Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mitos gerhana bulan dan gempa besar di Jakarta

Mitos gerhana bulan dan gempa besar di Jakarta Kepanikan pekerja kantor saat gempa di Jakarta. ©2018 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Kepanikan melanda Ibu Kota. Di sebuah pusat perbelanjaan, para pengunjung berebut turun dengan eskalator, karyawan berhamburan dari perkantoran. Pasien rumah sakit dievakuasi, tamu salon berhamburan, bahkan beredar foto seorang pria keluar dengan handuk terlingkar di badan.

Seorang warga yang trauma membandingkan guncangan kuat di Jakarta dengan apa yang dialaminya pada 2007 lalu, ketika lindu dahsyat melanda Yogyakarta.

Guncangan hebat yang dirasakan warga Jakarta Selasa siang, sejatinya tak berpusat di ibu kota. Episentrum gempa 6,1 skala Richter berada di laut, 43 km barat daya Kota Muarabinuangeun, Kabupaten Cilangkahan, Provinsi Banten.

Namun, lagi-lagi, peristiwa tersebut membuktikan satu hal: Jakarta, kota terpenting di Indonesia, rentan gempa.

Belum lagi reda rasa was-was, beredar kabar tentang potensi lindu yang lebih besar lagi. "Diharapkan keluar rumah nanti malam pukul 22.30-23.59 dikarenakan potensi gempa susulan 7,5 SR," demikian kabar yang mengatasnamakan BMKG beredar viral.

Kabar, yang menyertakan peringatan dini dari BMKG soal potensi gelombang tinggi, belakangan terbukti bohong alias hoax. BMKG membantah, ahli gempa pun menepis.

Ahli Geologi Gempa Bumi LIPI, Danny Hilman Natawidjaja mengatakan, gempa susulan biasa terjadi. Namun, kekuatannya tak sebesar yang utama.

"Gempa susulan hanya untuk menyeimbangkan lempeng saja. Kadang masyarakat itu salah pengertian. Yang harus diwaspadai sebenarnya gempa yang besarnya tadi," kata Danny saat dihubungi Liputan6.com.

Masyarakat diminta tidak terpancing isu tentang adanya prediksi gempa susulan 7,5 SR di media sosial.

Terpisah, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menegaskan, ilmu pengetahuan saat ini belum mampu memprediksi secara pasti, kapan, di mana, dan berapa besar gempa akan terjadi.

Oleh karena itu, dia meminta masyarakat mencari kebenarannya jika menerima informasi akan terjadi gempa.

"Bahkan dengan spesifik mengatakan besar, waktu dan lokasi itu adalah hoax. Jadi jangan ikut-ikutan menyebarkan di medsos."

Meski demikian kesiapsiagaan adalah hal yang wajib dimiliki masyarakat Indonesia. Perlu dipahami bahwa negara kita terletak di lingkaran 'cincin api Pasifik' atau Pacific Ring of Fire dan daerah kedua yang paling aktif di dunia: sabuk Alpide. Terjepit di antara dua wilayah kegempaan berarti, Tanah Air menjadi lokasi sejumlah letusan gunung berapi dan gempa terdahsyat yang pernah terjadi di muka Bumi. Menjadi 'supermarket' bencana.

Sutopo menjelaskan, selatan Jawa merupakan zona sepi gempa besar. Wilayah selatan Jawa, khususnya dari segmen Pangandaran hingga Pacitan dan Banyuwangi, adalah zona seismic gap.

"Lempeng Indo Australia dan Eurasia di selatan Jawa ini aktif bergerak rata-rata dengan kecepatan 6,6 cm per tahun. Ratusan tahun tanpa gempa besar sehingga energinya terkunci. Artinya ada potensi yang besar. Suatu saat bisa lepas energinya menjadi gempa dan membangkitkan tsunami. Kapan? Kita tidak tahu pasti," tutur Sutopo.

Mitos gerhana bulan dan gempa bumi

Gempa yang berpusat di Banten terjadi pada Selasa 23 Januari 2018 pukul 13.34 WIB, berdekatan dengan prediksi gerhana bulan pada 31 Januari 2018.

Sejumlah orang pernah mengait-ngaitkan gempa 7,4 SR Jepang 21 December 2010 dan gempa 6,5 SR Iran yang mengakibatkan korban jiwa, dengan gerhana bulan.

Dan, kebetulan, tak lama setelah gempa 6,1 di Banten, lindu dahsyat dengan kekuatan 7,9 SR mengguncang Alaska.

Sudah lama Bulan dikait-kaitkan dengan terjadinya gempa. Apalagi lindu dan tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 juga terjadi 2 pekan sebelum supermoon 10 Januari 2005. Pun dengan gempa 9 SR di Jepang pada 11 Maret 2011.

Benarkah fase Bulan berpengaruh pada aktivitas geologi, khususnya gempa?

Peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Danny Hilman Natawidjaja menegaskan, tidak ada kaitan antara kedua fenomena alam tersebut.

