Menteri Nadiem Targetkan Vaksinasi Covid-19 Tenaga Kependidikan Selesai Agustus 2021
Merdeka.com - Vaksinasi Covid-19 terhadap pendidik dan tenaga kependidikan baru berada di angka 28 persen. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyebut, angka itu setara dengan 1,54 juta pendidik dan tenaga kependidikan.
Dengan angka yang baru mencapai 28 persen, Nadiem mengaku mengalami keterlambatan dalam proses vaksinasi kepada mereka.
"Dengan pasokan vaksin yang sering terhambat karena diluar kontrol kita, kita masih bisa memvaksinasi 28 persen dari 5,6 juta pendidik dan tenaga pendidik di Indonesia dengan waktu yg lumayan singkat," katanya dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI, Senin (31/5).
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Apa yang terjadi jika anak mengalami keterlambatan imunisasi lebih dari 6 bulan? Meskipun sudah cukup lama terlewat, Anda masih memiliki peluang untuk melakukan imunisasi susulan. Terdapat berbagai jenis vaksin yang aman diberikan, asalkan tidak melebihi batas usia tertentu, seperti sebelum bayi mencapai usia satu tahun.
-
Bagaimana cara orang tua melanjutkan imunisasi anak yang terlambat? Orang tua tetap bisa melanjutkan imunisasi anak dengan langkah-langkah yang tepat sesuai panduan dokter. Dengan demikian, menjaga kesehatan anak tetap menjadi prioritas utama, dan imunisasi adalah salah satu cara efektif untuk mencapainya.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Apa yang harus dilakukan jika anak PJB terlambat imunisasi? Jika jadwal imunisasi terlewat atau tidak lengkap, dr. Sarah menekankan bahwa imunisasi tersebut harus segera dikejar agar perlindungan terhadap infeksi dapat optimal. 'Kalau dia terlambat perlu di catch up, justru harus dikejar supaya proteksi dirinya agar tidak terkena infeksi berulang, agar nggak banyak kondisi penyulitnya,' ucap dr. Sarah.
-
Kenapa imunisasi terlambat bisa membuat anak lebih rentan terhadap penyakit? Anak yang tidak menjalani imunisasi sesuai jadwal mungkin tidak mendapatkan perlindungan yang optimal dari penyakit tertentu. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi, dan jika terinfeksi, durasi penyakit yang dialami bisa lebih lama dibandingkan dengan anak yang telah menyelesaikan vaksinasi.
Dengan hambatan tersebut, dia memasang target vaksinasi terhadap lebih dari 5 juta pendidikan dan tenaga kependidikan bisa tercapai paling telat akhir Agustus 2021. Dari semula sampai Juli 2021.
"Jadi kita memang mengejar, jadinya Insya Allah kita masih bisa mencapai target kita, Insya Allah harapannya di akhir bulan Juli atau paling telat akhir bulan Agustus," ujarnya.
Demi mempercepat proses vaksinasi kepada para pendidik, Nadiem bakal melibatkan sumber daya dari perguruan tinggi (PT). Utamanya dari sejumlah Fakultas Kesehatan di PT.
"Untuk akselerasi Kemendikbudristek akan jadi salah satu operator vaksinasi. Kami merasa ini Kemendikbudristek bertanggung jawab untuk vaksinasi semua guru-guru ini, tanpa ini kita tidak bisa melaksanakan tatap muka (pembelajaran secara tatap muka)," ungkapnya.
Dia mengatakan, akan ada 13 ribu tenaga dari PT untuk membantu mempercepat proses vaksinasi terhadap para guru di seluruh Tanah Air.
"Dari Fakultas Kesehatan negeri (perguruan tinggi negeri) 28 fakultas terlibat, dari Fakultas Kesehatan swasta ada 21 yang terlibat, ada dari RS pendidikan. Ini semua vaksinator yang akan kita gunakan, kita kerahkan khusus mengakselerasi guru," terangnya.
DI Yogyakarta menjadi daerah paling tinggi yang pendidik serta tenaga pendidiknya telah mendapatkan vaksinasi. Menurut Nadiem sebanyak 85 persen guru dan dosen di Kota Pendidikan itu telah divaksin Covid-19.
"Variabilitasnya di daerah sangat besar. Di DKI hampir 80 persen daripada semua guru dan dosen itu tervaksinasi, Jogja hampir 85 persen. Jatim dan Jabar itu 35 persen, tapi totalnya 28 persen (secara nasional)," tutupnya.
Reporter: Yopi MakdoriSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaIntroduksi vaksin dengue bertujuan mencegah penyebaran demam berdarah.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi memberikan arahan agar disiapkan karantina khusus berdekatan dengan lokasi di mana tuberkulosis itu terjadi.
Baca SelengkapnyaAdapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Golkar, Dewi Asmara mengatakan, kasus DBD saat ini naik lebih tinggi dibandingkan tahun 2023.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaDokter anak menegaskan bahwa imunisasi polio tetap aman diberikan pada anak berkebutuhan khusus kecuali pada penderita masalah kesehatan tertentu.
Baca SelengkapnyaTarget ini disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letjen TNI Suharyanto.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini dilakukan secara massal dan serentak sebagai bentuk penanggulangan kejadian luar biasa atau KLB Polio.
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca Selengkapnya