Menteri Anies didesak masukan pendidikan seksualitas dalam kurikulum
Merdeka.com - LSM Proklamasi Anak Indonesia dan Komite Aksi Perempuan dan gabungan dari berbagai komunitas hari ini mendatangi kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melakukan audiensi dengan Menteri Anies Baswedan. Dalam kunjungannya tersebut, pihak komunitas menginginkan pendidikan seksualitas komprehensif masuk dalam kurikulum pendidikan nasional.
Prameswari Puspa dari Aliansi Remaja Independen (ARI) mengatakan, kasus yang menimpa Yuyun di Bengkulu hanyalah sepenggal kisah dari 35 perempuan korban kekerasan seksual yang terjadi setiap hari di Indonesia.
"Kami mengutuk keras kekerasan pada anak dan perempuan dan mendesak pemerintah untuk membekali anak se-dini mungkin dengan pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi komprehensif dalam pendidikan nasional," kata Prameswari di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (9/5).
-
Kenapa kekerasan anak di sekolah semakin marak? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif. 'Kekerasan pada anak di satuan pendidikan cenderung dilakukan secara berkelompok akibat lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya circle yang berpengaruh negatif,' kata Anggota KPAI Aris Adi Leksono saat dihubungi di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Senin (11/3).
-
Mengapa kekerasan di Papua meningkat? Sekretaris Gugus Tugas Papua UGM Arie Ruhyanto mengatakan bahwa angka kekerasan di Papua meningkat di tengah gencarnya proses pembangunan oleh pemerintah.
-
Apa bentuk kekerasan seksualnya? 'Keluarga korban direlokasi, namun untuk mempersiapkan tersebut korban masih tinggal dengan pamannya. Pada kesempatan itu pamannya tersebut itu melakukan kekerasan seksual kepada yang bersangkutan itu sebanyak 4 kali. Sehingga mengakibatkan korban hamil dan saat ini korban sudah melahirkan,' kata Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto melanjutkan.
-
Apa dampak dari kekerasan di lingkungan sekolah? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Kapan kekerasan seksual paling banyak terjadi pada anak? Dalam data IDAI yang dihimpun pada periode 1 Januari hingga 27 September 2023, Meita menyebut kasus kekerasan seksual paling banyak dilaporkan oleh korban yang berusia remaja atau pada rentang usia 13-17 tahun.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kekerasan di sekolah? Satuan pendidikan harus menyadari mereka memiliki tugas dan fungsi perlindungan anak, selain tugas layanan pembelajaran.
Dia menjelaskan, pendidikan seksualitas komprehensif yang dimaksud yakni materi ajar yang di dalamnya mencakup beberapa pengetahuan tentang diri sendiri. Seperti, kesehatan reproduksi, kesehatan seksual, gender, kesetaraan gender. Tak hanya itu, hubungan antar personal juga turut diajarkan seperti hubungan dengan teman, guru, orang dewasa dan yang lainnya.
"Lebih jauh lagi, pendidikan seksualitas bertujuan agar anak bisa mengenal dirinya lebih baik, dapat menjaga diri dari berbagai ancaman kekerasan termasuk menghargai tubuh orang lain dan tidak berlaku semena-seman," terang Prameswari.
Data dari komnas Perempuan, pada ranah personal menunjukkan sepanjang tahun 2015 ada sebanyak 2.267 korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh 859 pelaku yag masih berusia 13-18 tahun. Sedangkan di ranah komunitas, tercatat 1.494 korban dengan pelaku 514 pelaku. Pada usia di bawah 5 tahun, tercatat 148 korban dengan pelaku 8 orang. KPAI sendiri mencatat 78,3 persen anak Indonesia telah menjadi pelaku kekerasan.
Untuk itu, pihaknya mendorong Kemendikbud untuk segera mengimplementasikan beberapa usulannya. Seperti menertibkan Permendikbud tentang pelaksanaan pendidikan seksualitas di seluruh Indonesia. Memastikan konten pendidikan seksualitas komprehensif yang akan diintegrasikan kurikulum nasional. Serta memastikan ketersediaan anggaran pelaksanaan pendidikan seksualitas komprehensif dalm APBN terasuk anggaran untuk monitoring dan evaluasi.
