Mereka ramai-ramai menolak LGBT berkembang di dalam negeri
Merdeka.com - Kabar kaum Lesbian, Gay, Bisex dan Transgender (LGBT) kembali marak di dalam negeri. Isu itu berhembus pascaterendusnya ada organisasi yang menjadi wadah bagi kaum LGBT di Universitas Indonesia (UI).
Di mana kabar itu menyebut jika di kampus favorit tersebut acap kali memfasilitasi para LGBT bersosialisasi dan berdiskusi.
Selidik punya selidik, komunitas yang dituding mengarah ke dukungan terhadap kaum LGBT yang tumbuh di Kampus UI yakni, Support Group and Resource Centre on Sexuality Studies Universitas Indonesia (SGRC UI).
-
Siapa yang termasuk dalam LGBTQ? Ini merupakan komunitas yang merujuk pada jenis identitas seksual lain selain heteroseksual.
-
LGBTQ adalah apa? LGBTQ adalah singkatan dari Lesbian Gay Biseksual Transgender Queer. Ini merupakan komunitas yang merujuk pada jenis identitas seksual lain selain heteroseksual.
-
Apa yang membuat kampus heboh? Udinus jadi heboh karena Azizah Salsha dan Pratama Arhan mampir.
-
Bagaimana cara memahami LGBTQ? Penting bagi masyarakat untuk mnegedukasi diri sendiri terkait isu LGBTQ yang ada di masyarakat.
-
Siapa saja yang kuliah di UT? 'Jadi pasti banyak yang tanya masuk UT terpercaya nggak? Siapa saja alumninya? Ada banyak nama-nama tokoh atau publik figurnya karena mereka tetap harus meniti karier, tapi juga harus mengenyam pendidikan berkualitas,' katanya.
-
Mengapa LGBTQ perlu dipahami? Dengan pemahaman ini, diharapkan setiap masyarakat bisa bijak dalam bersikap terhadap kelompok LGBTQ.
Ramai digunjingkan, pihak SGRC UI pun angkat bicara. Chairperson SGRC UI Prameswari Noor mengungkapkan jika hubungan organisasi itu dengan pihak UI berjalan lancar.
"Hubungan kami dengan Universitas Indonesia selama ini sangat baik," ujar Prameswari dalam siaran persnya beberapa waktu lalu.
Dia berdalih jika aktivitas di SGRC sama seperti kelompok kajian lainnya dan masih berbasis di kampus UI.
"Kegiatan kami juga berbasis di wilayah kampus UI, poin inilah yang menjelaskan kenapa kami menggunakan logo dan nama UI di dalam komunitas kami," ujarnya.
Meski bantahan sudah dilontarkan pihak SGRC, namun beberapa pihak meyakini jika komunitas tersebut erat kaitannya dengan kaum LGBT.
Alhasil, kini sudah terlanjur banyaknya aksi penolakkan terhadap kaum LGBT. Beberapa orang bahkan menegaskan jika tidak ada tempat untuk kaum LGBT di dalam negeri.
Berikut deretan orang yang menolak kaum LGBT di Indonesia :
Menristekdikti naik pitam di UI ada komunitas LGBT
Menteri Riset Teknologi Pendidikan Tinggi, M Nasir terkejut soal kabar adanya kaum LGBT yang berkembang di kampus UI. Nasir pun lantas bergegas menghubungi pihak UI untuk mendapatkan informasi."Masa kampus untuk itu? ada standar nilai dan standar susila yang harus dijaga. Kampus adalah penjaga moral," kata Nasir.Namun dia lega, setelah mendapat konfirmasi dari pihak kampus bahwa organisasi itu dilarang. Menurutnya keberadaan LGBT di dunia pendidikan bisa menjadi ancaman bagi moralitas bangsa. Terlebih lagi kultur budaya Indonesia yang sangat menjunjung tinggi norma budaya dan agama. "Keberadaan kelompok LGBT bisa merusak moral bangsa dan kampus sebagai penjaga moral semestinya harus bisa menjaga betul nilai-nilai susila dan luhur bangsa Indonesia," imbuhnya.
PBNU: LGBT membahayakan!
Ketua Umum Pengurus Besar Nadlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mendukung penuh pernyataan Menteri Riset Teknologi Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir, yang melarang para LGBT masuk kampus. Kata Said, LGBT sudah berada pada level membahayakan."Ini membahayakan! Saya setuju menristekdikti melarang masuk kampus, supaya kampusnya berwibawa," tutur Said.Said berdalih, praktik LGBT jelas merusak moral generasi. Bahkan bertentangan dengan fitrah manusia yang terlahir dengan kodratnya masing-masing. Meskipun berdasarkan landasan Hak Asasi Manusia (HAM) setiap orang berhak untuk berekspresi."Bukan hanya bertabrakan dengan agama ya, tapi dengan fitrah manusia kecuali yang waria memang sejak lahir. Kalau dibikin-bikin mendadak, kemayu, itu tidak," ujarnya.
