Minim Fasilitas Kesehatan untuk Anak di Tengah Lonjakan Covid-19
Merdeka.com - Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia melonjak sangat tajam dalam beberapa pekan terakhir. Bahkan dari lonjakan tersebut sekiranya terdapat ancaman yang cukup tinggi menyasar kelompok usia anak mulai dari nol sampai 18 tahun terpapar positif Covid-19.
Namun demikian potensi terpapar anak pada Covid-19, tidaklah diikuti dengan pemenuhan fasilitas khusus anak yang memadai. Hal itu sebagaimana disampaikan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Aman Pulungan saat konferensi pers 5 Organisasi Profesi secara virtual, Jumat (18/6).
"Selama ini kita mengatakan bahwa anak ini berbeda, karena memang sampai saat ini bahkan ICU khusus anak ini tidak tersedia di sebagian besar rumah sakit," kata Aman dalam paparannya.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa jenis kanker yang paling sering menyerang anak di Indonesia? Di Indonesia, jenis kanker yang paling banyak menyerang anak-anak adalah leukemia (kanker darah), lymphoma (kanker kelenjar getah bening), dan tumor otak.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Siapa yang paling sering terkena kanker anak? Menurut data dari World Health Organization (WHO), secara global ada sekitar 400 ribu anak dan remaja yang terkena kanker setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri, angka tersebut mencapai 11 ribu kasus setiap tahun.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
Bahkan bukan cuman fasilitas, Aman menyebut kekurangan juga menyasar ke sumber daya manusia, dokter dan perawat sampai obat-obatan khusus anak yang skemanya belum ditanggung BPJS Kesehatan. Hal ini bila terus berlanjut bisa membuat kolaps.
"Saat ini juga SDM sudah mulai menurun termasuk dokter dan perawat ini akan menjadi masalah dan obat-obatan juga untuk yang misalnya khusus anak kaya gitu juga banyak tidak tersedia karena tidak tersedia skemanya di BPJS," katanya.
Kemudian, Aman menjelaskan terkait gambaran data kasus Covid-19 yang menyasar anak usia 0 sampai 18 tahun bisa mencapai 12,5 persen. Yang arinya terdapat 1 dari 8 kasus anak yang membutuhkan perawatan.
Sementara yang kedua terkait kasus fatality rate (kematian akibat COVID-19) pada anak yang saat ini sangat tinggi, mencapai 3 sampai 5 persen menjadi kematian yang paling banyak di dunia.
"Kedua data dari IDAI menunjukkan case fatality rate-nya itu adalah 3 sampai 5 persen jadi kita di kematian yang paling banyak di dunia. Jadi bisa dibayangkan kan satu dari 8 anak itu yang meninggal 3 sampai 5 persen," imbuhnya.
Dia mengambil contoh pada kasus DKI pada 16 Juni 2021 setidaknya terdata sebanyak 661 anak terkonfirmasi positif Covid-19 dan terdapat 144 balita di dalamnya. Maka, dia mengimbau seluruh kegiatan bagi anak harus dilaksanakan secara daring.
"Jadi IDAI mengimbau semua kegiatan yang melibatkan anak usia 0 sampai 18 tahun itu dilaksanakan di secara daring dan didampingi dari orangtua atau pengasuh harus mendampingi anaknya saat beraktivitas dari maupun Kapan lagi kita jadi orang tua menyayangi anak orang tua dan anak-anak kita," katanya.
"berikutnya adalah menghindari keluar rumah, kecuali dalam keadaan mendesak. Anak itu hanya harus di rumah yang berikutnya saat berkegiatan di luar rumah menghindari area dengan ventilasi tertutup kepadatan dan kontak mengikuti protokol kesehatan secara disiplin selama di dalam rumah maupun luar," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Perhimpunan Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Sally Aman Nasution menambahkan, upaya menekan kasus COVID-19 dengan mengurangi mobilitas. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro harus diterapkan ketat.
"Kami fokus upaya preventif agar semua stakeholder menerapkan PPKM mikro atau apakah apa pun untuk mengurangi mobilitas masyarakat, sehingga kasus dapat dikendalikan," tambahnya.
Sally juga mengatakan, agar pasien non Covid-19 dapat memperoleh pelayanan kesehatan dengan baik. Bahkan pelayanan kesehatan non Covid-19, terutama pasien yang memiliki riwayat komorbid dapat ditingkatkan.
"Pandemi setahun lalu, kami sempat mengimbau warga yang memiliki penyakit kronik tidak ke rumah sakit. Tapi itu kan tidak bisa terjadi terus menerus. Pelayanan kesehatan tetap harus dilakukan ke rumah sakit untuk pasien non Covid-19. Ini perlu menjadi perhatian kita semua," kata Sally, yang juga dokter spesialis penyakit dalam.
"Pasien yang punya komorbid dan non Covid-19 juga harus mendapat pelayanan dengan baik. Jadi, bagaimana semua pasien mendapatkan pelayanan baik, tidak hanya kasus Covid-19 saja."
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Setiap tahun ada 78.000 bayi meninggal dari 4,6 juta yang dilahirkan," kata Budi.
Baca SelengkapnyaSurvei pada 2023 menunjukkan kesehatan mental generasi Z lebih rentan atau rapuh dibandingkan dengan generasi milenial dan boomers.
Baca SelengkapnyaDBD menjangkiti kelompok usia produktif dan paling banyak terjadi di usia anak-anak.
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaBerikut data mencengangkan soal balita di Gaza yang diungkapkan oleh WHO.
Baca SelengkapnyaPolusi udara yang buruk turut menjadi pendorong kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak.
Baca SelengkapnyaPerang genosida Israel di Jalur Gaza telah berlangsung selama delapan bulan.
Baca SelengkapnyaBanyak pasien kanker anak baru mengetahui kondisi kesehatannya setelah memasuki stadium lanjut.
Baca SelengkapnyaAnak-anak merupakan korban nomor satu dalam perang brutal Israel di Jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di 2022.
Baca SelengkapnyaData itu berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jateng.
Baca Selengkapnya