Misteri tewasnya pegawai BRI di Jakarta Pusat
Merdeka.com - Meritha Vridawati, perempuan berparas cantik berusia 26 tahun ini tewas mengenaskan. Jasadnya ditemukan di selokan samping Bank Papua, Jalan Boulevard, Tanah Abang, Senin (8/1) sekitar pukul 06.00 Wib.
Mendiang Meritha menderita luka patah tangan kanan, kemudian di wajah dan hidungnya mengeluarkan darah cukup banyak akibat benturan.
Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Suyatno mengatakan korban tewas usai loncat dari lantai 10 Apartemen Cosmo Park, Jalan Kebon Kacang Raya, Kebun Melati, Jakarta Pusat.
-
Siapa yang siswa SMP itu ajak bicara? 'Saat ini korban berada di Puskesmas Kecamatan Tebet dan kondisi sadar dan bisa diajak komunikasi. Ditemukan kertas dari korban yang berisi tulisan dan gambar menyerupai hanoman, tulisan tersebut tidak dimengerti artinya,' ucapnya.
-
Dimana siswa ini ingin bertemu teman-temannya? Semoga saya dan teman-teman bisa bertemu di MTs yang sama nanti. Saya juga akan ingat selalu pesan guru-guru untuk jangan melupakan salat.
-
Siapa teman Aliya yang di temui nya di sekolah? Pada kesempatan ini, Aliya bertemu dengan temannya.
-
Dimana kejadian pembunuhan terjadi? Kejadian itu mengudang perhatian yang kemudian neneknya keluar dari kamar.'Juga ditusuk oleh terduga pelaku saat keluar. (Urutannya) Bapaknya. Bapaknya, neneknya, baru ibunya,' ujar dia.
-
Di mana kejadian pembunuhan terjadi? Warga Taroada, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros Sulawesi Selatan digegerkan dengan penemuan mayat bapak dan anak dalam kondisi bersimbah darah, Kamis (6/12).
Suyatno menjelaskan, kejadian bermula ketika saksi bernama Cahyono (43) ngobrol dengan rekannya M Ali (53) di pos jaga apartemen. Namun, ketika sedang asyik berbincang terdengar suara yang sangat kencang.
"Tiba-tiba mereka mendengar teriakan dan melihat benda terjatuh serta suara benturan dari arah lantai 10 Apartemen Cosmo Park tepatnya di depan Bank Papua. Saat dicek rupanya orang bunuh diri," jelasnya.
Sementara itu, menurut keterangan suami korban, mendiang Meritha sebelumnya pamit untuk membeli bubur.
"Dari keterangan suaminya sudah kami intograsi, yang bersangkutan meninggalkan rumah dan beli bubur, tahu-tahu mau lakukan pencarian tahu-tahu ada di selokan di dekat bank," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Argo Prabowo Yuwono.
Kepada polisi, suami korban menyebut istrinya tengah dalam tekanan pekerjaan. "Keterangan suami, yang bersangkutan seperti mengalami kelebihan beban dalam bekerja. Ini untuk sementara itu motifnya. Kami masih dalami lagi," tuturnya.
Sayangnya, keterangan suami korban tidak lantas dipercaya keluarganya. Kakak ipar korban, Sintya Destiana mengatakan keluarga tidak percaya Meritha nekat bunuh diri karena masalah pekerjaan.
"Adik ipar saya bukan orang yang negatif. Insya Allah, salatnya rajin. Dia juga selalu percaya kok kalau Allah itu maha baik dan memberikan solusi dari setiap permasalahan. Dan solusinya bukan bunuh diri," ujar Sintya usai pemakaman Meritha, Selasa (9/1).
Sintya menerangkan, Meritha bukanlah orang yang tertutup. Meritha juga merupakan sosok yang ramah, ceria dan senang bercerita.
"(Keluarga) yakin berita di internet enggak benar. Isi beritanya kurang mengenakkan. Insya Allah (Meritha) bukan mati karena bunuh diri," terang Sintya.
Senada dengan Sintya, Andamawijaya Bakti Saputra, salah satu sahabat Meritha menegaskan jika temannya itu bukan tipe orang gampang menyerah.
"Tatha itu orangnya rajin beribadah dan gak gampang menyerah. Orangnya juga terbuka dan kalau sedang ada masalah selalu cerita ke teman-teman. Bukan tipikal orang yang tertutup dan kalau ada masalah dipendam. Bahkan masalah pribadi juga kerap diceritakan," urai Putra.
Putra menambahkan selama tinggal di Jakarta, Meritha masih kerap berkomunikasi dengan teman-temannya saat sekolah di SMA 6 Yogyakarta dulu. Terutama, kata Putra, dengan teman-teman SMA yang sama-sama kerja di Jakarta.
"Ya agak aneh saja kalau diberitakan bunuh diri. Kami teman-teman (SMA) Tatha gak percaya kalau meninggalnya karena bunuh diri. Kami berharap pihak kepolisian bisa mengusut kasus ini hingga tuntas," tutup Putra.
Desakan itupula yang diminta pihak keluarga kepada Kepolisian.
Polisi panggil rekan kerja Meritha
Pengusutan kasus tersebut kini menyasar kepada tiga rekan kerja Meritha.
"Rencananya kita akan memanggil sekitar tiga orang, diantaranya teman kerjanya ya. Tapi saat ini masih proses untuk dipanggil," kata Kapolsek Tanah Abang AKBP Lukman Cahyono kepada merdeka.com.
Lukman mengatakan Meritha baru berniat resign dari Bank pelat merah tersebut.
"Iya, tapi baru rencana resign. Belum mengajukan surat pengunduran diri," ujarnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi telah mengamankan 3 orang terkait kasus kematian seorang perempuan inisial R (35) di Dermaga Pulai Pari, Kepulauan Seribu
Baca SelengkapnyaKematian korban membuat aktivis Mapala STAI Bumi Silampari kehilangan sosok pendiam itu.
Baca SelengkapnyaUpaya rekayasa itu tertangkap dalam potongan percakapan aplikasi WhatsApp (WA) beredar di media sosial.
Baca SelengkapnyaKekasih Brigadir J terlihat mengunjungi makam sang pujaan hati.
Baca SelengkapnyaSeorang siswa SMKN 4 Semarang berinisial GRO ditemukan tewas secara misterius di seputaran Sampokong, Minggu (24/11) dini hari.
Baca SelengkapnyaNamun saat penangkapan itu, A tidak melihat Pegi. Padahal kata dia, Pegi berada di lokasi saat peristiwa tersebut terjadi.
Baca SelengkapnyaPelajar SMP ditemukan tewas di belakang sekolahnya pada pagi tadi, Senin (9/10).
Baca SelengkapnyaNdun bersama Enggar dan teman-temannya pada sore itu sedang mengoprek-oprek sepeda motor matic sejak siang hingga dini hari.
Baca SelengkapnyaKeempat rekan tersangka turut menyaksikan penganiayaan yang menewaskan Putu.
Baca SelengkapnyaAkun Instagram @FOLKSHIT menunggah isi buku Harian ARL yang diduga bunuh diri karena tekanan dari dokter senior.
Baca SelengkapnyaKorban saat itu dibawa ke Rumah Sakit Tarumajaya Hospital.
Baca SelengkapnyaSejumlah rekan korban di sekolah menolak kematian GRO dikaitkan dengan tawuran.
Baca Selengkapnya