Mimpi Mendikbud Nadiem Lihat Orangtua Berlomba-Lomba Daftarkan Anaknya ke SMK
Merdeka.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, memiliki mimpi dalam lima tahun ke depan Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK akan diminati orangtua siswa dan siswa itu sendiri. Saking tingginya minat itu, dia ingin melihat kepala sekolah SMK menolak peserta didik karena membeludaknya para pendaftar.
"Saya bermimpi itu bisa terjadi, saya bermimpi bisa mendapatkan program-program terakselerasi sehingga dalam waktu yang jauh lebih singkat para siswa mendapatkan D2, atau juga D4. Itu harapan saya untuk mendapatkan value proposition bagi SMK," kata Nadiem melalui diskusi daring pada Sabtu (27/6).
Nadiem juga berharap agar ke depannya para siswa SMK mendapatkan keuntungan bukan hanya pelatihan keahlian, melainkan juga sertifikat guna melanjutkan ke jenjang berikutnya, seperti D3 ataupun D4. Tetapi hal itu bisa terealisasi jika SMK bekerja sama dengan politeknik maupun perguruan tinggi lain agar para siswa SMK bisa menempuh jalur fast track dan memperoleh gelar D3 ataupun D4 dari perguruan tinggi bersangkutan.
-
Apa harapan untuk sekolah ke depannya? 'Teruslah menjadi tempat menimba ilmu yang mencerahkan dan membangkitkan semangat.'
-
Siapa yang bisa mendapatkan manfaat dari sistem pendidikan terbaik? Pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk kita dapatkan, karena melalui pendidikan inilah sumber daya manusia (SDM) menjadi lebih cerdas dan berkualitas.
-
Bagaimana sekolah bisa meningkatkan kualitas? 'Jalinlah kerja sama yang erat dengan orang tua dan masyarakat untuk mendukung pendidikan.'
-
Dimana sekolah itu berada? Peristiwa itu terjadi di Sekolah Al-Awda di Abasan al-kabira, bagian selatan Jalur Gaza dekat Khan Younis.
-
Di mana #KelasDreami diadakan? Pada tanggal 4 Mei 2024, suasana di RPTRA Maya Asri 13 Jakarta Barat berbeda dari biasanya.
-
Siapa yang menyatakan pentingnya pemeringkatan untuk menakar kualitas pendidikan? Menurut Ova, keberadaan pemeringkatan perguruan tinggi menjadi hal yang penting untuk menakar sejauh mana perguruan tinggi telah berproses dalam menghadirkan pendidikan yang berkualitas dan dampak nyata bagi masyarakat.
"Saya bermimpi bahwa sekolah-sekolah SMK dan politeknik di kita itu setara dengan yang terbaik dunia. Setara dengan yang terbaik di Eropa, di Jerman, di Australia dan lain-lain," ucap dia.
Sebaliknya, pelbagai harapan itu tak akan tercapai apalagi kepala sekolah di banyak SMK tidak siap serta berani mengambil risiko.
"Saya rasa visi ini tak bisa tercapai kalau kepala sekolah tak bisa menjadi striker-nya. Jadinya harapan kami ini bisa terlaksana dan harapannya ini bisa menjadi suatu turing point bagi dunia pendidikan vokasi kita yang selama ini potensinya jauh lebih besar dari pencapaiannya selama ini," jelas Nadiem.
Mendikbud Nadiem sedang menggalakkan upaya kerja sama dunia industri dengan dunia pendidikan di Tanah Air yang dia ibaratkan dengan perkawinan massal. Perkawinan massal dimaksud ialah sebuah simbiosis mutualisme antara sektor pendidikan dan dunia industri.
"Esensi daripada program ini sebenarnya ya paling diuntungkan ya mereka, adalah industri tentunya. Karena sekarang saja cost yang para industri ini harus membayar untuk melatih staf-staf mereka, untuk mendapatkan talenta-talenta banyak sekali yang mesti diimpor, perlu dari luar kota, dari tempat lain dan itu perlu mengeluarkan banyak cost," ucap Nadiem dalam sesi diskusi daring bersama Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto pada Sabtu (27/6).
Kalau misalnya, lanjut Nadiem dunia industri tak bisa mendapatkan talenta-talenta yang mereka butuhkan. Maka dampak terhadap lini bisnis mereka akan luar biasa buruk. Misalnya bisa saja mereka mesti menunda proyek-proyek yang telah direncanakan.
"Jadi kita lihat banyak sekali, jenis-jenis project-project baru, membangun pabrik-pabrik baru yang akhirnya tertunda-tunda karena tidak ada spesialis-spesialis, tidak cukup staf dari vokasi yang bisa mengakselerasi timeline mereka," ujar Nadiem.
Mendikbud mengatakan bahwa industri mesti melihat SMK-SMK ataupun vokasi sebagai lembaga pelatihan para pekerjanya. Keuntungan lainnya juga bahwa lulusan dari SMK maupun vokasi memiliki harga yang kompetitif sehingga industri tak dibebani dengan biaya yang besar untuk merekrut dan mempekerjakan mereka.
"Karena masih mudah belum prakarir ya," ucapnya.
Reporter: Yopi MakdoriSumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejak kecil, pemuda akrab disapa Natan ini memang sudah memiliki mimpi untuk bersekolah di luar negeri.
Baca SelengkapnyaKepala Sekolah SMK Negeri Jateng Hardo Sujatmiko mengatakan sekolah kejuruan ini hadir untuk memutus kemiskinan melalui jalur pendidikan.
Baca SelengkapnyaAlimudin mengatakan, pihaknya menyiapkan peta jalan pendidikan untuk menciptakan generasi yang kompeten di IKN.
Baca SelengkapnyaDengan tantangan dunia yang lebih besar dan kompleks, Indonesia memerlukan generasi muda yang kreatif, inovatif, kompetitif dan berwawasan.
Baca SelengkapnyaKata-kata ini bukan sekedar ungkapan rasa bangga dan terima kasih, namun juga menjadi doa dan harapan.
Baca SelengkapnyaNadiem sendiri tidak masuk dalam kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaSsaat ini dunia ketenagakerjaan berada pada era persaingan global di mana kompetisi antarnegara terjadi sangat keras.
Baca SelengkapnyaInisatif dalam bentuk program pembangunan SMK Negeri telah dilakukan di dua daerah lain yaitu Pati dan Purbalingga.
Baca Selengkapnya