Mensos Risma Ingatkan Anak Indonesia Tidak Pernah Menyerah
Merdeka.com - Menteri Sosial RI Tri Rismaharini mengingatkan anak-anak Indonesia tidak pernah menyerah untuk menggapai cita-cita meski dalam situasi yang berat seperti masa pandemi COVID-19.
"Kalian tidak boleh pernah ada kata menyerah. Saat ini berat, kalian tidak bisa bertemu dengan teman-teman di sekolah. Kalian harus bersekolah dengan menggunakan fasilitas internet dan tidak bisa ketemu langsung, tapi kalian tidak boleh putus asa dan menyerah," ujar Risma saat menyapa anak-anak secara virtual dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2021 yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat (23/7).
Mensos Risma mengatakan, tidak ada kata menyerah karena tuhan memberikan kesempatan bagi siapa pun tanpa membeda-bedakan. Namun yang perlu dilakukan ada berusaha dan berdoa.
-
Siapa saja yang bisa berdoa? Sebagai seorang muslim, kita memang diajarkan untuk selalu berdoa dan bergantung pada Allah SWT.
-
Siapa yang bisa berdoa? Salah satu langkah untuk tetap bersabar menerima perbuatan buruk dari orang lain adalah dengan memanjatkan doa orang terzalimi dan tersakiti.
-
Siapa yang bisa memberikan kata-kata semangat? Terutama untuk teman yang sangat dekat, memberinya kata-kata ucapan penyemangat untuk teman ini bisa menjadi gestur yang baik dan penuh perhatian.
-
Siapa yang bisa mendapatkan rahmat Allah? Allah SWT dengan Maha Pemurah dan Maha Penyayang, memberikan rahmat-Nya bahkan kepada mereka yang tidak memintanya dan kepada mereka yang tidak menyadarinya.
-
Siapa saja yang bisa menggunakan kalimat penyemangat? Kumpulan kalimat penyemangat bahasa Inggris dan artinya yang bisa memotivasi diri.
-
Siapa yang memberikan kata semangat? Kita sebagai masyarakat bukannya tidak bisa ikut berpartisipasi dalam perjuangan mereka.
"Kita tidak boleh menyerah sesulit apapun, seberat apapun kita harus lewati itu semua. Memang tidak mudah tapi itu jalan yang harus kita tempuh karena tidak ada keberhasilan dan kesuksesan diraih dengan cara yang mudah," katanya.
Terlebih lagi saat pandemi, anak-anak harus belajar di rumah secara daring, tentunya tidak sama dengan belajar di sekolah bersama teman-teman. Ada kalanya membosankan harus selalu di rumah. Risma mengingatkan agar anak-anak dapat mengembangkan hobi selama di rumah.
Misalnya hobi melukis, membaca atau bercocok tanam. Risma membagi kisahkan yang suka mengumpulkan biji-bijian dan menanamnya hingga berbuah. Hasil tanamannya seperti cabai dan tomat bisa bermanfaat. "Artinya, sekecil apapun kita bisa bermanfaat bagi orang lain," tambah dia.
Risma juga mengingatkan agar anak-anak menggunakan telepon genggam untuk hal-hal yang positif.
"Jangan gunakan untuk mem-bully teman, menjelek-jelekkan teman. Tidak ada gunanya kita punya musuh, kalau kita punya teman banyak itu luar biasa," jelasnya.
Ia kembali mengingatkan, masa pandemi yang membatasi orang-orang untuk beraktivitas karena harus menjaga jarak dan lebih baik di rumah saja, tidak menjadi alasan untuk malas belajar tapi tetap menuntut ilmu seperti di sekolah.
Anak-anak Indonesia harus menjadi kebanggaan dan mampu bersaing dengan dengan anak-anak di dunia. Risma mengatakan agar anak Indonesia tidak boleh minder, malu dan takut karena Indonesia adalah negara yang besar dan kemerdekaannya dicapai dengan perjuangan, karena itu anak-anak Indonesia adalah keturunan pejuang yang tidak mengenal kata menyerah.
"Jadi mulai sekarang tidak ada anak Indonesia yang gampang menyerah, gampang putus asa, tidak ada anak-anak Indonesia yang suka mem-bully temannya, tidak ada anak Indonesia yang malas. Yang ada adalah anak-anak Indonesia yang rajin yang menyongsong masa depan dengan gembira," ujar Risma seraya mengucapkan selamat Hari Anak Nasional.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Risma mengatakan, keterbatasan bukanlah sebuah hambatan untuk meraih kesuksesan.
Baca SelengkapnyaKumpulan kata-kata tidak boleh menyerah untuk berikan motivasi dalam diri.
Baca SelengkapnyaPeringatan kali ini mengusung tema 'Semangat Pahlawan untuk Masa Depan Bangsa dalam Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan'
Baca Selengkapnya