Mereka yang hilang saat tragedi 98
Merdeka.com - Berpegang pada sistem hukum Indonesia seperti meraba kebenaran dalam kegelapan. Hingga saat ini tidak diungkap di mana rimbanya 13 aktivis korban penculikan dan penghilangan paksa era 1997-1998 masih gelap.
Mereka yang lantang membuka jalur bagi demokrasi dan keadilan yang setara kala itu diculik satu-persatu. Terhitung telah 19 tahun mereka hilang. Itu bukan waktu yang pendek untuk sebuah pencarian. Tapi, juga bukan waktu yang panjang untuk sebuah perjuangan keluarga korban dan kebebasan HAM.
“Mestinya pemerintahan Jokowi tidak mengulang kemandekan yang dilakukan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 5 tahun setelah keluarnya rekomendasi DPR pada 2009, atas kasus penghilangan paksa, pemerintahan SBY tidak melakukan apa-apa. Padahal kasus penghilangan paksa ini yang paling terang benderang, korban yang sudah ditemukan masih hidup, korban yang belum ditemukan ada juga, terduga pelakunya juga masih hidup, saksi-saksi juga masih hidup,” ujar Deputi Direktur Pengembangan Sumber Daya HAM (PSDHAM) Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam) Wahyudi Djafar kepada Merdeka.com, Kamis (5/5).
-
Kenapa para jenderal diculik? Para Jenderal Angkatan Darat dituding sebagai Dewan Jenderal, mereka tidak loyal dan berniat mengkudeta Presiden Sukarno.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa yang ditangkap karena kerusuhan? 'Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran,' ujar Kusworo.
-
Siapa yang berjuang untuk kemerdekaan? Pahlawan Indonesia telah berjuang mempertaruhkan jiwa, raga serta hartanya untuk kemerdekaan Indonesia.
-
Siapa yang memimpin penculikan para jenderal? Doel Arif mendapat tugas menculik para Jenderal Angkatan Darat di malam kelam itu. Doel Arif menjadi Komandan Pasukan Pasopati dalam Gerakan 30 September.
-
Siapa saja yang terlibat dalam aksi damai? Aksi damai ini berfokus di depan gedung Dubes AS yang dihadiri oleh sejumlah tokoh pergerakan Islam lainnya seperti Persatuan Umat Islam, Al Irsyad, Ikadi, Hidayatullah dan sebagainya.
“Dalam kasus penghilangan paksa, jika korban belum diketahui keberadaan atau statusnya dapat dikatakan sebagai continuing crime,” imbuhnya.
Beberapa di antara mereka yang diculik dan dihilangkan ialah Dedy Umar Hamdun hilang pada 29 Mei 1997 terakhir terlihat di Tebet, Herman Hendrawan hilang pada 12 Maret 1998 terakhir terlihat di Gedung YLBHI, Hendra Hambali hilang pada 14 Mei 1998 terakhir terlihat di Glodok Plaza, Ismail hilang pada 29 Mei 1997 Terakhir terlihat di Tebet, M Yusuf hilang pada 7 Mei 1997 Terakhir terlihat di Tebet.
Ada pula Noval Al Katiri hilang pada 29 Mei 1997, Petrus Bima Anugrah hilang pada 1 April 1998 terakhir terlihat di Grogol, Sony hilang pada 26 April 1997 terakhir terlihat di Klapa Gading, Suyat hilang pada 13 Februari 1998 terakhir terlihat di Solo Jawa Tengah, Ucok Munandar Siahaan hilang pada 14 Mei 1998 terakhir terlihat di Ciputat, Yadin Muhidin hilang pada 14 Mei 1998 terakhir terlihat di Sunter Agung, Yani Afri hilang pada 26 April 1997 terakhir terlihat di Klapa Gading, dan Wiji Tukul hilang pada 10 Januari 1998 terakhir terlihat di Utan Kayu. Peristiwa tersebut terjadi beberapa hari menjelang Sidang Umum MPR. Agenda politik di dalamnya ialah pemilihan presiden dan wakilnya.
Banyak pihak turut mendesak agar pemerintah secara resmi membentuk tim untuk pencarian 13 orang tersebut. Tim ini harusnya bekerja untuk menggali informasi dari pihak intelejen, militer, dan kepolisian. Sehingga bisa disimpulkan secara faktuil bagaimana keadaan dan di mana mereka saat ini.
