Menteri Puan sebut belajar sejarah dapat merawat persatuan bangsa
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani membuka kegiatan Lawatan Sejarah Nasional (Lasenas) Tahun 2017 di Rumah Pengasingan Bung Karno, Kota Bengkulu. Lasenas merupakan suatu perjalanan untuk melihat kembali jejak-jejak sejarah yang telah ditorehkan di Kota Bengkulu.
Sebagaimana diketahui Kota Bengkulu merupakan kota perjuangan dan tempat tokoh-tokoh pendiri bangsa diasingkan sebagai akibat perlawanan terhadap kebijakan pemerintahan Kolonial Belanda. Dalam Pembukaan Lasenas, Menko PMK mengatakan, pada masa kolonial Kota Bengkulu merupakan daerah kekuasaan Inggris yang kemudian berpindah tangan kepada kekuasaan Belanda.
Sehingga, tidak mengherankan apabila di Bengkulu dapat ditemukan adanya peninggalan-peninggalan bersejarah seperti Benteng Malborough peninggalan Inggris, dan perkebunan teh yang merupakan peninggalan Belanda.
-
Kenapa Puan Maharani kunjungi sentra tembaga? Geliat para perajin itu rupanya menarik perhatian Ketua DPR RI, Puan Maharani.
-
Kenapa Puan Maharani ingatkan pidato Bung Karno? Puan kemudian mengingatkan apa yang disampaikan Presiden Sukarno dalam pidatonya di KAA dengan judul 'Unity in Diversity Asia-Africa'. Menurutnya, hal yang disampaikan Bung Karno disebut masih relevan saat ini.
-
Siapa yang melakukan kunjungan ke Menko Perekonomian? Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket, Selasa (15/8).
-
Dimana lokasi rumah pengasingan Bung Karno? Lokasi rumah ini berada di Jalan Jeruk yang kini berganti nama menjadi Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.
-
Dimana Puan Maharani mengunjungi sentra kerajinan tembaga? Di lereng Gunung Merapi, tepatnya di Desa Tumang, Kecamatan Cepogo, terdapat sebuah sentra kerajinan tembaga dan kuningan.
-
Kapan Bung Karno diasingkan ke Bengkulu? Provinsi Bengkulu pernah menjadi tempat pengasingan Presiden Soekarno selama era sebelum kemerdekaan dalam rentang tahun 1938-1942.
Tidak hanya itu, Kota Bengkulu juga merupakan kota perjuangan dan tempat tokoh-tokoh pendiri bangsa diasingkan akibat perlawanan terhadap kebijakan pemerintahan kolonial Belanda. Beberapa tokoh itu di antaranya adalah Sentot Ali Basyah (1924) dari Jawa, Alexander Jacob Patty (1908) dari Ambon dan Ida Bagus Arka (1908) dari Bali. Pada awal 1938, Soekarno juga diasingkan ke Bengkulu oleh Pemerintah Kolonial Belanda.
"Melalui Lawatan Sejarah Nasional, mari kita ambil hikmah dan manfaat dari perjalanan bangsa dan bapak-bapak tokoh pendiri bangsa," kata Puan dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/5).
Kepada seluruh peserta Lasenas, Menko PMK berpesan untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Belajar dari sejarah, menjaga semangat persatuan dan kesatuan bangsa, mengamalkan nilai-nilai Pancasila secara konsisten dan konsekuen serta bangun terus semangat juang dan kerja keras.
Menko PMK sendiri mengapresiasi kegiatan Lasenas. Ajang ini menurutnya perlu terus dikembangkan.
"Melalui kegiatan seperti ini pulalah kita dapat merawat ingatan kita untuk belajar dan mencintai sejarah bangsa dan negeri Indonesia. Juga untuk merajut tali persaudaraan kita melalui simpul-simpul keindonesiaan yang sudah terjalin dalam memori kita bersama," jelasnya.
Selain membuka Lasenas 2017, Menko PMK juga memberikan bantuan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada 126 siswa dari total 620 siswa dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) kepada 100 orang dari total 85.731 orang di Kota Bengkulu. Serta Program Keluarga Harapan (PKH) kepada 100 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari total 5.945 KPM di Kota Bengkulu. Di kesempatan itu pula, Menko PMK memberikan kuis dengan hadiah 2 unit sepeda, 2 buah kipas angin, 3 buah kompor gas dan 3 buah rice cooker.
Turut hadir dalam pembukaan Lasenas 2017 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendi, Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti, Ketua Masyarakat Sejarah Indonesia, serta para Ketua Adat dan Budayawan Bengkulu.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kaesang berharap agar situs sejarah tersebut dapat direvitalisasi untuk generasi selanjutnya. Dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
Baca SelengkapnyaAcara bedah buku itu juga dihadiri Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Baca SelengkapnyaJaket Bung Karno, Komitmen Pemimpin Daerah Lanjutkan Perjuangan Sejahterakan Masyarakat
Baca SelengkapnyaFatoni menyebut pentingnya keberadaan museum untuk menyimpan, mengabadikan dan mendokumentasikan peninggalan sejak masa lalu.
Baca SelengkapnyaMenurut Fatoni, keberadaan benda sejarah Sumsel harus dijaga, dirawat dan dilestarikan.
Baca SelengkapnyaSambutan dari mantan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo terlihat antusias.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani melakukan kunjungan kerja ke Serbia, salah satu negara pecahan Yugoslavia yang berada di Eropa Tengah.
Baca SelengkapnyaKehadiran Ganjar disambut baik dan antusias masyarakat.
Baca SelengkapnyaGanjar napak tilas di situs-situs bersejarah di Banda Neira, khususnya rumah pengasingan Bung Hatta dan Sutan Syahrir.
Baca SelengkapnyaFoke ini bakal memanfaatkan pertemuan tersebut untuk memberikan sejumlah informasi tentang Jakarta.
Baca SelengkapnyaPutu menyampaikan komitmennya untuk mengawal seni budaya dari awal
Baca Selengkapnyapentingnya pemahaman sejarah kebangsaan sebagai landasan identitas bagi masyarakat Indonesia
Baca Selengkapnya