Merayakan tradisi Natal dalam bingkaian budaya Indonesia
Merdeka.com - Indonesia memiliki beragam suku, budaya, dan adat istiadat yang masih kuat di sejumlah daerah. Hal itu pula yang dirasakan para pemeluk agama Nasrani dalam merayakan hari Natal.
Tradisi dalam merayakan hari Natal pun berbeda-beda di masing-masing daerah di Indonesia. Masing-masing punya ciri khasnya tersendiri.
Seperti beberapa daerah berikut ini yang dilansir merdeka.com dari situs kebudayaan.net, Selasa (24/12):
-
Mengapa puisi Natal di Sumatera Utara beragam? Berikut puisi Natal yang merdeka.com lansir dari berbagai sumber:
-
Apa yang dirayakan saat Natal? Natal merupakan hari raya umat Kristiani yang diperingati setiap 25 Desember.
-
Gimana cara merayakan natal? Ada beberapa cara merayakan Natal yang bisa dilakukan bersama keluarga yang sejalan dengan apa arti Natal, di antaranya: Menghias Pohon Natal, Saling Tukar Kado, Menonton Film, Membuat Kue Khas Natal, Berdoa Bersama
-
Apa yang dirayakan di Natal? Meskipun saat ini Natal identik dengan tanggal 25 Desember, sejarah mencatat bahwa perayaan ini baru dimulai berabad-abad setelah kelahiran Yesus Kristus.
-
Bagaimana cara merayakan Natal di Sumatera Utara? Agar suasana Natal semakin hangat dan meriah, Anda bisa memberikan puisi Natal untuk orang-orang terdekat.
-
Bagaimana Natal dirayakan di Sumatera Utara? Selain itu, sambutan Natal juga memberikan kesempatan bagi kita untuk merenungkan arti kehidupan, bersyukur atas berkat yang telah diterima, serta mengevaluasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi di tahun yang akan datang.
1. Yogyakarta
Nuansa kebudayaan Yogyakarta sangat kental terasa saat kaki kita menginjak daerah ini. Termasuk dalam perayaan Natalnya. Para pendeta memimpin ibadah saat Natal dengan memadu padankan kebudayaan Jawa yakni memakai beskap dan blangkon serta menggunakan bahasa Jawa halus.
Ada juga pertunjukan wayang kulit yang biasanya bertema kelahiran Yesus Kristus. Di kota istimewa ini, juga dikenal tradisi saling mengunjungi rumah tetangga atau saudara laiknya hari raya Idul Fitri. Anak-anak pun pulang dengan membawa angpau.
2. DKI Jakarta
Ibukota DKI Jakarta juga tak mau ketinggalan dalam mempertahankan tradisi Natal. Seperti di daerah Kampung Tugu, Semper Barat, Kecamatan Koja, Jakarta Utara ini. Kampung Tugu yang dikenal sebagai pemukiman warga keturunan Portugis merayakan Natal dengan cara rabo-rabo. Rabo-rabo adalah bermain musik keroncong dan menari bersama sambil berkeliling kampung mengunjungi sanak saudara.
Sebelum melakukan rabo-rabo, warga berziarah dulu ke kuburan di samping gereja. Setiap penghuni rumah yang dikunjungi, wajib mengikuti rombongan sampai ke rumah orang yang terakhir didatangi.
Puncaknya, tradisi mandi-mandi. Warga Kampung Tugu berkumpul di rumah keluarganya, lalu saling mencoret muka dengan bedak putih. Ini diartikan sebagai simbol untuk membersihkan diri dari segala kesalahan yang telah lalu.
3. Bali
Pulau Bali memang lebih banyak pemeluk agama Hindu. Namun bukan berarti pemeluk agama Kristen di Pulau Dewata ini sedikit. Banyak juga pemeluk agama Kristen di Bali yang tetap mengembangkan tradisi Natal.
Dalam merayakan Natal, mereka memakai pakaian khas daerah seperti kebaya, selendang, kain kamen, dan destar. Warna-warna yang biasa dipakai adalah hitam dan putih. Gerejanya biasanya dihias dengan ornamen khas Bali yang bernama penjor, yaitu batang bambu yang dihias dengan janur.
4. Sumatera Utara
Hampir serupa dengan perayaan Idul Adha umat Islam, pemeluk agama Kristen di Sumatera Utara juga menyembelih hewan kurban pada saat Natal. Tradisi menyembelih hewan ini diartikan sebagai bentuk kebersamaan dan gotong royong.
