Mimpi Jenderal Moeldoko mau samakan SBY dan Panglima Soedirman
Merdeka.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri rapat pimpinan TNI-Polri di Jakarta. Ada hal yang cukup mengejutkan di sana.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengusulkan adanya anugerah kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Anugerah yang dimaksud Moeldoko adalah gelar jenderal besar. SBY tahu diri dan menolak anugerah ini.
Seperti diketahui, tahun 1997, Presiden Soeharto memberikan gelar jenderal besar untuk Nasution dan Soedirman dengan pangkat jenderal bintang lima. Tapi Soeharto pun ikut menerima anugerah jenderal besar tersebut. Banyak pihak menilai ini hanya dilakukan Soeharto untuk batu loncatan saja, agar tak terkesan menabrak etika.
-
Kenapa Presiden Soeharto mengeluarkan pernyataan kontroversial di Pekanbaru? Pidato Kontroversi Sebuah pernyataan yang disampaikan Presiden Soeharto di Pekanbaru, Riau itu bukanlah pernyataan satu-satunya. Namun, Ia kembali mengulang pernyataan tersebut pada saat peringatan Hari Jadi Kopassus.Lantas, pernyataan tersebut membuat banyak pihak yang merasa kecewa dan mengundang kritik serta cemooh dari kaum intelektual maupun tokoh militer saat itu.
-
Mengapa Soeharto tidak mau melepas Try? Presiden Soeharto masih menginginkan Try sebagai ajudannya.'Wah, nanti dulu. Kita perlu matangkan dulu ya, Pak Jusuf,' kata Soeharto.
-
Kenapa Soeharto diangkat jadi Jenderal Besar? Mabes ABRI tahun 1997 menyebutkan setidaknya ada tiga prestasi Soeharto yang membuatnya dinilai layak untuk mendapatkan gelar Jenderal Besar.
-
Kenapa Soeharto butuh Wakil Presiden? Di era Orbe, Capresnya pasti Soeharto. Lalu bagaimana cara memilih wakil presiden?
-
Mengapa Soeharto merasa tidak percaya diri? Soeharto masih mengingat sosok wanita itu. Tapi dia sempat tidak percaya diri alias tidak pede. “Apa Dia Akan Mau?“ Apa Orang Tuanya Akan Memberikan?“ Mereka orang ningrat, kata Soeharto.
-
Kenapa Presiden Soeharto cemburu dengan Jenderal M. Jusuf? Nama Jusuf yang sudah terlanjur populer itu membuat Presiden Soeharto khawatir. Jusuf juga dirumorkan cocok menggantikan Soeharto atau menjadi calon wakil presiden, tentu saja pihak penguasa Orba mulai cemburu.
Kini rupanya Jenderal Moeldoko ingin menyamakan SBY dengan Panglima Soedirman. Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin menilai Moeldoko terlalu berlebihan dan meneruskan kesalahan Soeharto.
"Jenderal itu bukan gelar, tapi pangkat. Di Indonesia itu ada brigjen, mayjen, letjen dan jenderal penuh bintang empat. Jangan dicampuradukkan. Pak Harto itu keliru, kok diteruskan?" kata TB Hasanuddin saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (9/1).
TB Hasanuddin menilai Jenderal Soedirman layak bergelar Panglima Besar karena dulu sistem kepangkatan memang seperti itu. Ada gelar Panglima Besar Revolusi, Panglima Besar dan sebagainya. Gelar Panglima Besar melekat pada Soedirman. Namun kini tak ada gelar seperti itu lagi bagi para jenderal lain.
"Sekarang kan ditertibkan. Itu zaman revolusi, sehingga Panglima Soedirman berhak. Kalau yang lain mau jadi jenderal besar itu undang-undangnya apa? Aturannya mana?" kata pensiunan jenderal TNI AD ini.
Politikus PDI Perjuangan ini menilai Moeldoko terlalu berlebihan. Jika merasa SBY berjasa berikan saja penghargaan lain. Bisa bintang jasa atau yang lain, sesuai aturan. Tak perlu memberikan pangkat jenderal besar atau yang macam-macam.
"Itu tidak perlu, diberi gelar sesuai perundang-undangan saja. jangan overload. Ikuti aturan perundang-undangan," pungkasnya.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Sukarno segera mencari sosok pengganti sementara panglima Angkatan Darat karena Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani diculik.
Baca SelengkapnyaDulu bahu membahu mendirikan Orde Baru bersama Soeharto. Sang Jenderal pecah kongsi kemudian
Baca Selengkapnyasaat mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Wakil Presiden pada pemerintahan 2004 hingga 2009, JK cenderung berselisih paham dengan SBY.
Baca SelengkapnyaPerjalanan karir militer seorang perwira tak bisa ditebak. Begitu juga dengan Kolonel Angkatan Darat ini.
Baca SelengkapnyaSejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.
Baca SelengkapnyaDikenal sebagai antitesis Soeharto, sosok Benny Moerdani ternyata memiliki kisah tak terungkap antara dirinya dan sang Presiden kedua RI. Simak ulasan berikut.
Baca SelengkapnyaPresiden sudah akan menaikkan pangkatnya bulan Agustus. Tapi dia menolak kesempatan langka menjadi jenderal.
Baca SelengkapnyaSalah satu sumber di lingkaran Demokrat membenarkan pertemuan Jokowi dan SBY.
Baca SelengkapnyaKIsah Presiden ke-2 RI pernah ingin jadi sopir taksi dan berhenti dari militer.
Baca Selengkapnya