Misteri aliran dana parpol buat grup penebar kebencian Saracen
Merdeka.com - Perlahan lahan fakta baru atas kelompok penyebar ujaran kebencian dan konten SARA, Saracen, mulai terkuat. Terbaru, ada dugaan aliran dana dari partai politik kepada sindikat Saracen.
Hal itu diungkapkan langsung Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Kiagus Ahmad Badaruddin.
"Nama parpol itu kan nanti tanya penyidik. Saya enggak bisa jelaskan itulah," katanya di Hotel Aryaduta, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (27/9) kemarin.
-
Apa itu SARA? SARA adalah singkatan dari suku, agama, ras, dan antargolongan, yang merujuk pada faktor-faktor identitas yang sering kali menjadi penyebab konflik horizontal dan vertikal dalam masyarakat.
-
Bagaimana SARA dikonstruksikan? Para pemegang kekuasaan seringkali menggunakan identitas SARA sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan mereka.
-
SARA kepanjangan dari apa? Mengutip Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada oleh Heru Nugroho, kepanjangan SARA merupakan akronim dari Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks tentang Partai Perubahan? Usai pernyataan Anies yang ingin mendirikan partai baru, di media sosial beredar Anies membentuk Partai Perubahan dan mengimbau masyarakat untuk ikut bergabung bersama partai barunya.
-
Kenapa SARA sering jadi penyebab konflik? Konflik horizontal terbentuk antara individu atau kelompok yang memiliki identitas SARA yang berbeda, sedangkan konflik vertikal terbentuk antara kelompok yang memiliki perbedaan status atau kekuasaan.
-
Kenapa SARA jadi isu sensitif di Indonesia? Keberagaman suku, ras, dan agama menjadi isu sensitif semenjak praktik politik identitas mulai digunakan oleh para elite politik dalam kampanye-kampanyenya.
Meski demikian, Kiagus tak bisa membeberkan nama parpol yang dimaksud. Dia beralasan saat ini polisi masih melakukan penyelidikan.
Dia tak mau terlibat lebih jauh lantaran telah menyerahkan rekomendasi dan hasil penelusuran kepada penyidik.
"Ini kan sedang dalam penyelidikan, penyidikan, nanti mengganggu strateginya, tidak tahu bagaimana strategi teman-teman penyidik," katanya.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto, Selasa (19/9) lalu, mengakui pihaknya sudah mendapatkan laporan hasil analisa (LHA) rekening Saracen dari PPATK. Dalam LHA tersebut ada sejumlah nama, beberapa di antara nama-nama tersebut adalah sosok yang dikenal publik.
Namun demikian, dia enggan mengungkap siapa sosok yang dikenal publik itu dan dari profesi apa.
"Kira-kira begitu. Ya kalau profesinya kalau dikenal publik kira-kira apa? Enggak saya enggak mau berandai-andai," kata Setyo di Mabes Polri.
Pihaknya akan mengklarifikasi kembali terkait peran orang yang terdapat di LHA tersebut. "Ya saya belum tahu pasti tetapi disebut dalam laporan hasil analisis itu disebut terkait Sarachen. Makanya perlu diklarifikasi," katanya.
Nama-nama yang melakukan transaksi dengan rekening Saracen tersebut nantinya akan dikonfirmasi ulang polisi dengan para tersangka. Namun, hal itu dilakukan setelah pemeriksaan kejiwaan terhadap Jasriadi, pemimpin kelompok Saracen, diketahui hasilnya.
Perintah tegas buat mengungkap kasus Saracen sebelumnya sudah dilontarkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian kepada anak buahnya. Jenderal polisi bintang empat itu juga memerintahkan anak buahnya menangkap para pengguna jasa Saracen.
"Saya sampaikan tangkap-tangkapin saja. Yang pesan tangkapin, yang danain tangkapin. Ada lagi sejenis dengan itu, tangkapin," kata Tito usai pimpin sertijab Pati Polri di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (5/9) lalu.
Saracen, kelompok penyebar kebencian, diketahui kerap mendapat pesanan dari pihak tertentu untuk menyerang pemerintah, pejabat, publik, tokoh masyarakat atau suatu kelompok.
Nama baik perorangan atau institusi dijatuhkan melalui pemberitaan yang berbau penghinaan, sentimen agama, sampai kepada hoax. Tak hanya itu, jasa Saracen kerap digunakan pemesan dalam perhelatan demokrasi semisal pilkada.
Pemesan akan meminta Saracen untuk menyerang dan menjatuhkan elektabilitas lawan politiknya. Belum diketahui secara detail siapa saja yang pernah menggunakan jasa Saracen.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PPATK menemukan transaksi mencurigakan untuk pembiayaan Pemilu 2024. Transaksi ini diduga mengalir ke sejumlah partai politik.
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan, jika benar ada pelanggaran harus segera ditindak.
Baca SelengkapnyaUang perahu ini akan banyak ditemukan menjelang pemilu.
Baca SelengkapnyaTernyata, dana ini tidak mengalami pergerakan yang signifikan, namun terjadi perputaran dana hingga mencapai triliunan rupiah
Baca SelengkapnyaKepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana memaparkan sejumlah temuan mengejutkan dalam proses politik
Baca SelengkapnyaGanjar memutuskan irit bicara terkait adanya temuan PPATK tersebut. Kenapa?
Baca SelengkapnyaMemasuki tahun politik, para partai politik mulai melakukan kampanye.
Baca SelengkapnyaBareskrim Polri berkoordinasi dengan PPATK soal temuan transaksi mencurigakan mengalir ke caleg dan partai politik.
Baca SelengkapnyaPPATK menemukan dugaan transaksi mencurigakan di masa Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaIa juga menyebut ketum tidak tahu menahu soal kegiatan organisasi sayap Partai Nasdem, Granita.
Baca SelengkapnyaMenjelang Pemilu 2024, partai politik diimbau hindari dana ilegal.
Baca SelengkapnyaDitemukan tingginya transaksi penukaran uang pecahan Rp50 ribu dan Rp100 ribu ketika masa tenang.
Baca Selengkapnya