Menteri PPPA: Budaya Sensor Mandiri Penting Dalam Upaya Memenuhi Tontonan Bermutu
Merdeka.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati memuji dan mendukung Budaya Sensor Mandiri yang dicanangkan Lembaga Sensor Film (LSF) agar masyarakat memiliki kemampuan dan kesadaran memilih dan memilah tontonan sesuai dengan klasifikasi usianya.
"Sosialisasi Budaya Sensor Mandiri menjadi bagian penting dalam upaya melindungi dan memenuhi hak masyarakat untuk mendapatkan tontonan dan film yang bermutu," kata Bintang melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (4/11).
Bintang mendorong semua pihak, baik kementerian/lembaga, perguruan tinggi, sekolah, organisasi profesi, masyarakat, serta para pelaku perfilman nasional agar aktif berperan serta dalam upaya memenuhi hak anak untuk mendapatkan informasi yang layak anak, termasuk melalui film.
-
Siapa yang disarankan untuk memperhatikan hiburan anak? Hassink menyarankan agar para orang tua memperhatikan isi hiburan yang ditonton oleh anak-anak mereka.
-
Siapa yang perlu terlibat dalam pendidikan seks anak? Keterlibatan semua orang tua dalam diskusi tentang seks sangat penting.
-
Siapa yang bisa bantu anak berprestasi? Dukungan dari orang tua sangat penting dalam membantu anak mencapai prestasi akademis.
-
Bagaimana negara menjamin pendidikan bagi warga negara? Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
-
Siapa yang mendukung belajar anak? Anak-anak membutuhkan dukungan dari orang dewasa yang peduli dan penuh kasih, yang membentuk lingkungan dan pengalaman mereka.
-
Siapa yang perlu berperan aktif dalam pengasuhan? 'Jadi, simpulannya, dalam pengasuhan anak pada orang lain, dituntut peran orangtua untuk dapat memaksimalkan peran pengasuhan dalam sisa waktu di rumah saat bersama anak-anak,' katanya.
Menurut Bintang, tontonan untuk anak juga harus menjadi tuntunan. Film harus bisa menjadi, bukan sekadar hiburan bagi anak, melainkan juga menjadi sumber informasi, hingga fungsi budaya dan pendidikan.
"Anak-anak dapat meniru berbagai tokoh yang ditontonnya yang berperan dalam pembentukan tren yang kemudian menjadi panutan bagi mereka. Sangat penting bagi produsen dan lembaga sensor film memahami hal ini sehingga film yang dibuat benar-benar dapat memberikan nilai-nilai positif atau ramah anak," tuturnya.
LSF melaporkan pada 2019 film dengan kategori "semua umur", yang diartikan ramah ditonton anak-anak hanya 10 persen hingga 14 persen. Jumlah anak penonton film tidak sebanding dengan jumlah film anak yang tersedia sehingga mereka beralih menonton genre film yang tidak sesuai dengan usia mereka.
Ketua LSF Rommy Fibri Hardiyanto mengatakan Budaya Sensor Mandiri bertujuan agar masyarakat mampu memilah dan memilih tontonan sesuai klasifikasi usia.
"Apalagi pada masa pandemi, masyarakat menonton apa yang disiarkan di rumah mereka, baik yang dikonsumsi secara bebas maupun berbayar," katanya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lembaga Sensor Film (LSF) tengah giat berupaya menumbuhkan kesadaran masyarakat terkait tontonan sesuai klasifikasi umur.
Baca SelengkapnyaLSF tengah giat berupaya menumbuhkan kesadaran masyarakat terkait tontonan sesuai klasifikasi umur.
Baca SelengkapnyaKetua DPR Puan Maharani telah menegaskan komitmennya untuk melindungi hak-hak anak di Indonesia.
Baca SelengkapnyaLSF di tahun 2021 menyerukan 'Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri' yakni gerakan memilah dan memilih tontonan sesuai dengan klasifikasi usia
Baca SelengkapnyaPuan mengajak Pemerintah dan semua elemen masyarakat membangun komitmen bersama untuk memastikan hak anak terpenuhi.
Baca SelengkapnyaRommy Fibri menjelaskan, spesifikasi itu yakni lulus sensor tanpa revisi atau paling sedikit revisi.
Baca SelengkapnyaPenyuluhan literasi ini mengedukasi siswa mengenai, bagaimana memilah konten media
Baca SelengkapnyaATVSI meminta pemerintah segera mengubah regulasi pada undang-undang yang sudah dianggap tidak relevan dengan kondisi saat ini.
Baca SelengkapnyaDalam tujuh tahun terakhir, Indonesia mencatatkan berbagai pencapaian gemilang di bidang kebudayaan.
Baca SelengkapnyaKunci utama dalam melindungi anak di era digital adalah membangun lingkungan yang aman dan protektif, terutama dari orang tua dan keluarga.
Baca SelengkapnyaPerempuan memiliki peran penting di era penyiaran digital saat ini.
Baca SelengkapnyaFokus perhatian LSF pada tahun ini menekankan pada pentingnya isu literasi perfilman, khususnya tontonan yang diperuntukkan untuk anak-anak.
Baca Selengkapnya