Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mereka berdalih tidak tahu dan tak lihat kongkalikong korupsi e-KTP

Mereka berdalih tidak tahu dan tak lihat kongkalikong korupsi e-KTP gedung KPK. ©2012 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Dalam beberapa hari terakhir, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) gencar memanggil dan memeriksa sejumlah politisi nasional. Mereka yang namanya disebut dan diduga kecipratan aliran dana korupsi proyek KTP elektronik atau e-KTP.

Pekan ini dan pekan depan KPK bakal sibuk melakukan pemeriksaan kasus korupsi e-KTP secara maraton. Sebab, dalam persidangan banyak fakta-fakta yang mengungkap jika aliran dana mengucur ke sejumlah anggota DPR. Indikasi aliran dana menjadi salah satu konsen KPK.

Dua hari terakhir, beberapa politisi tenar bergantian keluar masuk gedung KPK untuk menghadap penyidik. Ada trio politisi PDIP, dimulai dari Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey. Politisi PKB Abdul Malik Haramain juga tak luput dari pemeriksaan penyidik KPK. Mereka ditanya seluk beluk pembahasan proyek e-KTP dan aliran dana yang diduga masuk ke kantong mereka.

Yasonna disebut menerima dana USD 84.000 di ruang kerjanya. Ganjar Pranowo dan Olly disebut-sebut masing-masing menerima USD 520.000. Sedangkan Abdul Malik, dalam surat dakwaan milik Irman dan Sugiharto, disebut menerima USD 37.000. Dengan kompak mereka menjawab tidak tahu dan tidak lihat ada uang puluhan dolar AS yang diduga berseliweran diberikan ke kantong para politisi senayan.

Usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi untuk tersangka Andi Narogong, Malik menuturkan, selama proses pembahasan proyek tersebut, dia selalu mengikuti rapat. Namun, dia berdalih jika ada pertemuan di luar rapat resmi, dia tidak pernah menghadirinya.

"Saya enggak tahu, saya enggak ngerti, saya tahunya bahwa uang ini ke sini, uang ini ke situ, setelah kasus ini dibuka, sebelumnya saya enggak pernah tahu dan enggak paham," kata Malik, Selasa (4/7).

"Saya tidak pernah ikut rapat di luar rapat resmi," imbuhnya.

Disinggung, banyaknya anggota Komisi II DPR yang mengaku mendapat tawaran uang dari Mustokoweni, dia menegaskan tidak pernah mengalami hal tersebut. Pun saat disinggung pengetahuannya tentang adanya bagi bagi jatah di Komisi II DPR, dia mengatakan tidak tahu menahu. Dia justru mengaku baru mengetahui adanya pembagian uang melalui media.

"Enggak pernah terima, enggak pernah ditawarkan. Saya dengarnya sekarang saja ketika ditulis di media," terang dia yang menjabat sebagai Kapoksi Fraksi PKB di Komisi II DPR periode 2009-2014.

Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey membantah seluruh fakta persidangan yang terkuak terkait korupsi proyek e-KTP. Dia juga meyakini namanya tidak tercantum pada surat tuntutan milik dua terdakwa Irman dan Sugiharto.

"Biarin saja. Enggak ada nama saya, kalau dakwaan ada, tapi tuntutan tidak ada," ujar Olly seusai menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (4/7).

Sambil berlalu meninggalkan gedung KPK, mantan wakil ketua Banggar DPR periode 2009-2014 itu juga menampik keterangan para saksi yang menyebutkan dirinya ikut menerima uang korupsi. "Enggak ada, kan di pengadilan sudah saya jelaskan," ujarnya singkat.

Setali tiga uang, Yasonna juga membantah kecipratan uang korupsi e-KTP. Bahkan dia mengaku kaget begitu mengetahui namanya disebut.

"Saya kaget mendengar nama saya dicatut dan dituduh menerima dana bancakan e-KTP. Saya tidak pernah menerima dana tersebut dan tidak pernah berhubungan dengan para terdakwa dalam proyek e-KTP," ungkap Yasonna.

"Keterangan dari Miryam yang menyebutkan keterangan Yasonna sebagai Kapoksi Komisi II DPR pada saat Ganjar Pranowo menjabat salah satu pimpinan di Komisi II adalah keliru," tegasnya.

Ganjar Pranowo tidak ambil pusing dengan segala keterangan dan tudingan beberapa saksi yang menyebutnya menerima USD 520.000 terkait proyek senilai Rp 5,9 triliun itu.

Namun politisi PDI-Perjuangan ini tidak menampik kongkalikong proyek tersebut memang ada. Namun dugaan tersebut memang tidak dilaporkannya. Ganjar berdalih tidak melihat secara langsung kongkalikong itu.

