Mereka kewalahan padamkan kebakaran hutan di Indonesia
Merdeka.com - Dampak bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan gambut semakin memprihatinkan. Kabut asap yang semakin pekat menelan korban jiwa, terutama bayi dan anak-anak yang menghembuskan nafas terakhir akibat terserang penyakit saluran pernafasan atau ISPA.
World Resources Institute (WRI) mencatat, muncul lebih dari 90.000-100.000 titik kebakaran hutan selama 2015 di Tanah Air, ekuivalen dengan 2 miliar ton CO2 terbuang ke udara. Selama satu dasawarsa ini, Indonesia konsisten masuk 10 besar negara di dunia yang menyumbang emisi karbon tertinggi. Khususnya dari pembakaran lahan gambut.
Pemerintah semakin intens menggelar rapat koordinasi penanganan kebakaran hutan. Pelbagai strategi coba dijalankan. Termasuk yang awalnya menolak bantuan asing, akhirnya menerima bantuan negara lain untuk pemadaman api yang membakar lahan gambut. Ribuan tentara diterjunkan ikut memadamkan api di titik-titik kebakaran di Sumatera dan Kalimantan.
-
Dimana kebakaran terjadi? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Bagaimana cuaca panas ekstrem memicu kebakaran hutan? Cuaca panas ekstrem dapat memicu percikan apik di area hutan, kemudian semakin menyebar dan menyebabkan kebarakan dalam skala besar.
-
Di mana kebakaran terjadi? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan.
-
Di mana saja gunung berapi yang sering meletus di akhir tahun? Bencana ini biasanya terjadi beberapa wilayah tertentu yang sudah menjadi langganan, seperti erupsi gunung Marapi di Sumatera Barat dan Anak Krakatau.
-
Dimana lokasi kebakaran? Pabrik Mainan Kader adalah pabrik mainan Thailand yang memproduksi boneka mainan dan boneka plastik berlisensi. Mainan-mainan yang diproduksinya ini terutama ditujukan untuk ekspor ke Amerika Serikat dan negara maju lainnya.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan akibat kebakaran hutan? Penyelidikan mengenai satu di antara faktor kebakaran hutan adalah membakar lahan secara langsung oleh pemilik perusahaan sawit dengan tujuan pembukaan lahan baru.
Lima pesawat jenis air traktor dikerahkan untuk memadamkan sumber api, di samping dua pesawat Rusia yang bisa membawa 5000 liter. Sekitar 29.000 personel dari berbagai unsur dikerahkan. Mereka disebar di Sumatera Selatan, Riau Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan lain-lain, yang memiliki persoalan asap. Pemerintah mengerahkan 26 pesawat dengan kapasitas 36.000 liter air. Selain juga menggunakan pesawat dengan kemampuan 500.000 liter. Tapi itu semua tidak semudah membalikkan telapak tangan. Alat-alat canggih dengan teknologi terbaru belum berhasil memadamkan api.
Api lahan gambut yang sudah dipadamkan berpotensi muncul kembali jika tidak terus dijaga. Pemerintah mulai menunjukkan kewalahan memadamkan kebakaran hutan. Merdeka.com mencatatnya, berikut paparannya.
Menteri Kehutanan Siti Nurbaya
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, hingga saat ini masih berjibaku terkait kebakaran hutan dan lahan di beberapa provinsi di Indonesia. Dia mengeluh setelah mengetahui betapa sulitnya memadamkan api di lahan gambut.
Area hutan yang terbakar, kata Siti Nurbaya sangat luas, dengan tingkat kesulitan pemadaman yang sangat tinggi. Dari sekian lahan yang terbakar, sekitar 550 ribu hektar adalah lahan gambut. Khusus lahan gambut, proses penanganannya butuh waktu ekstra dan kerja keras.
"Lahan gambut itu meski api di atasnya terlihat sudah mati, tetapi 5, 6 sampai 8 meter ke dalam, ada rongga-rongga dan bara apinya. Tetapi yang saya lihat Selasa kemarin, betapa sulitnya kalau gambut sudah terbakar," kata Siti saat melawat ke Batu, Malang, Kamis (22/10).