“Dalam kasus pelanggaran HAM yang berat, berlaku pertanggungjawaban komando , jadi seluruh pihak yang masuk struktur komando saat itu, dan terlibat dalam pelaksanaan kebijakan itu, bisa dimintai pertanggungjawaban. Negara juga harus mengambil peran dalam proses penyelesaian tersebut, bukan hanya Tim Mawar. Struktur komandonya kan bertingkat, Tim Mawar hanya eksekutor lapangannya,” tegasnya.
Jika dipilah, sebagian dari mereka yang hilan ialah loyalis partai politik yang berseberangan dengan Soeharto. Antara lain Yani Afri Pendukung PDI Megawati, ikut koalisi Mega Bintang dalam Pemilu 1997. Sonny Pendukung PDI Megawati, Deddy Hamdun Pengusaha aktif di PPP dan dalam kampanye 1997 Mega-Bintang, Ismail Sopir Deddy Hamdun, Noval Alkatiri Pengusaha, aktivis PPP.
Sedangkan sebagian lainnya ialah aktivis buruh, mahasiswa, dan kaum miskin kota. Mereka ialah Wiji Thukul Penyair aktivis JAKER-PRD, Suyat Aktivis SMID-PRD, Herman Hendrawan Aktivis SMID-PRD, Petrus Bima Anugerah Aktivis SMID-PRD, Ucok Munandar Siahaan Mahasiswa Perbanas, Hendra Hambali Siswa SMU, dan Abdun Nasser seorang Kontraktor.
Hal senada juga diungkapkan Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu. Dia mengakui bahwa sempat tahu dari 13 aktivis yang diculik dan hilang hingga saat ini. Salah satu yang sering dia lihat dalam forum diskusi maupun demonstrasi ialah Wiji Thukul. Maka dari itu dia berharap agar pemerintah mencari di mana keberadaan fisiknya ataupun tempat mereka dibunuh.
"Yang harusnya bertanggungjawab rezim Orba. Presiden pada masa itu. Rezim Orba itu kan rezim militer. Intelejen inilah yang mengontrol aktivitas masyarakat," tuturnya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyair dan aktivis HAM itu hilang secara misterius sejak 1998. Orang-orang masih terus melawan lupa soal Wiji Thukul.
Baca SelengkapnyaMegawati menyinggung terkait kondisi Mahkamah Konstitusi akhir-akhir ini, yang dipenuhi manipulasi hukum.
Baca SelengkapnyaDasco menyampaikan, pertemuannya dalam rangka silaturahmi dan memperkuat persaudaraan.
Baca SelengkapnyaAktivis kembali menggelar Aksi Kamisan di seberang Istana untuk menuntut penuntasan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu.
Baca SelengkapnyaPemanggilan calon menteri dijelaskan Prabowo dalam rangka berdiskusi mengenai arah kebijakan pemerintahan mendatang.
Baca Selengkapnya1 Oktober 1965, pukul 03.00 WIB, belasan truk dan bus meninggalkan Lubang Buaya. Mereka meluncur ke Pusat Kota Jakarta untuk menculik tujuh Jenderal TNI.
Baca SelengkapnyaPeristiwa Gerbong Maut adalah insiden di mana 100 pejuang Indonesia yang ditawan Belanda dipindahkan dari Bondowoso ke Surabaya.
Baca SelengkapnyaAktivis 98 menilai ada upaya memanipulasi sejarah masa lalu bergabungnya Budiman Sudjatmiko hingga anggota Dewan Kehormatan Perwira Wiranto ke kubu Prabowo.
Baca SelengkapnyaNama Wikana dikenal sebagai salah satu pemuda Menteng 31. Sosok pemuda revolusioner yang berani menculik Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok. Akhir hidupnya tragis.
Baca SelengkapnyaMaklumat Bersama Aktivis 98 dikeluarkan menjelang peringatan 26 tahun reformasi.
Baca SelengkapnyaAgen Polisi Sukitman terkejut. Sumur sudah tak ada lagi, dan banyak gundukan tanah seperti kuburan di Lubang Buaya.
Baca SelengkapnyaApa tujuan para pemuda menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok?
Baca Selengkapnya