Merapi masih beraktivitas magmatik, BPPTKG pertahankan status waspada
Merdeka.com - Sejak 21 Mei yang lalu, status Gunung Merapi ditingkatkan menjadi waspada. Status ini terus dipertahankan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta meskipun saat ini letusan Gunung Merapi jarang terjadi.
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida menyampaikan aktivitas gempa hembusan masih terus terjadi di Gunung Merapi. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan BPPTKG belum menurunkan status Gunung Merapi.
"Aktivitas kegempaan masih terjadi. Ini menunjukkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih terjadi. Meskipun demikian, masyarakat tak perlu khawatir karena belum ada ancaman yang nyata bagi masyarakat," ujar Hanik, Rabu (6/6).
-
Apa yang terjadi di Gunung Merapi? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Apa yang terjadi di puncak Merapi? Puncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat. Jam masih menunjukkan pukul 05.30 pagi saat pemilik kanal YouTube KBS Vlog menerbangkan drone dari Pos Pengamatan Gunung Api Babadan menuju puncak Gunung Merapi pada 27 Februari 2024 lalu.
-
Mengapa Merapi mengalami gempa guguran? Gempa guguran biasanya terjadi setelah erupsi disebabkan guguran lava yang terjadi pada sistem pembentukan lava.
-
Apa yang berubah di Gunung Merapi? Perubahan bentuk kubah lava itu teramati berdasarkan analisis morfologi pada periode 30 Juni-6 Juli 2023 BPPTKG menyebut morfologi kubah lava di sebelah barat daya Gunung Merapi mengalami perubahan.
-
Bagaimana Merapi mengalami gempa guguran? 'Gempa guguran merupakan gerakan yang terekam pada alat seismogram karena fragmen lava jatuh ke bagian bawah akibat gravitasi bumi,'
-
Kenapa Gunung Marapi dinyatakan berstatus Siaga? Saat ini Gunung Marapi berada pada status level III (Siaga) dengan rekomendasi, pertama masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki atau pengunjung atau wisatawan tidak boleh memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4.5 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.
Hanik menguraikan kondisi Gubung Merapi saat ini pernah terjadi usai mengalami letusan di tahun 1872. Usai meletus di tahun itu, Gunung Merapi baru meletus kembali di tahub 1883 dengan menghancurkan kubah lava yang sudah terbentuk.
"Erupsinya di antara 1872 hingga 1883 erupsinya seperti (sekarang) ini. Bisa jadi indikasi aktivitas selanjutnya," papar Hanik.
Sementara itu, Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG, Agus Budi Santoso menjabarkan akhir seri letusan freatik merupakan pembuka dari letusan magmatik berikutnya. Pada tahun 1939, letusan freatik terakhir terjadi sebelum letusan disertai kubah lava sebulan sebelumnya.
"Saat ini aktivitas Gunung Merapi menandakan siklus magmatik berikutnya. Letusan magmatik sangat intensif dengan ditandai dengan awalan kegempaan vulkano tektonik (VT) dan hembusan yang cukup tinggi. Sekarang juga diikuti data pemantauan yang sepertinya jadi indikasi awal erupsi magmatik berikutnya. Apakah sebulan berikutnya erupsi magmatik seperti 1939? Kita tak tahu," ujarnya," ulas Agus.
Meskipun demikian, Agus menguraikan ancaman bagi masyarakat masih sebatas abu vulkanik. Tetapi, Agus meminta agar masyarakat tetapi mematuhi arahan dari BPPTKG.
"Masyarakat masih aman selama beraktivitas di luar jarak tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi," tutup Agus.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik serta mewaspadai bahaya lahar.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi kembali menunjukkan keaktifannya, Jumat (28/7) malam. Gunung di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu meluncurkan awan panas guguran sejauh 1,5 Km.
Baca SelengkapnyaRangkaian letusan dan rupsi Gunung Marapi secara tidak kontinyu telah terjadi sejak 3 Desember 2023 hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaGuguran lava pijar itu meluncur ke arah barat daya atau Kali Bebeng.
Baca SelengkapnyaDentuman Terdengar saat Erupsi Gunung Marapi, Ini Penjelasan Badan Geologi
Baca SelengkapnyaMorfologi kubah lava di puncak Gunung Merapi juga mengalami perubahan.
Baca SelengkapnyaWarga dan wisatawan tidak melakukan aktivitas dengan radius 3 kilometer dari puncak Gunung Marapi.
Baca SelengkapnyaSesar Opak membujur dari selatan ke utara melewati sejumlah daerah di DIY. Kawasan yang berada di dekat sesar ini masuk zona merah gempa bumi
Baca SelengkapnyaPuncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat.
Baca SelengkapnyaPendaki dan wisatawan diimbau untuk tidak memasuki kawasan Gunung Marapi yang berstatus siaga III.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru masih berstatus siaga atau level III, sehingga masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara.
Baca SelengkapnyaMasyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki diminta tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4.5 km dari puncak
Baca Selengkapnya