Hewan kurban ini biasanya dibeli setelah mereka menabung bersama-sama beberapa bulan sebelum perayaan Natal. Jika hasil patungan banyak, warga bisa membeli kerbau untuk disembelih. Jika hanya sedikit, maka hanya bisa menyembelih babi. Tradisi Marbinda ini menjadi ruang untuk mempererat tali silaturahmi antarkelompok dan antar agama.
5. Toraja
Setiap Natal tiba, Pemda Toraja menggelar Festival Budaya dan Pariwisata bernama 'Lovely December'. Festival ini dibuka dengan pemotongan kerbau belang pada awal Desember dan berakhir tanggal 26 Desember dengan arak-arakan yang disebut lettoan.
'Lovely December' bukan hanya untuk pemeluk agama Kristen. Tapi masyarakat umum pun bisa ikut di dalamnya. Di festival ini, para pengunjung dapat menikmati karnaval, bazaar Natal, kontes kerbau, aneka acara adat, pentas seni, pameran kerajinan tangan, dan kuliner. Masyarakat Toraja juga menghias rumah, kantor, dan gereja.
6. Manado
Berbeda dengan daerah yang lain, di Manado, perayaan Natal sudah digelar jauh-jauh hari yakni mulai 1 Desember. Perayaan ini disebut pra Natal. Selama itu, para pejabat Pemda melakukan Safari Natal yang setiap harinya mereka mengikuti ibadah di setiap kecamatan yang berbeda.
Ada juga perayaan pawai keliling kota. Rangkaian perayaan Natal ini berakhir pada Minggu pertama Januari dengan tradisi kunci taon. Dalam tradisi ini, warga melakukan pawai keliling dengan menggunakan kostum-kostum unik.
7. Ambon
Natal di Ambon identik dengan bunyi sirine kapal dan lonceng gereja yang dibunyikan serentak pada tengah malam 24 Desember. Momen ini juga identik dengan pertemuan keluarga besar.
8. Flores
Di Flores, Natal dirayakan dengan ledakan meriam bambu di hampir semua sudut kota pada malam Natal. Pemuda dan pemudi di daerah ini biasanya begadang semalaman pada 24 Desember sambil bermain kembang api dan minum moke (sejenis minuman keras khas Flores).
9. Papua
Daerah ujung Indonesia ini punya tradisi barapen atau bakar batu dalam merayakan Natal. Barapen yaitu sebuah ritual kuliner lokal untuk mengolah babi. Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan kebahagiaan Natal. Selain itu, banyak tempat yang dihias dengan dekorasi bertemakan kelahiran Yesus. Lagu-lagu Natal pun diputar selama 24 jam.
(mdk/cza)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setiap perayaan Natal berkumpul bersama keluarga sambil ditemani kue-kue khas Natal selalu jadi pengalaman yang paling menyenangkan.
Baca SelengkapnyaMomen Natal dan Tahun Baru dimanfaatkan masyarakat untuk berlibur.
Baca SelengkapnyaDi berbagai daerah, perayaan hari raya Idul Adha disambut meriah dengan berbagai tradisi.
Baca SelengkapnyaTradisi Lebaran bukan cuma soal mudik dan makan ketupat. Di berbagai daerah banyak sekali tradisi dilakukan secara turun temurun dan hanya ada saat Lebaran.
Baca SelengkapnyaDengan beragam budaya yang ada di Indonesia, setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda-beda dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Baca SelengkapnyaBerbagai macam perayaan menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad di tiap daerah di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSetiap wilayah di Indonesia punya caranya masing-masing dalam menyambut Hari Lebaran
Baca SelengkapnyaTari tradisional memiliki ciri khas yang menunjukkan identitas dan keunikan dari daerah asalnya.
Baca SelengkapnyaPihak cenderung menolak praktik budaya dan kearifan lokal seringkali belum memahami agama dengan komprehensif.
Baca SelengkapnyaPerayaan Idul Fitri di berbagai daerah biasanya dipadukan dengan kebiasaan masyarakat justru menguatkan semangat toleransi.
Baca SelengkapnyaTak sekedar menyambut Tahun Baru Islam, tradisi Malam 1 Suro ini juga sebagai bentuk pelestarian budaya yang sudah mengakar di masyarakat.
Baca SelengkapnyaIntip tradisi sambut hari Maulid Nabi yang berlangsung di Pulau Sumatra setiap tahunnya.
Baca Selengkapnya