Minim Informasi buat Wali Murid Pendaftar di SMAN 28 Kecewa Harus Bolak Balik
Merdeka.com - Ratusan orang tua dan calon siswa pendaftar penerimaan peserta didik baru (PPDB) Online, tingkat SMA/SMK mendatangi SMAN 28 Cisauk Kabupaten Tangerang, Selasa (18/6). Mereka hadir mengantre sejak pukul 05.00 Wib.
Egi Sihabudin, wali murid calon peserta didik baru asal Desa Suradita, Kecamatan Cisauk mengaku kecewa dengan minimnya informasi yang diberikan pihak sekolah.
Pasalnya, dia yang telah datang ke sekolah di hari pertama pendaftaran, senin 17 Juni kemarin, harus kembali datang lantaran tidak memperoleh nomor antrean.
-
Bagaimana cara mengetahui kesiapan anak sekolah? Selain itu, untuk anak usia dini perlu diperhatikan hal-hal berikut yang menunjukkan ketertarikan anak pada sekolah.
-
Apa yang penting untuk anak sebelum sekolah? Keterampilan dasar seperti pergi ke toilet, memakai sepatu, makan bekal sendiri, dan menyiapkan perlengkapan sekolah perlu diajarkan sebelum anak mulai proses belajar di sekolah.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan sosialisasi? Namun, tak hanya sebatas itu saja karena YLKI juga mendesak pemerintah terutama BPOM untuk segera melakukan proses sosialisasi.
-
Informasi apa yang disebarluaskan? Diseminasi adalah proses penyebaran informasi, temuan, atau inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola agar dapat dimanfaatkan oleh kelompok target atau individu.
-
Apa yang anak harus bisa lakukan sebelum mulai bersekolah? Sejumlah hal dan tahapan perlu bisa dilakukan oleh anak sebelum mereka mulai bersekolah.
-
Siapa yang ikut sosialisasi? Sosialisasi digelar secara hibrida yang dihadiri para eksportir dan pemangku kepentingan.
"Ini hari kedua, tadi saya datang pagi jam 06.00 sudah sampai sini. Dapat antrean 137. Kemarin datang, tapi enggak dapat nomor antrean. Harusnya yang seperti itu jelas dari awal. Jadi kami tidak bolak-balik," ungkap dia.
Dia mengaku, informasi PPDB di sekolah baik Dinas Pendidikan juga minim. Akibatnya, banyak para pendaftar mondar-mandir untuk memproses pendaftaran.
"Harusnya sosialisasi dan informasi terkait ini lengkap, agar masyarakat semua tahu dan paham apa yang harus dibawa dan apa yang harus dilakukan," keluhnya.
Petugas keamanan sekolah SMAN 28 Cisauk, Eeng menerangkan, selama PPDB ini, pendaftaran dibatasi 200 antrean.
Selanjutnya, para orang tua siswa dan murid menunggu panggilan untuk proses penyerahan berkas dan pendaftaran.
"Kemarin luar biasa ramai, akhirnya dibatasi hanya 200 pendaftar. Jadi yang belum bisa terdaftar karena kehabisan nomor antrean bisa datang kembali. Kalau boleh saya sarankan, datang dari pagi. Biar dapat nomor. Hari ini dari Jam 05.00 sudah ramai," ucap Eeng.
Saat ini terpantau, panitia sekolah SMAN28 Cisauk, membatasi para orang tua dan siswa masuk ke dalam sekolah. Para pendaftar, hanya diperkenankan berada di halaman sekolah.
"Yang dipanggil antreannya bisa masuk. yang belum, harap menunggu nomor dan nama anaknya dipanggil," kata seorang petugas dengan pengeras suara di gerbang gedung sekolah.
Siswa Bersikeras Masuk Sekolah Favorit Meski Diatur Zonasi
Antusiasme siswa dan orang tua, untuk menyekolahkan putra-putri mereka di sekolah favorit tak pernah surut. Meski pemerintah telah mengatur sistem zonasi. Nyatanya, sekolah-sekolah Negeri favorit masih menjadi incaran siswa dan orang tua.
"Sekolah favorit itu beda, biasanya standar sekolahnya lebih berkualitas. Tenaga pengajar, fasilitas sekolah, sarana-prasarananya, siswanya juga biasa pintar-pintar," ucap Taufik warga Suradita, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang.
Taufik terkekeh, putrinya yang memperoleh nilai SKHUn 26 bisa bersekolah di sekolah favorit di wilayah Kabupaten Tangerang. Apalagi, nilai belajar putrinya itu, selalu diatas rata-rata siswa lainnya saat bersekolah SMP.
"Di SMP dia dapat SMP favorit, nilai-nilainya bagus. Diatas rata-rata siswa lain," ungkapnya.
Pernyataan serupa juga disampaikan Sihabudin, warga Perumahan Serpong Garden, Suradita Cisauk ini mengaku sangat ingin menyekolahkan putranya di sekolah favorit SMAN28 Cisauk.
"Saya yakin masuk, dari rumah ke sekolah juga dekat. Kalu nilai (SKHUN) anak saya biasa saja, cuma 18," ungkap dia.
Menurut dia, sistem zonasi yang telah diterapkan Pemerintah, memberi keadilan bagi seluruh siswa untuk memperoleh akses pendidikan dengan baik.
"Kalau secara pribadi anak saya diuntungkan, tapi sebenarnya juga kasihan yang pintar-pintar, jadi motivasi belajarnya berkurang nanti," kata dia.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi mendatangi para pelajar SMA 1 Ukui, Kabupaten Pelalawan, yang menjadi pemilih pemula di Pilkada serentak.
Baca SelengkapnyaPerlu diketahui, regulasi barang bawaan ke luar negeri telah berlaku sejak tahun 2017 melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 203.
Baca SelengkapnyaPuluhan orang tua dan siswa baru SMKN 1 Tambun Utara, Kabupaten Bekasi menggelar aksi dengan cara mengunci pintu gerbang sekolah, Senin (22/7).
Baca SelengkapnyaPolres Kampar mengingatkan para pelajar untuk ikut menjaga ketertiban jelang Pilkada.
Baca SelengkapnyaRatusan pelajar di Kampar tercatat sebagai pemilih pemula di Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaDua bus yang selamat tiba di Depok sekitar pukul 04.59 WIB. Bus dikawal Satuan Lalulintas Polres Metro Depok.
Baca SelengkapnyaPersonel Satlantas Polres Kampar disebar untuk melakukan cooling system Pilkada, demi mempertahankan suasana kondusif dan damai.
Baca SelengkapnyaSemenjak dibuka pendaftaran hanya 10 orang calon siswa yang mendaftar di sekolah tersebut.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diajarkan cara mengenali dan menanggapi informasi yang tidak jelas kebenarannya, terutama hoaks yang dapat merusak suasana Pilkada.
Baca SelengkapnyaSD Negeri 23 Lolong di Kota Padangkekurangan peserta didik. Sekolah itu hanya mendapatkan 2 siswa baru.
Baca SelengkapnyaSekretaris Disdikbud Kendal Sulardi mengakui ada aduan seragam sekolah yang masuk ke Ombudsman perwakilan Jateng.
Baca SelengkapnyaRombongan Turdes Kemerdekaan yang dipimpin Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor telah sampai di titik lokasi pertama, tepatnya di SMAN 1 Tabunganen
Baca Selengkapnya