Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menunggu Malam di Pelataran Pengungsian Pencari Suaka

Menunggu Malam di Pelataran Pengungsian Pencari Suaka Pencari Suaka di Kalideres. ©2019 Liputan6.com/Helmi Fithriansyah

Merdeka.com - Sekelompok lelaki berdiri di pelataran eks Kodim Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (4/9. Mereka bercengkrama. Sambil melepas penat setelah seharian berada dalam gedung penampungan. Sedangkan, kaum perempuan duduk terpisah di teras gedung.

Anak-anak berlarian, saling bercanda. Sebagian lain sekadar duduk bersama sang ibu, menikmati semilir angin sembari menunggu kantuk datang.

Suasana terasa berbeda di dalam gedung eks Kodim Kalideres, tempat penampungan sementara bagi pencari suaka. Tangisan balita merengek kepanasan, terdengar hingga keluar ruangan. Sang ibu hanya bisa menenangkan seadanya. Mengibaskan kain sembari membaringkan si buah hati di sampingnya.

Orang lain juga bertanya?

"Banyak orang tidur di luar, karena di luar sedikit dingin," ungkap pengungsi asal Afghanistan, berinisial B yang ditemui Merdeka pada Rabu (4/9).

Layaknya gedung tidak terpakai, eks Kodim Kalideres tidak menyediakan listrik dan air bersih bagi para pengungsi. Untuk memenuhi kebutuhan Mandi, Cuci, Kakus (MCK), para pengungsi harus menumpang ke pertokoan di seberang jalan. Sekadar untuk merasakan air bersih.

Umumnya, mereka memilih pergi minimarket terdekat untuk sekadar mandi dan mengambil air bersih. Namun, tak jarang pula pengungsi memakai toilet di Terminal Kalideres. Jarak antara penampungan dan terminal lebih kurang 2 kilometer. Mereka tempuh dengan berjalan kaki.

"Kita enggak mau keluar banyak uang," ucap B yang enggan disebutkan nama lengkapnya.

Satu bulan terakhir listrik dan air di penampungan tersebut dihentikan. Pria 28 tahun itu bercerita, hanya ada satu toilet yang bisa digunakan di dalam penampungan. Itu pun tidak dilengkapi pasokan air bersih.

Hal senada diungkapkan Ali. Ditemui di tempat berbeda, Ali menceritakan kesulitannya memperoleh air bersih. Ali harus mencari tempat lain untuk keperluan MCK.

"Sangat sulit dan berat untuk kami, tapi tidak ada pilihan lain, karena kami tidak punya pendapatan," jelas Ali dengan bahasa Inggris yang terbata-bata.

Selain kesulitan air bersih, tidak adanya pasokan listrik juga menjadi masalah lain bagi mereka. Ali menceritakan, kehidupan di dalam gedung gelap dan pengap. Tidak ada kipas apalagi pendingin ruangan. Para pengungsi hanya bisa berbaring di dalam tenda-tenda kemah yang mereka bawa. Panas terasa.

"Banyak nyamuk!" kata Ali dalam bahasa Indonesia.

Sesekali dia dan rekannya berjalan di sekitar gedung, mencari udara segar. Namun tidak boleh terlalu lama. Setelah jam 10 malam, mereka wajib kembali ke pengungsian. Kembali berdesakan dengan ratusan pengungsi lain.

"Sangat buruk, malam tanpa listrik," imbuhnya.

Ketika malam tiba, satu-satunya cahaya yang bisa mereka andalkan hanyalah lampu dari ponsel mereka. Biasanya, para pengungsi akan mengisi baterai ponsel mereka di warung atau toko di depan penampungan. Untuk bekal penerangan di malam hari.

"Aku setiap hari charge HP di sini. Tanya ibu (penjual di depan gedung). Kemana-mana mau pergi, bawa charger," ungkap B dengan bahasa Indonesia yang cukup lancar.

Dalam gedung dua lantai itu, para pengungsi dipisahkan dalam ratusan tenda. Ada pula yang memilih menggelar tenda di luar gedung, untuk menjaring lebih banyak angin.

Berdasarkan keterangan para pengungsi yang kami temui, saat ini eks Kodim Kalideres masih menampung 600 hingga 800 orang. Para pengungsi berasal dari sejumlah negara yang tengah terlibat konflik, seperti Afghanistan, Pakistan, Sudan, dan Somalia.

Reporter Magang: Anindya Wahyu Paramita

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kisah Pilu Menyayat Hati dari Tenda Pengungsi Gaza
Kisah Pilu Menyayat Hati dari Tenda Pengungsi Gaza

Musim dingin segera tiba. Perjuangan dan penderitaan dari jutaan warga Palestina belum juga berakhir.

Baca Selengkapnya
Dua Bocah Bernasib Pilu Ditinggal Ortunya Pergi dari Rumah, Aksi Kakak Rawat Adik Seadanya bikin Hati Tersayat
Dua Bocah Bernasib Pilu Ditinggal Ortunya Pergi dari Rumah, Aksi Kakak Rawat Adik Seadanya bikin Hati Tersayat

Ditinggal orangtua, dua bocah ini harus tinggal sebatang kara. Aksi kakak rawat adik seadanya begitu menyayat hati.

Baca Selengkapnya
Seharian Cari Rezeki, Momen Badut Kelelahan Ajak Anak sampai Tertidur di Kakinya, saat Lambaikan Tangan Bikin Haru
Seharian Cari Rezeki, Momen Badut Kelelahan Ajak Anak sampai Tertidur di Kakinya, saat Lambaikan Tangan Bikin Haru

Momen haru badut kelelahan istirahat di emperan jalan. Sementara anaknya setia menemani ayah kelelahan hingga tertidur di pangkuan kakinya.

Baca Selengkapnya
Polisi Selidiki Unsur Pidana Kasus Ibu Tenggelamkan Bayi ke Ember di Jaksel
Polisi Selidiki Unsur Pidana Kasus Ibu Tenggelamkan Bayi ke Ember di Jaksel

Selain barang bukti, polisi juga telah meminta keterangan dari tiga saksi yang mengetahui kejadian tersebut.

Baca Selengkapnya
Fakta Baru Keluarga Ayah Simpan Bayi dalam Freezer, Dua Balita Tak Terurus Dirawat Dinsos
Fakta Baru Keluarga Ayah Simpan Bayi dalam Freezer, Dua Balita Tak Terurus Dirawat Dinsos

Kondisi dua balita yang ayahnya simpan jasad bayi dalam freezer.

Baca Selengkapnya
FOTO: Wajah Lelah Anak-Anak Pemudik Motor Saat Antre Berjam-jam di Pelabuhan Ciwandan
FOTO: Wajah Lelah Anak-Anak Pemudik Motor Saat Antre Berjam-jam di Pelabuhan Ciwandan

Mengantre berjam-jam untuk menaiki kapal penyeberangan menuju Sumatera membuat pemudik kelelahan, terutama anak-anak.

Baca Selengkapnya