Malaysia dan Singapura
Beberapa negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura dan Australia turut serta dalam upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan gambut di Indonesia. Mereka pun mengakui, bahwa proses pemadaman tidaklah mudah, terutama untuk pemadaman lahan gambut.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengungkapkan sebagian negara sudah menarik bantuannya dengan berbagai alasan.Â
"Waktu saya ke lokasi kebakaran, Malaysia dan Australia sudah kembali (pulang). Autralia menarik pesawatnya karena di sana juga ada kebakaran hutan," kata Siti Nurbaya di Jatim Park Batu, Jawa Timur, Kamis (22/10).
Malaysia, kata Nurbaya, hanya punya waktu seminggu untuk membantu Indonesia sehingga harus kembali ke negaranya. Karena itu, Pemerintah Indonesia akan meminta kembali beberapa negara untuk ikut membantu memadamkan kebakaran. "Kita akan minta lagi. Mereka mengakui, bilang susah sekali," katanya.
Menko Polhukam Luhut Panjaitan
Menko Polhukam, Luhut Panjaitan, mengakui pemerintah banyak menemukan kendala dalam menangani kabut asap dampak dari kebakaran hutan yang terjadi di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Setidaknya, dia menyebut tiga alasan sulitnya mengatasi kabut asap ini.Â
"Kami menghadapi masalah lahan gambut yang terbakar dengan Elnino yang lama ini masih jadi kendala. Visibility (jarak pandang) masih naik turun, titik hotspot juga sudah menurun tapi belum hilang sepenuhnya," kata Luhut usai melakukan pertemuan dengan pimpinan DPR, Jumat (16/10).
Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo secara tegas mengakui bahwa pemerintah Indonesia yang meminta bantuan dari negara lain. Bukan tanpa sebab Jokowi meminta bantuan dari tetangga. Menurut kepala negara, bukan hal mudah memadamkan kebakaran di lahan gambut. "Karena menangani gambut berbeda dengan menangani kebakaran hutan biasa," tegasnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sementara BNPB sejak Sabtu (31/8) terus melakukan water boombing dari udara ke lokasi Karhutla Kawasan Gunung Arjuno untuk Wilayah Kabupaten Malang dan Pasuruan
Baca SelengkapnyaButuh hampir waktu sekitar 5 jam, api yang membakar kawasan hutan tersebut sudah bisa dikendalikan.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai marak terjadi di Sumatera Selatan bersamaan dengan datangnya puncak musim kemarau.
Baca SelengkapnyaProses pemadaman kebakaran di Taman Nasional Way Kambas memerlukan waktu yang cukup lama karena medan yang sulit diakses oleh kendaraan pemadam.
Baca SelengkapnyaLaporan sementara, kebakaran berada di beberapa blok TN Gunung Ciremai yang berlokasi di Desa Pasawahan, Kecamatan Pasawahan.
Baca SelengkapnyaTitik api pertama kali terdeteksi di kawasan hutan di sekitar Pura Pengubengan pada ketinggian kurang lebih 2000 mdpl pada Minggu (13/10).
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan semakin meluas. Selain Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir, api mulai bermunculan di Banyuasin.
Baca SelengkapnyaKarhutla terparah terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.
Baca SelengkapnyaAreal yang terbakar berpotensi meluas karena angin berembus kencang di lokasi kebakaran.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, kebakaran terjadi di kawasan hutan di lereng Gunung Agung, di Kabupaten Karangasem, Bali, dan hingga kini masih ada titik api yang belum padam.
Baca SelengkapnyaApi yang membakar ratusan hektare hutan dan lahan itu masih belum padam.
Baca Selengkapnyakebakaran hutan seluas lima hektar di kawasan wisata Gunung Tangkuban Perahu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, dipastikan sudah padam.
Baca Selengkapnya