Minat baca di Indonesia rendah, anggota Komisi X usul dana desa buat perpustakaan
Merdeka.com - Komisi X DPR RI mendorong Pemerintah Desa (Pemdes) menggunakan anggaran dana desa untuk membangun perpustakaan. Pemdes bisa menggunakan alokasi anggaran peruntukan pendidikan, sebagaimana ketentuan yang berlaku.
Sekretaris Komisi X DPR RI dari Fraksi Golkar, Marlinda Irwanti, mengatakan angka budaya membaca dan literasi bangsa Indonesia dinilai sangat rendah. Lewat perpustakaan di setiap desa, diharapkan akan mendekatkan akses kepada masyarakat.
"Kan masing-masing daerah sekarang ada dana desa, jumlahnya cukup besar. Salah satu kegunaan bisa dimanfaatkan untuk pendidikan, bisa digunakan untuk pembuatan perpustakaan desa," kata Marlinda Irwanti di Balai Kota Malang, Rabu (7/2).
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk mengubah minat baca? Menurut saya pihak keluarga yang utama dan selanjutnya adalah pihak guru di sekolah.
-
Siapa yang bisa mencontohkan membaca? Anak-anak sering meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menunjukkan teladan dengan membaca di hadapan anak-anak mereka.
-
Siapa yang lebih suka membaca buku? Di sisi lain, penggemar teh mungkin lebih terhubung secara sosial, meski mayoritas dari mereka juga merupakan pembaca yang rajin dengan rata-rata enam buku per tahun untuk hiburan, berbeda dengan penggemar kopi yang hanya empat buku.
-
Buku apa yang paling laris di Indonesia? Diterbitkan pada tahun 1936, buku ini membanggakan prestasi luar biasa dengan penjualan lebih dari 15 juta eksemplar dan menjadi salah satu buku terlaris di Indonesia.
-
Kenapa buku-buku ini laris di Indonesia? Berbagai genre dapat dijelajahi, baik melalui toko fisik maupun platform online.Tak hanya itu, dunia literasi Indonesia semakin diperkaya dengan munculnya penulis-penulis baru yang menawarkan karya-karya terbaik mereka.
-
Bagaimana Hari Kunjung Perpustakaan menumbuhkan minat baca? Peringatan Hari Kunjung Perpustakaan juga bertujuan untuk menanamkan kebiasaan masyarakat berkunjung ke perpustakaan dan meningkatkan kegemaran membaca.
Marlinda mengaku miris dengan kondisi minat baca dan literasi bangsa Indonesia. Mengutip data Unesco, dari 1.000 penduduk Indonesia yang minat membaca hanya 1 orang atau 1000:1. Kemudian dari sisi jumlah buku, 1 buku dibaca 15 ribu orang padahal yang seharusnya menurut Unesco, 1 buku hanya dibaca untuk 2 orang.
Sedangkan tingkat akses masyarakat terhadap buku juga sangat kecil, yakni berkisar 41 persen. Rata-rata hanya 2 persen dari bangsa Indonesia yang datang ke perpustakaan.
"Kami melihat perlu mendekatkan akses ke masyarakat, salah satunya dengan menyediakan perpustakaan desa," tambahnya.
Perpustakaan disediakan di desa-desa dan dikelola secara profesional. Selain itu didorong masyarakatnya untuk membiasakan diri membaca buku sejak masa anak-anak.
"Bagaimana menggerakkan masyarakat paling bawah di tingkat desa untuk mau menggerakkan budaya membaca dan menggerakkan literasi dari desa sendiri," katanya.
Tahap awal mungkin bisa dilakukan sebuah pilot project sebelum akhirnya diterapkan di 8 ribuan desa di Indonesia. Selanjutnya kemudian dilakukan evaluasi dengan melihat indikator pengaruhnya.
"Apa perbedaan desa yang ada perpustakaan dan yang tidak ada perpustakaannya. Apakah bisa meningkatkan budaya literasinya, karena nantinya tentu akan berkaitan dengan IPM dan lain-lain," tegasnya.
Marlinda sempat mengunjungi Perpustakaan Kota Malang bersama rombongan guna mencari masukan terkait implementasi Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Dia berjanji hasil kunjungan akan menjadi telaah bagi DPR RI sebagai evaluasi dan menyiapkan regulasi
"Termasuk melihat implementasi tanggung jawab Pemerintah Daerah ikut membangun perpustakaan di daerahnya," kata Marlinda.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adin menjelaskan, kegemaran membaca di satuan pendidikan sudah berkembang melalui sekolah maupun perguruan tinggi.
Baca SelengkapnyaKepala Perpusnas menyatakan realisasi anggaran 2023 mencapai 88,22 persen atau Rp630,125 miliar dari total Rp714,275 miliar.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta menyediakan fasilitas mobil perpustakaan keliling untuk anak-anak supaya giat membaca.
Baca SelengkapnyaHari Perpustakaan Nasional yang diperingati setiap 17 Mei untuk merayakan dan menghormati peran perpustakaan sebagai pusat pengetahuan.
Baca SelengkapnyaInformasi di media sosial dan internet memicu warga Jepang mulai jarang membaca buku.
Baca SelengkapnyaBerdirinya bangunan ini menjadi bentuk kegelisahan Taufiq Ismail karena budaya membaca di Indonesia rendah.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA merilis survei terkait Pertarungan Capres di 2024.
Baca SelengkapnyaIndonesia masih kekurangan 120 ribu dokter umum sesuai rasio ideal yang diharapkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2023, tingkat inklusi keuangan di Indonesia tercatat sebesar 88,7 persen, atau lebih tinggi dari tahun 2022 yang sebesar 85,1 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut rasio penduduk Indonesia yang berpendidikan strata 2 (S2) dan strata 3 (S3) masih sangat rendah.
Baca SelengkapnyaPerpusda Kendal berhasil memecahkan Rekor MURI sebagai Gedung perpustakaan terluas dengan 4.060 Meter persegi
Baca SelengkapnyaPemerintah Kabupaten Kutai Timur telah membentuk setidaknya 40 perpustakaan sebagai upaya meningkatkan minat baca,
Baca Selengkapnya