Meresahkan warga, buaya di Sungai Ijo Banyumas akan dievakuasi
Merdeka.com - Keberadaan buaya di antara aliran Sungai Ijo dan Sungai Gatel Desa Nusadadi Kecamatan Sumpiuh Banyumas Jawa Tengah mulai meresahkan warga. Lantaran itu, petugas akan berusaha mengevakuasi buaya muara tersebut agar menjauhi area permukiman warga.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Banyumas, Eri Cahyono mengatakan saat ini sudah ada laporan warga yang mengemukakan keresahannya. "Warga ada yang melapor kalau buaya sudah memangsa hewan ternak. Ada dua bebek yang sudah dimakan, dan ini membuat warga resah. Mereka beranggapan, kemungkinan ada lebih banyak lagi buaya yang ke darat," katanya di Banyumas, Jumat (12/2).
Ia mengemukakan, beberapa waktu lalu bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah sudah berkoordinasi untuk penangkapan buaya dan pembuatan tempat penangkaran sementara, setelah buaya-buaya tersebut ditangkap.
-
Dimana buaya itu ditemukan? Saat menyusuri pinggir sungai yang mengering akibat musim kemarau, mereka justru melihat sorot mata yang mencurigakan mengambang di permukaan air.
-
Dimana buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Dimana buaya paling berbahaya? Spesies yang paling mematikan adalah buaya Nil yang mendiami sekitar sungai Nil.
-
Kenapa warga khawatir tentang buaya? Kalau buaya yang masih kecil itu hidup liar, dikhawatirkan ada induknya yang masih berkeliaran di sekitar sungai Desa Kebonagung.
-
Dimana buaya menunjukkan kesetiaan wilayah? Mereka dengan gigih mempertahankan wilayah mereka dari invasi oleh buaya lain yang mencoba mengambil alih wilayah atau sumber makanan.
"Kami sudah berkoordinasi dengan BKSDA provinsi, kaitannya dengan penangkaran buaya ini. Jika tertangkap pertama, kita ambil lalu evakuasi dulu," ujarnya.
Ia mengemukakan, selama ini BPBD bersama Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banyumas sudah mendirikan pos pantauan buaya di dekat sungai.
"Pos pengamatan dibuat karena buaya yang munculnya tidak di satu tempat. Sehingga, kita selalu pantau dari alur Sungai Gatel dan Sungai Ijo, apalagi buaya ini sudah sampai di darat," katanya.
Menurutnya, jarak antara permukiman dengan sungai cukup dekat, karena hanya dipisahkan tanggul sungai. Selain itu, warga banyak yang memanfaatkan pinggiran sungai tersebut untuk berkebun.
Sementara itu, hingga beberapa hari terakhir, tim gabungan dari BPBD Banyumas, Tagana, BKSDA Jawa Tengah dan unsur masyarakat mulai melakukan perburuan terhadap beberapa buaya muara di Sungai Ijo dan Sungai Gatel.
Saat ini di lokasi, sudah disiapkan satu kapal untuk melakukan penangkapan. Selain itu, jaring juga sudah disiapkan dan diikat di sisi sungai untuk proses penangkapan buaya.
Sementara itu, Koordinator Polisi Hutan BKSDA Jateng Seksi Konservasi II Cilacap-Pemalang Rahmat Hidayat mengatakan masih melihat situasi untuk melakukan penangkapan buaya.
"Kalau bisa ditangkap, kita akan lalukan tindakan. Kita juga sudah mengecek lokasi evakuasi sementara. Untuk aksi (penangkapan) sendiri, mulai hari ini (sudah dilaksanakan) sampai tertangkap," katanya.
Menurutnya penangkapan buaya ini dilakukan untuk antisipasi keselamatan warga dan buaya itu sendiri. Lantaran adanya laporan warga yang menyatakan buaya sudah memasuki permukiman warga.
"Kemarin (buaya) sudah memasuki permukiman dan harus secepatnya dilakukan tindakan. Karena itu, kami perlu dukungan dalam konflik satwa ini terutama buaya. Penanganan untuk satwa dalam habitat di air tentunya lebih sulit, apalagi dilihat dari alur sungai mulai dari muara Kalijodo sampai kesini (Sungai Ijo dan Sungai Gatel) banyak alur-alur sungai yang perlu diantisipasi," katanya.
Menurutnya, faktor yang memungkinkan buaya muara tersebut berada di darat disebabkan terbawa arus sungai yang meluap akibat hujan deras. "Apalagi Desa Nusadadi merupakan wilayah langganan banjir di musim hujan, karena kontur tanahnya yang rendah," ujarnya. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaTiga buaya ukuran besar yang sempat berkeliaran di sawah warga berhasil ditangkap.
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaSetelah 5 bulan dirawat dalam kolam krangkeng besi buaya tersebut kemudian dikhawatirkan lepas.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui berapa total buaya kabur, namun dipastikan sudah ada 3 ekor yang berhasil ditangkap
Baca SelengkapnyaWisata Laguna Kalondes berlokasi di daerah Selomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, buaya merupakan hewan yang berpotensi membunuh manusia sebab termasuk ke dalam hewan buas.
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan bernama Samaun, asal Pangkah Wetan saat dikonfirmasi membenarkan keberadaan buaya muara di perairan Ujungpangkah Kabupaten Gresik.
Baca SelengkapnyaSebelumnya lima ekor di antaranya sempat kabur karena tembok penangkaran yang jebol.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi buaya berukuran cukup besar ini menghebohkan warga sekitar.
Baca SelengkapnyaMusim hujan yang identik dengan musim kawin buaya.
Baca SelengkapnyaTanpa diduga, sebanyak tiga ekor buaya yang nampak buas muncul dari gorong-gorong. Peristiwa ini membuat satu kampung geger.
Baca Selengkapnya