"Tidak ada kaitannya. Itu suatu perkiraan orang dihubung-hubungkan orang," ujar Danny.

Senada, Kepala Bagian Humas BMKG, Hary Tirto Djatmiko, menegaskan kedua hal tersebut terlalu jauh untuk dikaitkan.

"Sejauh ini tidak ada kaitannya. Yang satu fenomena astronomi yang satu fenomena terkait geologi. Jadi dua hal yang berbeda," tutur Hary kepada Liputan6.com.

Sumber: Liputan6.com (mdk/ian)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mitos Gerhana Bulan, Tanda Malapetaka hingga Larangan bagi Ibu Hamil
Mitos Gerhana Bulan, Tanda Malapetaka hingga Larangan bagi Ibu Hamil

Mitos gerhana bulan hanya bentuk budaya yang berkembang di Indonesia.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Banten Diguncang Gempa 4,6 Magnitudo, Getaran Terasa Hingga Jakarta
VIDEO: Banten Diguncang Gempa 4,6 Magnitudo, Getaran Terasa Hingga Jakarta

Guncangan hebat gempa menghantam Bayah, Banten hari Selasa (16/4/2024) pukul 10.18 WIB.

Baca Selengkapnya
Gempa Bumi 5,8 Magnitudo Guncang Banten, Getaran Terasa hingga Depok
Gempa Bumi 5,8 Magnitudo Guncang Banten, Getaran Terasa hingga Depok

Menurut BMKG, gempa bumi terjadi pada hari Minggu 25 Februari 2024 sekitar pukul 20.07 WIB.

Baca Selengkapnya
Banten Diguncang Gempa 3 Magnitudo
Banten Diguncang Gempa 3 Magnitudo

Gempa tersebut terjadi pada sekitar jam 22.30 WIB dan berjarak 95 kilometer Barat Daya Kecamatan Bayah.

Baca Selengkapnya
Banjir Rob, Satu RT dan Empat Jalan di Jakarta Utara Tergenang
Banjir Rob, Satu RT dan Empat Jalan di Jakarta Utara Tergenang

Adapun Rob terjadi akibat adanya fenomena pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase bulan baru atau supermoon.

Baca Selengkapnya
Fakta-fakta Terbaru Gempa Garut 6,2 Magnitudo, Pantai Sayangheulang Sempat Surut
Fakta-fakta Terbaru Gempa Garut 6,2 Magnitudo, Pantai Sayangheulang Sempat Surut

Bencana gempa 6,2 magnitudo sempat membuat air laut di Pantai Sayangheulang surut.

Baca Selengkapnya
Gempa Magnitudo 6,2 di Jawa Barat Dipicu Deformasi Batuan Dalam
Gempa Magnitudo 6,2 di Jawa Barat Dipicu Deformasi Batuan Dalam

BMKG melaporkan peristiwa gempa bumi magnitudo 6,2 yang berpusat di perairan selatan Jawa Barat dipicu deformasi batuan dalam.

Baca Selengkapnya
Ada Supermoon 9 April 2024, Waspada Potensi Banjir Rob di Beberapa Wilayah
Ada Supermoon 9 April 2024, Waspada Potensi Banjir Rob di Beberapa Wilayah

Dwikorita menjelaskan, banjir rob periode Lebaran diprediksi terjadi pada 1-13 April di beberapa wilayah pesisir Indonesia

Baca Selengkapnya
Gempa Banten Magnitudo 4,8 Terasa hingga Jakarta, Goyang 2 Detik
Gempa Banten Magnitudo 4,8 Terasa hingga Jakarta, Goyang 2 Detik

Guncangan hebat gempa menghantam Bayah, Banten hari Selasa (16/4/2024) pukul 10.18 WIB.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Banjir Rob Rendam Pesisir Utara Jakarta, Warga Dievakuasi Naik Buldoser
FOTO: Penampakan Banjir Rob Rendam Pesisir Utara Jakarta, Warga Dievakuasi Naik Buldoser

Banjir rob hari ini merupakan banjir yang tertinggi dalam tiga hari terakhir. Ketinggian banjir limpahan air laut ini mencapai satu meter.

Baca Selengkapnya
Waspada, 10 Wilayah di Pesisir Jakarta Terancam Banjir Rob Hingga 20 Desember 2024
Waspada, 10 Wilayah di Pesisir Jakarta Terancam Banjir Rob Hingga 20 Desember 2024

Fenomena itu berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum berupa banjir pesisir atau rob.

Baca Selengkapnya
Banjir Rob Kembali Rendam Kawasan Muara Angke Jakarta Utara Tutup Jalur Utama ke Pelabuhan
Banjir Rob Kembali Rendam Kawasan Muara Angke Jakarta Utara Tutup Jalur Utama ke Pelabuhan

Pada pagi hari Jumat (13/12/2024), wilayah RW 22 Muara Angke di Jalan Dermaga Ujung 1, Pluit, Kecamatan Penjaringan kembali dilanda banjir rob.

Baca Selengkapnya