Minta Harga Kedelai Diturunkan, 150 Perajin Tempe di Tangsel Mogok Produksi
Merdeka.com - Ratusan perajin tempe di Tangerang Selatan menjerit menghadapi kenaikan harga bahan baku kedelai. Para perajin mengaku tidak sanggup memproduksi makanan kesukaan warga Indonesia jika tidak ikut menaikan harga jual tempe.
Koordinator Kampung Tempe, Pamulang Tangerang Selatan, Turipah mengakui saat ini para perajin tempe sana sedang mogok produksi. Hal itu menyusul tingginya harga bahan baku kedelai, sebagai bahan baku utama pembuatan tempe di lokasi tersebut.
"Mogok sebagai bentuk protes atas kenaikan harga bahan kedelai, sekaligus merespons arahan dari Sahabat Perajin Tempe Pekalongan (STP) Indonesia yang menyerukan mogok sampai Minggu (3/12)," jelas Turipah, kordinator kampung perindustrian Tempe Kedaung, Tangsel, Sabtu (2/1).
-
Bagaimana perajin tempe menghadapi kenaikan harga kedelai? Karena hal ini, para perajin tempe terpaksa mengurangi jumlah produksi tempe. Ada pula dari mereka yang mengecilkan ukuran tempe dan ada juga yang menaikkan harga jual.
-
Bagaimana pengusaha tempe tahu mengatasi kenaikan harga kedelai? Akibat dampak ini, sejumlah produsen menaikkan harga jualnya, memperkecil ukuran tahu dan tempe, hingga mengurangi produksi.
-
Kenapa harga kedelai makin mahal? Hendro, salah seorang perajin tahu di Dusun Kanoman, mengatakan bahwa makin ke sini harga kedelai lokal semakin mahal. Oleh karena itu, mereka terpaksa mengandalkan kedelai impor untuk membuat tahu. Tapi harga kedelai impor saat ini cenderung tinggi.
-
Dimana harga kedelai naik? Di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat misalnya, melambungnya harga kedelai tersebut turut memengaruhi pola produksi para produsen tahu, salah satunya Nana Suryana di Kelurahan Nagri Kidul.
-
Mengapa impor kedelai sangat penting untuk produksi tempe dan tahu? Dari jumlah keseluruhan volume impor tersebut, sekitar 70 persen dialokasikan untuk produksi tempe, sedangkan untuk yang 25 persennya untuk membuat tahu, dan sisanya untuk produksi lain.
-
Mengapa petani udang di Kebumen merugi? Hal ini membuat para petani tambak rugi puluhan juta rupiah. Mesin sirkulasi yang seharusnya berfungsi kini dibiarkan karena tak ada lagi air. Sejumlah kolam memang masih beroperasi.
Dijelaskan Turipah, kedelai sebagai sumber utama pembuatan tempe saat ini masih menjadi komoditas yang harus diimpor pemerintah Indonesia untuk memenuhi kebutuhan tempe di Tanah Air.
"Kita tahu bahan baku kedelai masih banyak diimpor. Pertanyaannya kenapa saat ini nilai tukar dolar stabil, tapi harga kedelai malah dinaikan," kata pemilik usaha Kripik Tempe Macaca ini.
Menurut dia, terdapat sekitar 150 perajin tempe yang ada di kawasan Kampung Tempe, Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan. Seluruhnya memproduksi tempe dan produk olahan lain yang berasal dari kacang kedelai tersebut.
"Setiap perajin ada satu sampai dua pekerja. Di sini masih skala usaha kecil dan mikro. Maka kenaikan harga ini sangat memengaruhi kami," katanya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan harga membuat penjual dan pembeli sama-sama merana
Baca SelengkapnyaKenaikan harga dolar AS ini menyebabkan nilai tukar Rupiah melemah dan harga kedelai impor pun melonjak drastis.
Baca SelengkapnyaIndustri tahu di Dusun Kanoman muncul sejak tahun 1956. Kini mereka mengalami masa-masa sulit.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga kedelai impor sebagai dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah kembali memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
Baca SelengkapnyaNaiknya harga kedelai sejak awal November membuat produsen tahu menjerit
Baca SelengkapnyaSaat ini harga beras kualitas premium rata-rata telah mencapai Rp18.000 per kilogram. Angka ini naik hingga 20 persen dari harga normal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaDua petani tersebut marah karena harga wortel mereka turun drastis di pasaran.
Baca SelengkapnyaHarga beras saat ini tengah melonjak sebagai dampak dari kemarau panjang.
Baca SelengkapnyaMasyarakat berharap pemerintah dapat segera menurunkan harga bahan pokok tersebut.
Baca SelengkapnyaBelakangan ini harga beras melambung tinggi, masyarakat semakin tercekik usai kenaikan yang signifikan.
Baca SelengkapnyaHarga beras yang melambung tinggi memaksa warga antre panjang untuk membeli beras murah.
Baca SelengkapnyaRoy menyampaikan, Aprindo tidak memiliki wewenang untuk mengatur dan mengontrol harga yang ditentukan oleh produsen bahan pokok.
Baca Selengkapnya