Mimpi Tan Malaka gabungkan kekuatan Islam dan komunis
Merdeka.com - Masih cerita soal perjuangan Tan Malaka memerdekakan Indonesia. Dia dibuang oleh pemerintah kolonial Belanda dari Hindia Belanda, sebutan Indonesia kala itu.
Tan berkelana ke Belanda dan negara-negara Eropa. Hingga akhirnya dia tiba di Moskow, Uni Soviet. Tan menghadiri Kongres Komunis Internasional ke-empat, 12 Nopember 1922. Dia hadir sebagai perwakilan Partai Komunis Indonesia.
Di depan para tokoh komunis sejagat, Tan memaparkan idenya. Tentang kerja sama antara kekuatan komunis dan Islam memerangi penjajahan dan kapitalisme. Dia mengambil contoh di Jawa saat Islam dan komunis berjuang untuk tujuan yang sama, melawan penindasan kolonial Belanda.
-
Siapa yang berjuang untuk kemerdekaan? Pahlawan Indonesia telah berjuang mempertaruhkan jiwa, raga serta hartanya untuk kemerdekaan Indonesia.
-
Siapa yang dukung perjuangan kemerdekaan Indonesia? Sebelum kemerdekaan Indonesia, Palestina telah memberikan dukungan terbuka bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mufti Besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, memberikan dukungan pada tahun 1944.
-
Siapa yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia? Mari kita hormati para pemberani yang telah berjuang untuk kemerdekaan kita. Selamat Hari Kemerdekaan 17 Agustus!
-
Bagaimana Tan Malaka berpendapat tentang Revolusi Indonesia? 'Revolusi Indonesia sebagian kecil menentang sisa-sisa feodalisme dan sebagian yang terbesar menentang imperialisme Barat yang lalim ditambah lagi oleh dorongan kebencian bangsa Timur terhadap bangsa Barat yang menggencet dan menghinakan mereka'.
-
Siapa yang berjuang mempertahankan kemerdekaan di Padang? Bagindo Aziz Chan sendiri adalah tokoh penting bagi Kota Padang saat pihak kolonial Belanda menjajah wilayah tersebut.
-
Siapa yang berjuang untuk Indonesia? Kata-kata ini membangkitkan semangat juang dan patriotisme dalam diri setiap pemuda Indonesia.
Tan menjelaskan ada organisasi Sarekat Islam (SI) yang sangat besar. Antara tahun 1912 dan 1916 organisasi ini memiliki satu hingga empat juta anggota.
"Itu adalah sebuah gerakan popular yang sangat besar, yang timbul secara spontan dan sangat revolusioner," kata Tan yang berpidato dalam bahasa Jerman patah-patah. Bahasa Jerman adalah bahasa resmi Kongres Komunis Internasional.
Hingga tahun 1921, orang-orang komunis berada dalam Sarekat Islam. Komunis saat itu hanya beranggotakan 13.000 anggota. Tetapi mereka bisa memasukkan program-program revolusioner ke dalam SI. Termasuk agitasi pedesaan mengenai kontrol pabrik hingga kekuasaan untuk tani miskin dan proletar.
Namun kemudian Sarekat Islam pecah. Para agen pemerintah kolonial Belanda turut menyebarkan politik jurang pemisah antara komunis dan Islam. Seperti komunis akan memerangi Islam dan menghancurkan agama.
"Apa kata mereka kepada para petani jelata? Mereka bilang: Lihatlah, Komunis tidak hanya menginginkan perpecahan, mereka ingin menghancurkan agamamu! Itu terlalu berlebihan bagi seorang petani muslim. Sang petani berpikir: aku telah kehilangan segalanya di dunia ini, haruskah aku kehilangan surgaku juga? Tidak akan! Ini adalah cara seorang Muslim jelata berpikir. Para propagandis dari agen-agen pemerintah telah berhasil mengeksploitasi ini dengan sangat baik. Jadi kita pecah," sesal Tan.
Tan menutup pidatonya dengan sebuah ajakan untuk dunia komunis internasional.
"Ini adalah sebuah tugas yang baru untuk kita. Seperti halnya kita ingin mendukung perjuangan nasional, kita juga ingin mendukung perjuangan kemerdekaan 250 juta Muslim yang sangat pemberani, yang hidup di bawah kekuasaan imperialis. Karena itu saya tanya sekali lagi: haruskah kita mendukung Pan-Islamisme, dalam pengertian ini?" ujar Tan disambut tepuk tangan meriah.
Hary A Poeze, peneliti dari Belanda yang menghabiskan seluruh hidupnya meneliti Tan Malaka menjelaskan pendapat Tan disambut hangat peserta yang hadir. Walau begitu tetap saja ada yang tak sepakat.
"Tokoh komunis India Manabendra Nath Roy menentang ide Tan Malaka. Roy berpendapat Islam adalah kekuatan kolot," kata Poeze saat berkunjung ke kantor redaksi merdeka.com pekan lalu.
Tan Malaka dieksekusi pasukan TNI di bawah pimpinan Letnan Dua Sukotjo 21 Februari 1949. 16 Tahun setelah kematiannya, kekuatan komunis habis tumpas di tangan tentara dan kaum agama.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tan Malaka adalah seorang tokoh sejarah yang memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaMahfud menekankan bahwa kecintaan kepada negara adalah bagian dari iman
Baca SelengkapnyaPada 1947, umat islam Tanah Air berperang melawan Belanda pada hari ketiga puasa.
Baca SelengkapnyaDi antara para pejuang, ternyata ada tentara beragama Islam yang ikut memperjuangkan kemerdekaan Amerika Serikat di Perang Kemerdekaan.
Baca SelengkapnyaPerlawanan yang dilakukan kaum PKI terhadap pemerintah Hindia Belanda ini pecah di Minangkabau atau tepatnya di daerah Silungkang dekat tambang Sawahlunto.
Baca SelengkapnyaDoa malam tirakatan 17 Agustus 2024 ini bisa diamalkan. Doa ini mencerminkan rasa syukur dan harapan agar negara selalu dalam lindungan-Nya.
Baca SelengkapnyaKH Maas Mansur adalah seorang tokoh Islam, pejuang, dan pahlawan nasional yang berkiprah lama di Muhammadiyah.
Baca SelengkapnyaKemerdekaan yang dirayakan bangsa Indonesia adalah untuk mengingat lepasnya Indonesia dari penjajahan negara asing.
Baca SelengkapnyaSosok pahlawan nasional yang pernah berjuang bantu Palestina sekaligus merumuskan Pancasila.
Baca SelengkapnyaAda 50 orang relawan dari Indonesia yang siap bertempur. Mereka telah dilatih dan dipersenjatai.
Baca Selengkapnya