Ganjar menampik banyaknya tekanan kepadanya sehingga membuatnya tidak melaporkan dugaan tindak pidana korupsi yang merugikan negara Rp 2,3 triliun itu.

"Enggak. Wong kita enggak lihat, barangnya aja enggak," kata Ganjar seusai menjalani pemeriksaan, Selasa (4/7).

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
KPK Sebut Sudah Ada Beberapa Tersangka Korupsi di Pemprov Kaltim
KPK Sebut Sudah Ada Beberapa Tersangka Korupsi di Pemprov Kaltim

Tessa mengatakan bahwa penyidik KPK juga masih melakukan penggeledahan.

Baca Selengkapnya
KPK Geledah Kantor Perusahaan Sekuritas Sidik Korupsi PT Taspen, Sejumlah Barang Bukti Disita
KPK Geledah Kantor Perusahaan Sekuritas Sidik Korupsi PT Taspen, Sejumlah Barang Bukti Disita

Tessa mengatakan tim penyidik KPK saat ini sedang mendalami berbagai alat bukti yang disita dalam penggeledahan tersebut untuk disertakan dalam berkas perkara.

Baca Selengkapnya
KPK Cegah 3 Orang Keluar Negeri Terkait Korupsi Proyek Tol Trans Sumatera, Ini Identitasnya
KPK Cegah 3 Orang Keluar Negeri Terkait Korupsi Proyek Tol Trans Sumatera, Ini Identitasnya

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencegah tiga orang terkait penyidikan dugaan korupsi pengadaan lahan untuk Tol Trans Sumatera.

Baca Selengkapnya
Hasto Usai Diperiksa KPK: Saya Tidak Kedinginan, Dapat Kopi dan Makan Gado-Gado
Hasto Usai Diperiksa KPK: Saya Tidak Kedinginan, Dapat Kopi dan Makan Gado-Gado

Hasto melanjutkan, dalam pemeriksaan dirinya membantah kenal baik dengan tersangka kasus tersebut.

Baca Selengkapnya
Mantan Anggota DPR MSH Dipanggil KPK terkait Korupsi E-KTP
Mantan Anggota DPR MSH Dipanggil KPK terkait Korupsi E-KTP

KPK memanggil eks Anggota DPR RI MSH untuk diperiksa terkait penyidikan dugaan korupsi E-KTP.

Baca Selengkapnya
KPK Pastikan Penyidik Bebas dari Muatan Politik
KPK Pastikan Penyidik Bebas dari Muatan Politik

Pemanggilan dan pemeriksaan dipastikan tetap menjunjung tinggi asas hukum yang berkeadilan.

Baca Selengkapnya
KPK Ungkap Ada Pengembalian Uang Ketika Korupsi PT Telkom Terendus
KPK Ungkap Ada Pengembalian Uang Ketika Korupsi PT Telkom Terendus

Tessa menegaskan, hal tersebut tidak menutipi kejahatan tindak pidana korupsi.

Baca Selengkapnya
KPK Cegah 2 Pejabat BUMN ke Luar Negeri Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan Lahan HGU di PTPN XI
KPK Cegah 2 Pejabat BUMN ke Luar Negeri Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan Lahan HGU di PTPN XI

Ali mengatakan, pencegahan ke luar negeri dilakukan selama enam bulan ke depan hingga Desember 2023.

Baca Selengkapnya
Transaksi Dana Kampanye Janggal PPATK Bukti Dana Partai Politik Tidak Transparan
Transaksi Dana Kampanye Janggal PPATK Bukti Dana Partai Politik Tidak Transparan

Ternyata, dana ini tidak mengalami pergerakan yang signifikan, namun terjadi perputaran dana hingga mencapai triliunan rupiah

Baca Selengkapnya
KPK Bidik Anggota DPR dari Gerindra, Kasus Apa?
KPK Bidik Anggota DPR dari Gerindra, Kasus Apa?

KPK membidik kasus korupsi yang menyeret anggota komisi XI DPR RI dan anggota BPK.

Baca Selengkapnya
Beredar Isu Dugaan Pemerasan Pimpinan di Kasus Korupsi Kementan, Begini Respons KPK
Beredar Isu Dugaan Pemerasan Pimpinan di Kasus Korupsi Kementan, Begini Respons KPK

Beredar dugaan pemerasan yang dilakukan pimpinan KPK di kasus korupsi Kementan.

Baca Selengkapnya
KPK Dikabarkan Lakukan OTT di Bondowoso, Nurul Ghufron: Ya Benar
KPK Dikabarkan Lakukan OTT di Bondowoso, Nurul Ghufron: Ya Benar

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dikabarkan kembali melakukan operasi tangkap tangan (OTT). Kali ini, petugas KPK melakukan OTT di Bondowoso, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya