Misteri kesurupan beruntun hingga tewaskan dua orang
Merdeka.com - Kampung Merancang Ulu, kecamatan Gunung Tabur, kabupaten Berau, Kalimantan Timur, dalam beberapa pekan terakhir dibuat resah. Warga setempat tewas setelah sebelumnya kesurupan. Peristiwa itu kini tengah diusut kepolisian.
Belum diketahui jelas penyebab kesurupan hingga akhirnya warga meninggal dunia. Peristiwa itu, cukup membuat heboh warga Berau yang tinggal di perkotaan, seperti di Tanjung Redeb.
"Iya, kita dengar kejadian di Merancang Ulu itu ya. Awalnya, warga kesurupan, kemudian meninggal. Unik sekaligus buat khawatir juga," kata warga Tanjung Redeb, Khairul, kepada merdeka.com, Minggu (20/3) siang.
-
Apa penyebab penyakit yang sulit diobati? Ketidakmampuan untuk menemukan solusi medis bagi rasa sakit yang terkait dengan gangguan jin sering kali mengarahkan individu untuk mencari pertolongan dalam ranah spiritual.
-
Kenapa proses pencarian korban sulit? 'Para korban tertimbun longsor tanah tebal disertai material kayu,' ungkap Ali Imran.
-
Apa tantangan pasien kanker? 'Ini kan bukan penyakit yang enak, pasti membuat orang khawatir, takut dan sebagainya. Nah, kita yang berada di sekitarnya harus memberi support. Di samping itu, suami dan keluarga yang berada di dekatnya harus memberikan semangat pada dirinya,' ungkap Ikhwan dalam acara gelar wicara bertema 'Mengenal Metastasis Her2-Low' dilansir dari Antara.
-
Kenapa tenaga medis juga berisiko mengalami duka berkomplikasi? Mereka yang terlibat dalam perawatan paliatif, misalnya, menghadapi risiko duka berkomplikasi karena sering kali terlibat secara emosional dengan pasiennya.
-
Bagaimana komplikasi bisa diatasi? Praktik pencegahan, pemantauan yang cermat, dan manajemen yang efektif dari suatu kondisi kesehatan dapat membantu mengurangi risiko komplikasi.
-
Siapa yang mengalami masalah kesehatan? Batuk kering dan sesak napas dialami Kama, putra bungsu Zaskia Adya Mecca.
Diterangkan Khairul, fenomena itu, menjadi perbincangan warga Tanjung Redeb. Muncul keinginan warga, agar pemkab Berau bersama dengan aparat kepolisian, turun tangan melakukan penyelidikan, untuk lebih memastikan penyebab meninggalnya warga Merancang Ulu.
"Supaya tidak ada dikait-kaitkan dengan hal mistis," ujar Khairul.
Dikonfirmasi, Kapolres Berau AKBP Anggie Yulianto Putro membenarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat itu. Hanya saja, kepolisian masih melakukan penyelidikan di lapangan, untuk memastikan penyebab meninggalnya warga Merancang Ulu.
"Informasi sementara, memang ada warga meninggal. Prosesnya diawali dengan kesurupan dulu," kata Anggie.
Dia menjelaskan, masih dari informasi masyarakat setempat, warga yang meninggal usai kesurupan itu, jumlahnya mencapai 10 orang. Belum banyak keterangan mendalam yang bisa diperoleh kepolisian.
"10 Orang warga meninggal itu dalam 1 bulan terakhir. Usai kesurupan kok meninggal. Itu yang masih kita lakukan pengecekan," ujar Anggie.
Kepolisian lanjut Anggie, tidak boleh berandai-andai. Dari hasil penyelidikan nantinya, akan diketahui jelas penyebab meninggalnya 10 warga setempat, untuk mengantisipasi korban berikutnya.
"Maka dari itu, kita lakukan pengecekan, untuk lebih memastikan. Sementara yang kami dapatkan dari masyarakat, masih sebatas info awal. Nanti akan saya kabarkan lebih lanjut, karena tim saya di lapangan," pungkasnya.
Namun, Kepala kampung Merancang Ulu, Andi Marpai, membantah kabar itu. Menurut dia, yang meninggal usai kesurupan hanya dua orang. Lainnya disebabkan sakit yang diderita.
"Tidak benar yang meninggal karena kesurupan sebanyak itu (10 orang). Yang meninggal karena kesurupan satu sampai dua orang saja," kata Andi, saat dikonfirmasi.
Andi menerangkan, 10 orang warganya itu, meninggal dalam 47 hari terakhir. Sebagian besar disebabkan sakit yang diderita.
"Terakhir sembilan hari lalu, satu orang warga saya itu meninggal karena kesurupan, tidak siuman, meninggal. Delapan orang lainnya meninggal karena sakit yang diderita. Tapi itu berentetan," ujar Andi. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati, Brigjen Hariyanto mengaku kesulitan mengautopsi kedua jenazah.
Baca SelengkapnyaWarga yang penasaran masuk ke rumah dan menemukan satu mayat. Warga akhirnya melapor ke polisi dan ditemukan tiga mayat lagi di rumah tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi sempat kesulitan untuk mengetahui identitas dari jenazah Akseyna.
Baca SelengkapnyaSeorang pria India ditemukan hidup kembali saat hendak dikremasi setelah sebelumnya dinyatakan meninggal di rumah sakit. Dokter diselidiki atas kelalaian.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil sementara autopsi, ditemukan patah tulang leher korban.
Baca SelengkapnyaPolisi resmi menghentikan perkara ini usai merampung investigasi.
Baca SelengkapnyaMantan Kabareskrim, Komjen Susno Duadji blak-blakan kejanggalan polisi dalam kasus kematian Vina Cirebon.
Baca SelengkapnyaTahun baru, dua warga Blitar ditemukan membusuk dengan kondisi bersimbah darah
Baca SelengkapnyaKekeringan air bersih akibat kemarau di Sumatera Selatan, memakan korban jiwa. Dua orang kakak beradik, tewas saat membersihkan sumur.
Baca SelengkapnyaNamun polisi belum dapat menyebutkan mengenai penyebab kematian ibu dan anak tersebut.
Baca SelengkapnyaBelum bisa menarik kesimpulan waktu kematian dari dua orang korban.
Baca SelengkapnyaKesulitan melacak jejak digital satu keluarga itu setelah polisi melihat kondisi handphone sudah tidak utuh.
Baca Selengkapnya