Misteri USD 1 juta dari CIA untuk para politisi RI saat pemilu
Merdeka.com - Masih soal sepak terjang Central Intelligence Agency (CIA) di Indonesia. Pada Pilpres 2014 lalu, pihak-pihak tak bertanggung jawab menuding lawannya dibekingi CIA atau pihak asing. Mereka menebar kampanye hitam tanpa bukti yang valid untuk menjatuhkan lawan politik mereka.
CIA memang pernah menyuap para politikus Indonesia dalam pemilihan umum. Kisah ini terjadi dalam Pemilu 1955. Saat itu CIA ingin menggulingkan Soekarno lewat pemilihan umum pertama di Indonesia.
CIA khawatir Soekarno tak bisa dikendalikan Amerika Serikat. Apalagi Soekarno baru saja menggelar Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 18-24 April 1955. Soekarno mengumpulkan para pemimpin dari negara dunia ketiga yang kebanyakan baru saja merdeka. Dia menggagas sebuah gerakan baru yang tak memihak Blok Timur Uni Soviet dan Komunis serta Blok Barat Amerika Serikat dan para sekutunya.
-
Siapa yang diserang menjelang Pemilu? 'Jadi media center ini bukan media center capres-capresan, jadi tidak untuk capres-capres tapi ini untuk pelurusan informasi data dari pemerintah sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi yang valid ataupun serangan yang diterima (untuk pemerintah). Sekarangkan banyak juga serangan yang kami terima, urusan capres tapi serangannya ke Pemerintah,' imbuhnya.
-
Siapa saja yang terlibat dalam Pilkada? Selain itu, Pilkada juga merupakan ujian bagi penyelenggara pemilu, partai politik, dan para calon kepala daerah dalam menjalankan proses demokrasi yang jujur dan adil.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
-
Siapa yang terlibat dalam Pemilu? Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah satu mekanisme fundamental dalam sistem demokrasi yang memungkinkan warga negara untuk secara langsung atau tidak langsung memilih para pemimpin dan wakilnya.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
-
Apa yang diancam AIPI dalam Pemilu? 'Banyak sekali sekarang, paling serius dalam integritas negeri ini adalah uang, ancaman ini akan terjadi, dan akan terjadi pada Pemilu 2024,' jelas Alfitra dalam acara sosialisasi aplikasi Sietik DKPP RI di Hotel Yuan Garden, Senin (18/12).
CIA menjawab langkah Soekarno itu dengan sebuah perintah rahasia yang dikirimkan 19 hari setelah Konferensi Asia Afrika berakhir.
Hal tersebut ditulis dalam Buku Membongkar Kegagalan CIA yang ditulis Tim Weiner dan diterbitkan PT Gramedia Pustaka Utama tahun 2008.
Perintah rahasia itu dikirim dari Gedung Putih dengan nomor NSC 5518. Isinya menginstruksikan agar CIA bergerak mempengaruhi para pemilih di Indonesia untuk tak memilih Partai Nasional Indonesia (PNI) atau Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dianggap pro-Soekarno.
Gedung Putih memberikan wewenang CIA untuk melakukan segala cara, termasuk memberikan uang suap untuk membeli para pemilih dan politikus Indonesia. Melakukan peperangan politik untuk mendapatkan kawan dan merongrong calon-calon musuh. CIA juga diizinkan membentuk pasukan paramiliter untuk menjaga Indonesia tak jatuh ke tangan komunis.
"CIA memompakan USD 1 juta ke kantong musuh politik paling kuat Soekarno, Partai Masjumi, pada pemilihan umum parlemen pertama yang dilakukan di Indonesia," tulis Weiner.
Sementara mantan agen CIA Joseph B Smith mengaku agar tak ketahuan, uang USD 1 juta diberikan begitu saja tanpa harus ada laporan pertanggungjawaban. Sama sekali tak ada bukti tertulis, atau laporan apa-apa mengenai uang yang jumlahnya sangat besar waktu itu.
"Saya tidak tahu bagaimana Masyumi menggunakan uang tersebut," aku Smith.
Namun rupanya rencana CIA tak sesuai harapan. Partai Nasional Indonesia (PNI) masih menjadi juara umum dengan 8.434.653 suara atau 22,32 persen. Sementara Masyumi berada di posisi kedua dengan 7.903.886 suara atau sekitar 20,92 persen. Yang paling mengkhawatirkan AS, PKI bercokol di posisi keempat dengan 6 juta suara.
Upaya CIA untuk mendongkel Soekarno lewat Pemilu pun gagal.
Kelak tahun 1958, sejumlah petinggi Masyumi mendukung pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera. PRRI diawali dengan kekecewaan sejumlah daerah pada pemerintah pusat. Mereka menilai seharusnya daerah diberi otonomi seluas-luasnya. Pemerintah pusat pun seharusnya lebih peduli mensejahterakan daerah-daerah. Para tokoh PRRI juga marah melihat Soekarno semakin merangkul PKI.
Akhirnya PRRI jadi gerakan bersenjata. Kembali CIA dapat celah masuk. Mereka menyuplai persenjataan dan uang pada para pemberontak Soekarno ini.
Namun dalam waktu singkat, pasukan TNI kembali merebut Sumatera dan mengakhiri pemberontakan tersebut. Soekarno akhirnya membubarkan Masyumi tahun 1960.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Uang perahu ini akan banyak ditemukan menjelang pemilu.
Baca SelengkapnyaAda potensi bahaya dari aliran dana asing untuk pemenangan salah satu pasangan calon presiden.
Baca SelengkapnyaIkhsan pernah melakukan penelitian saat pemilihan Walikota Serang, Banten tahun 2013 dan mendapati salah satu calon membayar Rp5 miliar.
Baca SelengkapnyaTidak ada anggaran khusus Pilpres di Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaTernyata, dana ini tidak mengalami pergerakan yang signifikan, namun terjadi perputaran dana hingga mencapai triliunan rupiah
Baca SelengkapnyaPolres Pekalongan mengungkap kasus penipuan dengan modus penggandaan uang bermotif politik. Korbannya seorang caleg dari Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaTercatat para sindikat ini berdasarkan laporan yang diterima polisi, sudah dua kali beraksi di wilayah hukum Kelapa Gading.
Baca SelengkapnyaMahfud mengaku banyak pihak ingin menyumbangkan dananya untuk menyukseskan kampanye
Baca SelengkapnyaKepala desa biasanya memiliki hubungan dengan petahana sehingga dapat mendobrak atau mengurangi suara politisi tersebut.
Baca SelengkapnyaKomisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat (Jabar) berinisial AN viral dinarasikan menerima gratifikasi.
Baca SelengkapnyaCak Imin menceritakan ada seorang kiai diberikan uang miliaran rupiah untuk mendukung salah satu pasangan capres dan cawapres.
Baca SelengkapnyaPolisi menyita barang bukti sebanyak 995 lembar dolar USD dan 45 lembar mata uang Rupiah pecahan Rp100 ribu dari tangan pelaku.
Baca Selengkapnya