PKS sebut LGBT jelas banyak mudharatnya
Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini menilai LGBT yang salah satunya berupa hubungan sesama jenis, jelas melanggar norma agama dan hukum positif. Dua hukum ini, menurut Jazuli, adalah pegangan dalam hidup bernegara di Indonesia."Bisa saja negara lain, seperti di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa melegalkan, tapi identitas dan karakter negara kita beda. Dasar negara kita Pancasila dan negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa," tegasnya.Jazuli menambahkan, meski Indonesia bukan negara agama, tapi nilai ajaran agama dijunjung tinggi, bahkan mendasari kehidupan berbangsa dan bernegara, makanya lahir sila pertama Pancasila tersebut. Sehingga, jelas Indonesia bukan negara liberal."Tidak ada agama yang melegalkan hubungan sesama jenis karena jelas mudaratnya (kerusakannya). Demikian pula dengan hukum positif juga melarangnya," kata Anggota DPR asal Banten ini.
PKB: Tidak ada tempat untuk LGBT
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menolak keras berkembangnya kaum LGBT yang marak diperbincangkan publik akhir-akhir ini.Menurut Sekjen PKB, Adbul Kadir Karding, LGBT ditolak karena ditentang agama. Semua agama kata dia tak membolehkan adanya perkawinan sejenis. "Tidak ada agama yang memperbolehkan perkawinan sejenis. Secara ajaran agama, sudah kita tanya dan buka bukunya memang itu perbuatan dilarang dan mengkhianati Allah. Apapun risikonya, orang mau bicara alasan lain, tidak ada tempat untuk itu," tegas Abdul.
Ustaz
Ustaz Yusuf Mansyur pun angkat bicara terkait kabar berkembangnya kaum LGBT di dalam negeri. Yusuf menilai ada segelintir orang yang hanya ikut-ikutan dalam mendukung keberadaan kaum LGBT di Indonesia."Tapi ada juga yang tahu tapi pengen membangkang. Kasih tahu soal adzab Allah. di sini diperlukan regulator, UU, proteksi dari pemerintah terhadap kerusakan moral. Nah, mereka bilang mendukung orang yang perilaku menyimpang itu sebagai bentuk kasih sayang. Temen-temen itu terbalik, terhadap yang mendukung bilang sayang, karena menjerumuskan," tuturnya.Dia menegaskan keberadaan LGBT tidak diperbolehkan meskipun dengan alasan atas nama cinta serta HAM."Kalau atas nama cinta, jadi misalnya begini kita sama-sama punya istri, terus ane suka istri ente, ente suka istri ane. Dalilnya atas nama cinta, boleh nggak? Nggak kan. Intinya harus ada aturan, kalau nggak ada aturan binatang namanya. Sedangkan binatang kan juga punya aturan," tandasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada dua poin yang disampaikan dalam surat edaran larangan LGBT di FT UGM ini.
Baca Selengkapnya"Tidak ada satupun dari agama-agama tersebut yang mentolerir praktik LGBT," tegas Anwar Abbas.
Baca SelengkapnyaRencana diadakannya pertemuan komunitas LGBT se-ASEAN di Jakarta pada bulan Juli ini menimbulkan polemik dari berbagai pihak, tak terkecuali MUI.
Baca SelengkapnyaMuhammad Taufik Zoelkifli mengatakan, LGBT bertentangan dengan norma agama dan Pancasila.
Baca SelengkapnyaPertemuan LGBT bertajuk ASEAN Queer Advocacy Week ini nantinya akan digelar di luar Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan pantauan, di sekitar pohon tersebut memang banyak tisu dan botol minuman keras.
Baca SelengkapnyaKabar tersebut diunggah salah satu akun media sosial.
Baca SelengkapnyaArief mengingatka Indonesia memiliki ideologi Pancasila sehingga perkawinan sesama jenis tidak boleh dibairkan.
Baca SelengkapnyaHutan Kota UKI Cawang Diduga jadi Tempat LGBT, Ini Tindakan Pemprov DKI
Baca SelengkapnyaDi sela-sela wawancara, ada sejumlah perilaku mahasiswa yang buat Ganjar tampak kesal.
Baca SelengkapnyaBEM UI menyebut unjuk rasa sekaligus sebagai aksi simbolik bahwa UI bukan ruang aman. Kekerasan seksual di UI belum bisa ditangani dengan baik.
Baca SelengkapnyaIntimidasi yang didapat berupa kiriman pesan melalui aplikasi WhatsApp
Baca Selengkapnya