Misteri Hilangnya Uang Rp1,6 Miliar Milik Pemprov Sumut
Merdeka.com - Publik digegerkan dengan misteri hilangnya uang tunai Rp1.672.985.500 milik Pemerintah Pemprov Sumatera Utara. Uang itu dikabarkan raib dari dalam mobil tak lama setelah diambil dari Bank Sumut, Senin (9/9) lalu.
Secara mengejutkan, penarikan uang dalam jumlah besar tanpa pengawalan polisi. Berikut ini ulasan terkait misteri hilangnya uang Rp1,6 miliar milik Pemprov Sumut:
Uang Buat Gaji Pegawai
-
Siapa yang mengembalikan uang Rp40 miliar? 'Telah berhasil mengupayakan penyerahan kembali sejumlah uang sebesar USD 619.000 dari tersangka AQ, sehingga total penyerahan uang tersebut senilai USD 2.640.000 atau setara dengan Rp40 miliar,' tutur Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana dalam keterangannya, Selasa (21/11/2023).
-
Uang apa yang hilang di Lamongan? Korban uang hilang di Lamongan ini tak cuma satu orang saja.
-
Siapa korban penipuan uang? “Ya Tuhan duit Rp 2.000 dibuat jadi Rp 20.000 ditambahnya nol, Astagfirullah.. Astagfirullah,“ ujar pedagang wanita yang diduga jadi korban penipuan.
-
Siapa yang menemukan koin emas tersebut? Penemuan ini diumumkan pada 27 Agustus lalu oleh Dr. Stiliyan Ivanov dari Institut Sejarah Nasional dengan museum di Akademi Ilmu Pengetahuan Bulgaria, yang memimpin ekspedisi arkeologi yang menjelajahi benteng 'Kaleto' di atas desa tersebut.
-
Apa yang dicuri MR? 'MR ini mau mengambil tiga celana dalam yang belum dicuci sama korban di kamar kosnya,' kata Kanit Reskrim Polsek Sukolilo, Ipda Aan Dwi Satrio Yudha, Senin (1/7).
-
Di mana aksi pencurian emas itu terjadi? Dalam unggahan tersebut, terlihat sebuah momen ketika gerombolan ibu-ibu yang tengah membeli emas di salah satu toko perhiasan.
Kabag Humas Pemprov Sumut, M Ikhsan memberikan penjelasan terkait hilangnya uang Rp1,67 miliar. Ikhsan memaparkan, uang yang hilang itu baru saja diambil Muhammad Aldi Budianto yang merupakan Penjabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) di BPKAD. Aldi mengambil uang tersebut bersama seorang tenaga honorer BPKAD bernama Indrawan Ginting.
"Uang itu untuk pembayaran honor tim anggaran pemerintah daerah (TPAD)," jelasnya.
Kejadian bermula pada pukul 13.43 WIB, saat Aldi menerima informasi dari bendahara bahwa uang pembayaran honor sudah masuk ke rekening mereka sebesar Rp1.672.985.500.
Pukul 14.00 WIB, Aldi ditemani Indrawan mendatangi kantor Bank Sumut di Jalan Imam Bonjol, Medan. Keduanya melakukan penarikan tunai sekitar pukul 14.47 WIB. Setelah melakukan penarikan, Aldi bersama Indrawan membawa uang itu ke Kantor Gubernur Sumut.
"Setelah masuk pelataran parkir yang bersangkutan melakukan putaran sekali lagi, karena pada saat masuk pertama penuh, dan dia mutar kembali dan melihat ada tempat parkir satu, pas di depan kantor gubernur yang di belakang ada CCTV," ujar Ikhsan.
Uang Ditinggalkan di Jok Belakang
Setelah Penjabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) di BPKAD M Aldi dan tenaga honorer BPKAD Indrawan Ginting mengambil uang dari bank dan keduanya membawa uang yang berjumlah Rp1,6 miliar ke Kantor Gubernur Sumut.
Kemudian keduanya mencari parkir dan memarkirkan mobilnya sekitar pukul 15.40 WIB. Aldi dan Indrawan kemudian meninggalkan kendaraan itu untuk melakukan absensi, lalu salat. Sementara uang ditinggalkan di jok belakang.
"Pada pukul 17.00 WIB, saat hendak pulang, yang bersangkutan melihat tas sudah tidak ada di dalam mobil. Yang bersangkutan ditemani saudara Indrawan Ginting menghubungi Polrestabes Medan dan membuat laporan dan telah di BAP oleh pihak kepolisian," jelas Kabag Humas Pemprov Sumut, M Ikhsan.
Tanpa Pegawalan Polisi
Sementara itu, Kabag Humas Pemprov Sumut, M Ikhsan mengakui tidak ada pengawalan dari petugas keamanan saat Aldi dan Indrawan mengambil uang itu. Namun dia menolak menjawab kerusakan pada mobil yang digunakan keduanya. Begitu juga saat ditanya alasan mereka meninggalkan uang di dalam mobil.
"Biar pihak kepolisian yang menjawab," katanya.
Ikhsan menambahkan, kasus itu sudah dilaporkan ke Gubernur dan Sekdaprov Sumut. "Kita juga sudah berkoordinasi dengan Inspektorat," ujar Ikhsan.
Gubernur Sumut Mengaku Belum Tahu
Gubernur Edy Rahmayadi belum mau berkomentar banyak mengenai hilangnya miliaran rupiah uang Pemprov Sumut, Senin (9/9) sore. Ia mengaku belum mengetahui kejadian itu.
"Saya belum tahu itu," kata Edy Rahmayadi, Selasa (10/9).
Meski belum mengetahui kejadian itu, Edy menegaskan uang Pemprov Sumut tidak boleh hilang. "Enggak boleh kehilangan. Uang rakyat itu," sebutnya.
Edy pun menyatakan dia belum bisa berkomentar banyak mengenai kejadian itu karena belum mengetahui detilnya. "Tetapi saya belum tahu, saya belum bisa komentar mengenai kehilangan itu," ucapnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diduga, uang yang ditemukan di selokan tersebut merupakan hasil pencurian.
Baca SelengkapnyaSS adalah kades desa setempat periode 2016-2022. Dia kembali maju untuk periode kedua pada pilkades 2024.
Baca SelengkapnyaDia membawa sebuah kantong kresek hitam besar. Isinya, ternyata ada uang senilai puluhan juta rupiah.
Baca SelengkapnyaTas pemudik yang berisi uang ratusan juta rupiah itu tertinggal tergantung di sebuah toilet rest area.
Baca SelengkapnyaPeristiwa pencurian itu terjadi pada Senin (6/11) kemarin. Kasus ini masih diselidiki.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan uang berserakan di jalan raya viral jadi sorotan.
Baca SelengkapnyaPria ini berniat mencari pemilik uang yang berhamburan tersebut.
Baca SelengkapnyaHadi menjelaskan saat ini terdapat 118 Kabupaten/Kota di Indonesia yang telah meringankan BPHTB, termasuk 13 Kabupaten/Kota diantaranya berada di Sumut.
Baca SelengkapnyaPenyidik perlu melakukan penahanan karena khawatir keduanya akan melarikan diri dan menghilangkan barang bukti lain.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan penilaian dari BPKP Jatim, kerugian negara akibat kasus itu ada sekitar Rp114,440 miliar
Baca SelengkapnyaMobil pengisian ATM iyu dirampok di atas fly over Jalan By Pass, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Selasa (27/8).
Baca SelengkapnyaKPK mengungkapkan bahwa pihak yang mengembalikan itu pun tidak diketahui identitasnya.
Baca Selengkapnya