Menurunkan Masker Hingga ke Dagu Bisa Berakibat Terinfeksi Kuman dan Virus
Merdeka.com - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengimbau warga agar tidak menurunkan masker ke dagu. Sebab dapat membuat bagian dalam masker terpapar oleh kuman atau virus yang menempel di permukaan dagu.
"Menurunkan masker ke dagu itu sama dengan mencemari bagian dalam masker dengan penyakit yang mungkin nempel di dagu. Sehingga kalau kemudian kita naikkan lagi ke atas, itu tidak memberikan makna yang baik untuk kita," ucap Yurianto dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (12/7).
Menurut Yurianto jika terpaksa harus melepas masker, maka lebih baik melepaskannya secara menyeluruh. Bukan dengan cara menurunkannya ke bawah dagu.
-
Bagaimana masker mencegah kita menyentuh wajah? Selain itu, masker juga bisa mencegah kita menyentuh hidung, mulut, atau mata dengan tangan yang mungkin terkontaminasi virus, bakteri, atau kuman.
-
Kenapa pakai masker penting? Masker bisa mencegah penyakit-penyakit tersebut karena masker berfungsi sebagai penghalang fisik yang mengurangi kontak langsung antara droplets atau tetesan cairan yang keluar dari mulut dan hidung seseorang dengan orang lain.
-
Bagaimana cara menggunakan masker? Masker sebaiknya digunakan sekitar 1-3 kali seminggu, tergantung jenis kulit. Misalnya, masker clay cocok untuk kulit berminyak dan sebaiknya digunakan setelah toner. Sementara sheet mask bisa diterapkan setelah toner tetapi sebelum serum untuk memberikan hidrasi tambahan.
"Jangan disangkutkan di dagu. Karena droplet kita, atau kuman yang ada di luar yang mungkin nempel di dagu akan pindah ke bagian dalam masker kita," jelasnya.
Jika hendak makan atau berbicara di dalam suatu forum, lebih baik melepaskan maskernya secara menyeluruh dan meletakannya dengan tidak membiarkan bagian dalam masker terpapar benda lain.
"Ini menjadi penting untuk kita," ungkapnya.
Pentingnya Kenakan Masker
Sebelumnya Achmad Yurianto mengatakan penularan virus Corona atau Covid-19 masih diyakini melalui droplet atau percikan ludah.
"Dari beberapa pemberitaan yang disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO, diyakini bahwa penularan virus ini tetap terjadi melalui droplet. Hanya yang menjadi masalah adalah micro droplet," jelas Yurianto.
Yurianto menyebut bahwa micro droplet berukuran lebih kecil dari droplet biasanya dapat melayang-layang di udara dalam tempo waktu yang cukup lama.
"Apalagi dalam ruangan yang ventilasi dan sirkulasi udaranya yang tidak maksimal," ucap dia.
Jubir menganalogikan droplet ini layaknya asap rokok. Dalam suatu ruangan tertutup yang sirkulasi udaranya tidak bagus maka asap rokok akan tertahan lama di dalam ruangan tersebut.
Hal yang sama juga terjadi untuk micro droplet. Oleh karenanya, lanjut dia bagi siapapun yang memasuki ruangan tersebut dengan hanya mengenakan face shield atau pelindung wajah tanpa masker, maka dia akan tetap mencium menghirup micro droplet yang penuh dengan Covid-19.
"Kurang lebih demikianlah droplet dari Covid-19 ini. Oleh karena itu penggunaan masker mutlak harus dilakukan. Harus dikerjakan, bukan face shield karena kita tahu pada micro droplet dia akan mengambang di udara," tegas Yurianto.
Jubir mengimbau semua pihak agar tetap mengenakan masker kendati sedang mengenakan pelindung wajah. Hal ini guna mencegah micro droplet yang ada dalam ruangan tertutup tersebut.
"Lebih baik kalau memang bisa ditambah dengan face shield tetapi menggunakan face shield saja tanpa masker tidak akan memberikan perlindungan yang maksimal," tutupnya.
Reporter: Yopi MakdoriSumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menggunakan masker adalah langkah pencegahan, bukan hanya untuk COVID-19, tapi juga berbagai macam virus lainnya.
Baca SelengkapnyaSejumlah bagian tubuh ternyata tidak boleh kita sentuh sembarangan, terutama dengan kondisi tangan yang belum steril.
Baca SelengkapnyaSering dianggap sopan dan bersih, nyatanya menutup mulut dan hidung sangat bersin dapat membahayakan diri.
Baca SelengkapnyaVirus ini sudah menyebar di Indonesia, namun belum terdeteksi menyebar di Kota Yogyakarta
Baca SelengkapnyaPolusi Udara Jakarta berada pada fase terburuk dan memicu berbagai penyakit
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaBeredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?
Baca SelengkapnyaGas-gas beracun tersebut berupa karbon dioksida, karbon monoksida, dan hidrogen sulfida yang berbahaya bila terhirup
Baca SelengkapnyaBiasanya, orang dewasa kerap mencium balita saat kumpul bersama keluarga di momen Lebaran.
Baca Selengkapnya