"Apalah artinya pelajar kita juara dalam mata pelajaran matematika, fisika, bahasa Inggris atau yang lainnya. Jika dikemudian hari menjadi korbn atau pelaku dari kekerasan. Maka negara dan orang dewaslh yang bertangung jawab karena tidak mendidik mereka denga mata pelajaran yang paling penting," tutup Prameswari.
Menteri Anies mengungkapkan pihaknya sudah menyiapkan program yang tak jauh berbeda dengan yang diusulkan oleh ARI. Persiapan untuk melakukan pencegahan kekerasan terhadap anak sudah ak dilakikan sejak tahun lalu.
"Kita punya kepedulian yng besar sehungga sudah bergerak dari tahun lalu. Sebagian kita sudh buat dan kita sedang menuju ke sana," kata Menteri Anies di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (9/5).
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Anies mengapresiasi ajakan kerjasama yang diajukan. Sebab memang memiliki tujuan yang sama. Tak hanya itu, perwakilan yang datang juga melampirkan berbagai modul kajian dar berbagai disiplin ilmu terkait urgensi penerpan pendidikan seksualitas bagi anak-anak.
"Kita akan follow up, usul-usulnya juga baik dn konkret. Dan kita akan terus menerus menyelesaikan ini semu," tutur Anies.
Bahkan kata Anies, pihaknya sudah menjalankan program sekolah aman sejak tahun lalu. Di setiap sekolah sudah ada tim untuk pencegahan kekerasan pada anak. Tak hanya itu, tiap kota atau kabupaten sehtusnya sudah memiliki gugus di daerah.
"Makanya nanti saya minta bantuan sama teman-teman Bung Mulya dan Simponi untuk menggaungkan karena aturannya sudah ada, tinggal kita menjalankan," tutur Anies.
Namun anies belum bisa memastikan adanya program kerjasama yang akan dilakukan bersama komunitas ARI dan Simponi masuk dalam kurikulum atau tidak. Sebab saat ini masih dalam tahap perencanaan.
"Belum tahu apakah nanti akan dimasukkan kedalam intrakulikuler, atay ekstrakulikuler atau bukan," tutup Anies.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus kekerasan seksual di Indonesia hingga saat ini masih marak di lingkungan masyarakat maupun lingkungan pendidikan
Baca SelengkapnyaPendidikan seksual harus diterapkan sebagai langkah awal untuk memberikan pemahaman dasar pada anak
Baca SelengkapnyaPuan pun menyoroti pentingnya komitmen perguruan tinggi untuk serius menangani kasus kekerasan seksual yang terjadi.
Baca SelengkapnyaPendidikan seks terhadap perlu disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak
Baca SelengkapnyaMenurut Atikoh, TPN telah menyusunkan program yang apabila Ganjar-Mahfud menang, maka di setiap lembaga pendidikan wajib ada tempat konseling.
Baca SelengkapnyaPuan pun mengingatkan, Indonesia memiliki berbagai regulasi hukum melindungi masyarakat dari tindak kekerasan seksual.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PKB ini menyebut adanya terjadi tren tingkat kenaikan tindak kekerasan seksual.
Baca SelengkapnyaSalah satu peserta menanyakan Anies tentang fenomena perundungan di dunia pendidikan.
Baca SelengkapnyaTujuan akhir yang ingin kita capai melalui UU TPKS ini adalah memberikan kepentingan terbaik untuk korban.
Baca SelengkapnyaPaling tinggi yang dilaporkan adalah KDRT. Kemudian di posisi kedua kasus pelecehan seksual.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani menyoroti masih banyaknya kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi yang masih diabaikan pihak kampus
Baca SelengkapnyaKasus perundungan di dunia pendidikan, khususnya di pesantren, menjadi perhatian Menteri PPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati.
Baca Selengkapnya