Menteri Nadiem: Saya Sangat Tertarik dengan Filsafat Marhaenisme
Merdeka.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, mengaku sangat tertarik dengan aliran pemikiran Marhaenisme yang kerap disematkan dengan Soekarno. Menurutnya, Marhaenisme berfokus pada upaya-upaya untuk memerdekakan rakyat kecil dari beragam belenggu.
"Saya sangat tertarik dengan filsafat Marhaenisme yang mengenai rakyat kecil dan potensi dari rakyat kecil pada saat kita memerdekakan mereka," ujar Nadiem dalam sebuah acara pada Selasa (29/6).
Nadiem menambahkan, filsafat itu pulalah yang mendorongnya untuk mendirikan Gojek Indonesia serta menjadi menteri dalam Pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi. Menjabat sebagai menteri, bagi Nadiem bentuk pengabdian untuk memerdekakan seluruh masyarakat.
-
Siapa yang membuat Presiden Jokowi gemas? Akhirnya, pertunjukan lucu Ameena sukses membuat semua orang terkesan, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikannya dari kursi utama.
-
Siapa yang dilantik Jokowi sebagai Menteri Kominfo? Budi Arie Setiadi dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika saat ini.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Apa yang dilakukan Jokowi untuk dies natalies UGM? 'Jadi begini sebenarnya UGM itu mengundang beliau. Cuma sampai tadi malam beliau masih di Jepang ya. Jadi waktunya tidak cukup untuk sampai ke Yogyakarta. Meskipun sebenarnya beliau sangat berkeinginan untuk memberikan pidato langsung ke UGM,' ucap Andi saat dihubungi, Selasa (19/12).
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Kenapa Anies Baswedan jadi menteri? Kesungguhannya dalam memajukan sektor pendidikan terwujud ketika Jokowi memilihnya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kabinet Kerja periode 2014-2019.
Ia memandang saat ini instrumen kemerdekaan bukan lagi soal kemerdekaan fisik. Namun juga soal kemerdekaan ekonomi dan merdeka dari keterbatasan.
"Saya setiap hari sebelum memulai Gojek itu, setiap kali mengambil ojek, saya berbincang-bincang dan nongkrong sama pangkalan ojek setiap hari, dan baru dengan diskusi itulah saya menemukan pada saat kita dekat seperti halnya dengan rakyat. Baru kita menyadari potensi rakyat itu seperti apa," ucap dia.
Saat mendirikan Gojek Indonesia, Nadiem banyak mendapat masukan dari sejumlah orang yang menyebut para ojek itu tidak profesional dan tak bisa dipercaya. Namun pernyataan itu terbantahkan kala dirinya bersentuhan langsung dengan para tukang ojek pangkalan. Justru, kata Nadiem, dia melihat jiwa keprofesionalan para tukang ojek.
"Semuanya itu mencerminkan suatu profesionalisme, suatu motivasi, dan kemauan kerja keras yang luar biasa, dan itu yang menjadi rahasia saya, kenapa saya tiga tahun mau terus, gak ada yang mau danain (Gojek). Saya danain sendiri, sampai saya pun hampir bokek sendiri untuk percaya bahwa dengan adanya dukungan instrumen generasi kami adalah teknologi," ujarnya.
Akrab dengan Perjuangan
Menurut Nadiem dirinya cukup familier dengan semangat perjuangan. Bagaimana tidak ia mengaku kerap dicekoki semangat itu dari leluhurnya.
"Perjuangan itu adalah suatu hal yang memang dari kecil, kakek saya dan nenek saya berjuang dalam kemerdekaan Indonesia. Juga kenal baik Bung Karno dan Bung Hatta dan orang tua saya adalah aktivis di bidang hukum, di bidang antikorupsi dan di jurnalisme dan demokrasi," jelasnya.
Bahkan saat pertama kali dirinya masuk ke sektor swasta. Nadiem mengaku diancam oleh ayahnya bahwa ia tak banggan dengan jalan yang dipilih anaknya itu.
"Orang tua saya selalu menyebut bahwa 'saya nggak akan bangga sama kamu Nadiem, kalau kamu hanya mencari duit saja'. Itu tidak masuk kriteria kesuksesan di dalam sistem penilaian keluarga saya. Kakek saya, waktu almarhum selalu bercerita mengenai Bung Karno. Bercerita mengenai Konferensi Asia-Afrika, bercerita mengenai proklamasi kemerdekaan," katanya.
Semua cerita-cerita itulah yang menurut Nadiem benar-benar sudah masuk dan mendarah-daging di kehidupan orang tua. Hal itu juga secara tidak langsung juga amat mempengaruhi hidupnya.
"Dan itu menjadi landasan dari berbagai macam jenis keputusan saya itu di dalam hidup ini," pungkasnya.
Reporter: Yopi MakdoriSumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Profil lengkap Nadiem Makarim, dari pendiri Gojek hingga menjadi Menteri Pendidikan yang disentil Wapres Gibran soal kebijakannya.
Baca SelengkapnyaMendikbudristek Nadiem Makarim mengakui banyaknya kritik atas kinerjanya sebagai Menteri.
Baca SelengkapnyaSosok Mohammad Nasroen, cendekiawan filsafat dari Sumatra yang pernah menjabat sebagai Gubernur Sumatra Tengah.
Baca SelengkapnyaAbdul Mu'ti mengaku memiliki kedekatan khusus dengan Nadiem Makarim. Dia merasa antara dirinya dan Nadiem Makarim tidak ada jarak.
Baca SelengkapnyaAnies Muhaimin akan berupaya memberikan dukungan agar generasi muda bisa mandiri berusaha.
Baca SelengkapnyaNadiem sendiri tidak masuk dalam kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaMantan Gubernur Jawa Timur ini punya tujuan hidup membuat orang lain tertawa.
Baca SelengkapnyaSelama menjadi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki banyak menyelesaikan proyek-proyek infrastruktur di Indonesia yang yang digencarkan Jokowi.
Baca SelengkapnyaProgram-program kerjasama Muhammadiyah dengan pemerintah berjalan baik hingga ke kawasan-kawasan terjauh, terdepan, dan tertinggal.
Baca SelengkapnyaMenteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengaku selalu kena getahnya dalam polemik zonasi Penerimaan Peserta Didik
Baca SelengkapnyaMahfud memandang ada peran ulama termasuk santri-santri dari kiai Hamid memperjuangkan Indonesia merdeka.
Baca Selengkapnya"mantan-mantan pendukung Pak Jokowi banyak yang mendukung Pak Anies."
Baca Selengkapnya