Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mifta dulu cuma lulus SD, kini merawat 7 pasien di yayasan sosial

Mifta dulu cuma lulus SD, kini merawat 7 pasien di yayasan sosial Mantan TKW rawat orang sakit. ©2016 merdeka.com/darmadi sasongko

Merdeka.com - Perjalanan panjang mengantarkan Nur Miftahul Jannah (34) yang hanya lulusan Sekolah Dasar (SD), mendirikan yayasan yang diberi nama Yayasan Kisah Nyata dan Jeritan Hati (KNJH). Selama 14 tahun harus menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di Hongkong dan Makau untuk mewujudkan cita-citanya.

Mifta berangkat ke Singapura tahun 1997, setelah sebelumnya masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) selama tiga bulan. Dia juga sempat menjadi tukang semir sepatu dan jualan koran.

"Saya lulusan SD, kelas 6 ketemu teman-teman diajak nyemir sepatu di Gajah Mada Plaza. SMP cuma 3 bulan, saya ikut ke Singapura. Dulu bisa, masih mudah. Tahun 1997 ke Singapura," kata Mifta di rumahnya di Jalan Muharto Gang V RT 03 RW 10, Kelurahan Kota Lama, Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang, Selasa (8/3).

Orang lain juga bertanya?

Selama tiga tahun, Mifta menjadi TKW di Singapura. Kepergiannya memang untuk mencari nafkah, dan belum terbesit keinginan apapun termasuk mendirikan yayasan.

Namun setelah pulang, kondisi keluarganya yang sudah bermasalah semakin berantakan. Kedua orang tua cerai dan membuatnya tinggal hanya bersama sang ibu.

Saat itulah muncul keinginan untuk membangun yayasan sosial yang mengurus anak-anak kurang kasih sayang. Mifta benar-benar merasakan jauh dari kehidupan kabanyakan anak saat itu.

"Tahun 2000 kembali jadi TKW lagi, karena ingin membangun yayasan sosial," katanya.

Dulu inginnya bukan mengurus pasien seperti sekarang ini, tapi ingin punya panti sosial mengurus anak-anak yatim, anak terlantar, anak yang tidak diakui orang tua. Karena saat itu merasa kurang kasih sayang.

"Saya sendiri merasa seperti itu, karena perpisahan orang tua saya jadi kurang kasih sayang. Dari kecil saya ikut nyemir sepatu, jualan koran. Pengin beli sesuatu lho saya harus seperti itu," katanya.

Saat itu, kata Mifta, selalu iri kalau melihat anak akrab dengan ayah dan ibunya. Sementara dirinya tidak pernah merasakan itu. Mifta hanya tinggal bersama ibu.

"Ibu saya benci sekali sama ayah, akhirnya saya yang jadi korban. Saat itu berharap punya waktu untuk merawat anak-anak yang tidak diharapkan orang tua dan lain-lain," katanya.

Penghasilan Mifta selama 13 tahun menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di Hongkong dan Makau digunakan untuk membangun Yayasan Kisah Nyata dan Jeritan Hati (KNJH). Lewat yayasan tersebut, Mifta membantu biaya hidup dan pengobatan para pasiennya.

"Selama 14 tahun di Hongkong, memang niatnya untuk ini, ingin mendirikan yayasan sosial," katanya.

Sekarang sedang menangani tujuh pasien dengan penyakit berat, yang di antaranya anak-anak. Tujuh pasien di antaranya menderita tumor perut, kanker darah, bayi tanpa tempurung kepala, bayi kelainan organ dan bayi dengan kanker kelenjar.

Mifta penempatkan mereka dalam ruang bangunan dua lantai yang dilengkapi oksigen dan peralatan medis.

Sementara suaminya, Syaiful Bahri, selain membantu kegiatan sosial juga menjalankan bisnis konveksi. Bisnis dengan 11 karyawan itu menjadi sumber penghasilan hidup sehari-hari.

"Jadi kita bagi tugas, suami yang cari nafkah lewat konveksi, saya yang di sini," tegasnya.

Usaha konveksi sendiri dirintis saat Mifta masih di Hongkong. Dia memberikan modal kepada Syaiful, yang saat itu belum menjadi suaminya. Namun saat itu, rintisan untuk membuat yayasan juga sudah berjalan.

"Suami yang terjun di lapangan, jadi dana dari saya. Sambil buka usaha itu tahun 2010, saya suruh urusi orang sakit dan anak-anak itu. Tapi saat itu belum punya tempat," katanya.

Setelah dapat uang dan pulang dari Hongkong pada 2014, Mifta dan Syaiful berunding untuk berbagi komitmen. Keduanya ingin menjalankan yayasan dengan rumah tangga tetap berjalan normal.

"Yang kerja sosial siapa? Jadi salah satu harus mencari nafkah. Suami memang ahlinya di konveksi. Suami jalan konveksian," katanya. (mdk/cob)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Hidup jadi Gelandangan di Ibu Kota dan Pernah Kerja PRT, Kini Sosoknya Terkenal di Indonesia Dipanggilnya Sahabat Anak
Hidup jadi Gelandangan di Ibu Kota dan Pernah Kerja PRT, Kini Sosoknya Terkenal di Indonesia Dipanggilnya Sahabat Anak

Berikut kisah hidup seseorang yang pernah menjadi gelandangan dan PRT kini sosoknya terkenal di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Viral Kisah Perjuangan Wanita Jadi Perawat hingga Bekerja di Saudia Arabia
Viral Kisah Perjuangan Wanita Jadi Perawat hingga Bekerja di Saudia Arabia

Ia harus bekerja sebagai SPG sebelum menjadi perawat di Saudia Arabia.

Baca Selengkapnya
Ketekunan Kunci Keberhasilan 9 Santri Rumah Tahfidz Medan Selesaikan Hafalan Alquran 30 Juz
Ketekunan Kunci Keberhasilan 9 Santri Rumah Tahfidz Medan Selesaikan Hafalan Alquran 30 Juz

Setelah menyelesaikan hafalan Alquran, para santri akan mengabdikan dirinya kepada masyarakat. Mereka akan menjadi guru ngaji di berbagai Rumah Tahfidz.

Baca Selengkapnya
Sempat Koma, Intip Momen Ibunda Ria Ricis Jalani Wisuda Penghafal Al-Quran di Usia 59 Tahun
Sempat Koma, Intip Momen Ibunda Ria Ricis Jalani Wisuda Penghafal Al-Quran di Usia 59 Tahun

Ibunda Ria Ricis memberi kabar baik setelah menjalani wisuda penghafal Al-Quran di pesantren Maskanul Huffadz.

Baca Selengkapnya
Masa Kecil Pernah Tinggal di Pantu Asuhan, Kini Dewasa Jadi Menteri Dikenal Galak dan Hobi Urus Rakyat Miskin
Masa Kecil Pernah Tinggal di Pantu Asuhan, Kini Dewasa Jadi Menteri Dikenal Galak dan Hobi Urus Rakyat Miskin

Simak perjalanan hidup Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Baca Selengkapnya
Wanita Ini Ceritakan Perjuangan sejak Kecil hingga Kini Jadi Nakes di Arab Saudi, Kisahnya Viral
Wanita Ini Ceritakan Perjuangan sejak Kecil hingga Kini Jadi Nakes di Arab Saudi, Kisahnya Viral

Hal lain yang membuatnya bahagia adalah, ia bisa menunaikan ibadah umrah yang selama ini ia impikan.

Baca Selengkapnya