Meski Penyebaran Covid-19 Dapat Ditekan, Angka Kematian di Sumsel Cukup Tinggi
Merdeka.com - Angka kematian pasien Covid-19 di Sumatera Selatan terbilang cukup tinggi. Sedangkan kasus baru terkonfirmasi positif tergolong melandai.
Staf Khusus Bidang Peningkatan Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Jajang Edi Priyatno mengungkapkan, angka kematian pasien Covid-19 di provinsi Sumsel tercatat 5,34 persen per 23 November 2020. Persentasenya melebihi dari kematian secara nasional di angka 3,11 persen dan rata-rata global 2,5 persen.
"Penanganan Covid-19 di Sumsel masih on the track, tapi angka kematian cukup tinggi, di atas persentase nasional," ungkap Jajang di Palembang, Selasa (24/11).
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
Tingginya angka kematian disebabkan banyak faktor. Mulai dari minimnya pengujian hingga keterlambatan penanganan. Hal ini semestinya dilakukan antisipasi mulai dari fasilitas kesehatan terendah, yakni Puskesmas.
"Ini menjadi perhatian semua pihak walaupun Sumsel tidak masuk dalam 12 daerah prioritas penanganan Covid-19 ," ujarnya.
Jajang menjelaskan, pemeriksaan diprioritaskan kepada orang bergejala karena jika semua orang kemungkinan besar kasus positif meningkat. Semisal, pemeriksaan kepada 100 orang sudah dapat dipastikan 10 orang diantaranya positif.
"Kalau 1.000 orang diperiksa, besar kemungkinan 100 orang positif. Jelas ada lonjakan dan membuat masyarakat panik dan berisiko menular karena stres," kata dia.
"Yang terpenting sosialisasikan dan edukasi kepada masyarakat untuk taat protokol kesehatan dan segera memeriksakan diri jika bergejala. Itu penanganan secara dini potensi kematian," sambungnya.
Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nuraini mengatakan, pasien yang meninggal dunia cenderung karena mengidap beragam penyakit komorbid (penyerta). Seperti penyakit pernapasan, diabetes, darah tinggi, dan penyakit lain.
"Kami sedang audit mortality. Dari sana baru bisa disimpulkan apa penyebab utama kasus kematian di Sumsel," kata dia.
Menurut dia, pasien meninggal juga berasal dari tenaga medis. Setidaknya sudah ada 14 tenaga medis yang gugur sejak pandemi melanda.
"Karena pemeriksaan yang kurang masif membuat angka kematian di Sumsel terlihat tinggi. Kami coba deteksi dini dari Puskesmas, dilakukan tes usap bagi bergejala," ujarnya.
Hingga 23 November 2020, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumsel terdapat 9.113 orang dan 487 pasien meninggal (5,34 persen). Dari pasien meninggal, mayoritas berusia 55-69 tahun atau sebanyak 235 orang.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaJumlah korban meninggal dunia itu berasal dari 62.001 kasus DBD yang teridentifikasi.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaFatoni mengatakan selama tahun 2023 hingga saat ini Provinsi Sumatera Selatan telah meraih 56 penghargaan.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengajak masyarakat mencegah DBD dengan membersihkan lingkungan.
Baca Selengkapnya