarannya fokus di sepuluh provinsi dengan angka stunting tertinggi. Adapun 10 provinsi yang dimaksud Jokowi antara lain, NTT, Sulawesi Barat, NTB, Gorontalo, Aceh, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.
Jokowi juga mengingatkan agar upaya pencegahan stunting di posyandu dan puskesmas tidak berhenti meski di tengah pandemi Covid-19. Dia meminta agar penurunan angka stunting diintegrasikan dengan program perlindungan sosial pemerintah.
Reporter: Lisza EgehamSumber : Liputan6.com (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Stunting menjadi salah satu masalah besar pemerintah. Presiden Jokowi menargetkan kasus stunting turun di angka 14 persen pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaAgus Fatoni berharap dokter kandungan bisa menjadi ujung tombak kepada masyarakat mengenai pentingnya pengetahuan soal stunting.
Baca SelengkapnyaPKK Kabupaten Pulau Taliabu bersama Dinkes melaksanakan Seminar dan Kampanye Gizi. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari peringatan Hari Kesatuan Gerak.
Baca Selengkapnyauntuk mencegah stunting perilaku pola asuh orang tua kepada bayi dan balita perlu diperhatikan
Baca SelengkapnyaProgram penyuluhan dan penanganan stunting ini merupakan bentuk dukungan terhadap program kerja Pemprov DKI Jakarta terkait dengan penanganan stunting.
Baca SelengkapnyaKemenkominfo mendorong generasi muda Pontianak melakukan aksi dan menjadi agen komunikasi pencegahan stunting.
Baca SelengkapnyaGus Ipul juga menegaskan bahwa target penurunan untuk 14 persen tahun 2024 harus dicapai.
Baca SelengkapnyaStunting rupanya tak hanya dialami anak dari keluarga miskin, tapi juga orang kaya.
Baca SelengkapnyaStunting merupakan masalah kritis yang memiliki tantangan multi dimensi dan membutuhkan upaya berkelanjutan dan solusi yang kolaboratif dalam penanganannya.
Baca SelengkapnyaGenbest Talk yang diadakan di Kabupaten Toba merupakan bagian dari kampanye Genbest.
Baca SelengkapnyaMasalah stunting masih menjadi PR pemerintah untuk segera diselesaikan.
Baca Selengkapnya"Pencegahan stunting diawali dengan pemahaman orang tua dan keluarga akan pentingnya gizi," kata Budi.
Baca Selengkapnya