Menteri Anies dicurhati guru soal format penilaian yang sulit
Merdeka.com - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan menerima sejumlah keluhan dari para guru, saat melakukan sidak di SD Negeri Sukmajaya 1, Depok, Jawa Barat, Jumat (14/4).
Para guru tersebut mengaku kurikulum 2013 memang agak tidak jelas, karena mereka saja bingung dalam mengajar dan melakukan penilaian kepada peserta didik jika harus mengikuti metode dalam kurikulum tersebut.
Mereka juga mengatakan materi-materi pengajaran yang ada di dalam kurikulum 2013 sangatlah sedikit, sehingga menyulitkan mereka dalam memberi bahan pengajaran kepada para siswa.
-
Bagaimana guru mengatasi kesulitannya? Dalam video, guru laki-laki itu memperlihatkan nama muridnya Revaveroesy Veisaqireina Mulawarman. “Hi guys, nomor 19 bacanya gimana ya?“ katanya dalam video, diunggah akun Twitter @kegblgnunfaedh, pada Selasa (1/8). Saat sang guru kesulitan kesulitan menyebut nama muridnya. Murid-muridnya yang ada di dalam kelas sontak tertawa.
-
Bagaimana Anies berinteraksi dengan mahasiswa? Saya berdiskusi, bertukar pikiran, dan saling belajar. Karena pertanyaan-pertanyaan yang diberikan membutuhkan waktu sebelum menjawab,' ujarnya.
-
Apa yang membuat guru kesulitan? Viral, Video Guru Susah Sebut Nama Muridnya: Ini Bacanya Gimana ya? Sang guru kesulitan menyebut nama muridnya. Zaman semakin berkembang, nama-nama anak sekarang juga semakin unik dan terkadang sulit untuk diucapkan.
-
Siapa yang kesulitan menyebutkan nama muridnya? Viral, Video Guru Susah Sebut Nama Muridnya: Ini Bacanya Gimana ya? Sang guru kesulitan menyebut nama muridnya.
-
Apa yang dilakukan guru terhadap murid? Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Kenapa Anies lebih fokus pada jalan dan kelas rusak? Anies menilai dana yang dipakai untuk membangun IKN akan sangat bermanfaat ketika dipakai untuk membangun ruang kelas hingga jalan rusak di Kalimantan.
Ketika ditanya Anies mengenai sedikitnya materi pengajaran dalam kurikulum tersebut, para guru mengatakan mereka harus mencari referensi sendiri mengenai mata pelajaran yang dipegangnya.
"Kalau nggak ada materi lagi, ya kami cari sendiri. Bahkan kadang kita juga masih ambil materi pengajaran per-mata pelajarannya itu dari kurikulum KTSP yang sebelumnya," kata Rahmi Garnasih yang mengajar pelajaran bahasa inggris bagi anak kelas 1 SD tersebut kepada Anies Baswedan.
Ketika Anies bertanya mengenai perbandingan kedua kurikulum, yaitu KTSP dan Kurikulum 2013, para guru itu pun mengutarakan, mereka lebih memilih yang terdahulu.
"KTSP kalau buat anak didiknya memang lebih aktif, walaupun kurikulum 2013 ini juga sudah bagus. Namun kekurangan kurikulum 2013 ini hanya metode penilaiannya saja yang sangat merepotkan," ujar dia.
"Bayangkan dalam 1 penilaian tugas yang diberikan kepada murid 1 kelas, kita para guru harus mengisi kolom penilaian masing-masing anak dengan menggunakan deskripsi, di mana ada 7 lembar format penilaian yang harus diisi untuk menilai masing-masing siswa didik. Nah, itu kan sangat merepotkan buat kami para guru," kata Rahmi.
Kalau boleh memilih, kata Rahmi, dia tentu lebih memilih KTSP ketimbang Kurikulum 2013. "Karena di kurikulum 2013 ini deskripsi nya banyak, sehingga penilaian jadi makin merepotkan dan memakan waktu," katanya menambahkan.
Anies memahami kesulitan para guru dalam mendeskripsikan masing-masing murid lewat penilaian karena harus dilakukan secara mendetail dan memakan banyak waktu.
"Karena saya saja misalnya punya 4 orang yang harus saya deskripsikan penilaiannya, itu saja sulit. Apalagi ini satu kelas yang isinya puluhan murid harus dinilai dengan deskripsi penilaian masing-masing siswanya. Jelas itu sangat tidak efektif dan efisien," kata Anies menjelaskan.
Para guru itu berharap agar proses penilaian dibuat mendetail, namun dengan format yang sederhana, agar mereka juga bisa melakukan penilaian yang kompeten dan efisien serta tidak membingungkan.
Mendengar hal itu, Anies mengaku akan mencoba mencari solusi pemecahan, agar masukan dari para guru tersebut bisa direalisasikan demi pola pengajaran yang lebih baik. (mdk/ren)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies mengungkit fenomena orang dalam yang merebak di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAnies menilai kesuksesan pendidikan ditentukan oleh guru yang berkualitas, bukan kurikulum yang diotak-atik.
Baca SelengkapnyaMisalnya ada puluhan ribu guru honorer belum diangkat jadi guru P3K. Juga ada 1,6 guru belum tersertifikasi.
Baca SelengkapnyaPadahal, dia menilai guru berperan penting karena membantu negara membangun kualitas manusia.
Baca SelengkapnyaAnies pun ingin agar para guru dan dosen lebih diperhatikan sehingga bisa lebih fokus mengajar.
Baca Selengkapnya"Saya kaget juga bahwa tingkat stres guru itu lebih tinggi dari pekerjaan yang lain," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaSaat hendak memberikan kisi-kisi, para siswa dibuat kebingungan lantaran tulisan sang guru terlihat seperti garis dan tidak tegas menunjukkan kata-kata.
Baca SelengkapnyaAnies bertanya kepada Prabowo terkait keputusan memilih Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden.
Baca SelengkapnyaUntuk rencana ke depan, Paslon Ganjar Pranowo-Mahfud MD diklaim memiliki aplikasi bernama Bolpen.
Baca SelengkapnyaSelain itu, Anies berjanji memberikan penghargaan bagi dosen dan peneliti yang berbasis pada kinerja.
Baca SelengkapnyaRegulasi perlindungan guru dalam undang-undang tersebut juga memiliki aturan turunan.
Baca SelengkapnyaKPU menggelar Debat Pamungkas Pilpres 2024 di JCC, Senayan, Jakarta
Baca Selengkapnya