Minta Pilkada Surabaya digelar 2015, massa mulai rusak kawat berduri
Merdeka.com - Para pendemo tak sabar menunggu. Sudah 10 menit berjalan, para perwakilan mereka yang menggelar dialog dengan pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya, Jawa Timur belum juga keluar. Massa pun mulai menarik kawat berduri yang memagari Gedung KPUD setempat, Kamis siang (3/9).
Meski begitu, pihak kepolisian dari Polrestabes Surabaya masih bersabar. Polisi membiarkan ulah pendemo dari Gerakan Rakyat Surabaya Menggugat tersebut.
"Jangan terprovokasi. Aksi kita aksi damai. Kita adalah massa cerdas. Ayo kalau selesai, saudara-saudara yang di dalam cepat keluar. Ini sudah 10 menit. Segera keluar, kita tidak tahu apa yang terjadi di dalam," teriak salah satu korlap aksi.
-
Bagaimana polisi menanggapi demo buruh? Polisi saat ini sudah melakukan rekayasa lalu lintas. Adapun, exit tol Cikarang dialihkan ke exit tol lain seperti Bekasi Barat maupun Cibitung.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Bagaimana Polresta Pekanbaru kawal surat suara? Personel Polresta Pekanbaru mengawal ketat pendistribusian logistik berupa surat suara Pemilu 2024. Logistik itu dipastikan aman hingga sampai ke gudang logistik KPU Pekanbaru, Jalan Kaharuddin Nasution.
Sementara massa kembali tenang. Namun, tangan mereka tetap memegang kawat berduri, bersiap-siap untuk kembali merusak.
"Lawan kita bukan polisi, lawan kita mafia-mafia Pilkada. Kawan-kawan jangan terprovokasi. KPU telah mengikuti ritme mafia-mafia Pilkada. Demokrasi di Surabaya jangan diinjak-injak. Jika diinjak-injak, sampaikan yang tidak ingin Surabaya kondusif," teriak sang orator lagi.
Seperti diketahui, aksi ini merupakan imbas dari kondisi jelang Pilwali Surabaya, yang hingga saat ini masih memunculkan satu calon, yaitu pasangan incumbent Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Massa Gerakan Rakyat Surabaya Menggugat-pun, menilai ada politik uang di balik kisruh Pilwali Surabaya ini. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di sisi kanan, massa membakar ban bekas dan melemparkan botol-botol ke arah barikade petugas yang berada di dalam kawasan Gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca SelengkapnyaSpontan anggota yang lain langsung melindunginya dengan tameng plastik dan diarahkan menjauh dari lokasi.
Baca SelengkapnyaReaksi polisi kabur diskak advokat karena debat keras soal halangi bantuan hukum untuk para demonstran yang ditangkap.
Baca SelengkapnyaMassa menolak Pemilu curang sampai menerobos barikade polisi.
Baca SelengkapnyaSaling dorong yang terjadi membuat pagar balai kota akhirnya jebol. Sebagian massa tampak masuk ke kompleks balai kota. CCTV, tanaman dan paving block dirusak.
Baca SelengkapnyaSituasi unjuk rasa menolak pengesahan revisi UU Pilkada di Gedung DPR, Jakarta, mulai memanas.
Baca SelengkapnyaMassa pendemo yang murka nekat merobohkan tembok dan pagar Gedung DPR saat berunjuk rasa menolak revisi UU Pilkada.
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa mendesak Bawaslu untuk berkomitmen menindaklanjuti laporan dugaan kecurangan dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaEri mempersilakan menggelar demonstrasi setiap saat karena itu bagian dari demokrasi.
Baca SelengkapnyaDemonstran kini sudah sampai menutup Tol Dalam Kota tepat di depan gedung DPR, Kamis (22/8) sore.
Baca Selengkapnya