Mitos Gerhana Matahari bagi orang yang lalai dengan waktu
Merdeka.com - Fenomena alam seperti gerhana matahari total (GMT) memang tidak bisa lepas dengan cerita rakyat dan mitos yang berseliweran. Salah satunya adalah Batara Kala atau Dewa Waktu.
Gerhana matahari ini bisa dikatakan sebagai tenggelamnya perputaran waktu di mana keburukan harus dihapuskan dengan suatu kebaikan.
Dalam sehari, bumi berputar 24 jam saja, ada kalanya matahari 'beristirahat' menyinari bumi dan lenyap saat bulan menerangi gelapnya langit.
-
Apa itu gerhana matahari total? Gerhana matahari total merupakan fenomena alam yang memukau, di mana bulan sepenuhnya menutupi matahari, menciptakan momen singkat ketika siang menjadi malam.
-
Bagaimana gerhana matahari terjadi? Meskipun saat ini kita memiliki pemahaman ilmiah yang lebih mendalam tentang gerhana matahari, namun mitos-mitos yang mengelilingi peristiwa ini tetap memikat dan memberikan warna tersendiri dalam pandangan manusia terhadap alam semesta.
-
Bagaimana Gerhana Matahari Total terjadi? Gerhana matahari total terjadi saat matahari, bulan, dan bumi terletak dalam satu garis lurus. Posisi ini didapatkan tidak lain karena bumi dan bulan sama-sama berputar melakukan revolusi mengelilingi matahari. Kemudian pada waktu tertentu, baik bumi maupun bulan akan menempati posisi orbit yang sejajar hingga membentuk garis lurus.
-
Mengapa Gerhana Matahari Total terjadi? Gerhana matahari terjadi ketika bumi berada di antara matahari dan bulan, dan bulan berada di fase baru. Ketika ini terjadi, bulan tampak menutupi sebagian atau seluruh cakram matahari dari perspektif pengamat di bumi.
-
Kapan gerhana matahari terjadi? Gerhana matahari telah menjadi peristiwa alam yang memikat manusia sejak zaman kuno.
Demikian dikatakan Budayawan Mas Nanu Muda, saat berbincang dengan merdeka.com, di Bandung, Sabtu (5/4).
"Ketika matahari tenggelam artinya termakan oleh waktu, ada suatu perputaran di mana salah satu contohya orang kebanyakan mengais rezeki pada siang hari, sedangkan tidur di malam hari," tutur Bah Nanu.
Tapi justru orang tidak sedikit menghargai waktu yang telah diberikan Tuhan. Di mana malam juga manusia termakan waktu, sehingga melupakan makna 'kebaikan' untuk dirinya sendiri.
"Jangan terlena dengan waktu orang bekerja dengan hal yang nantinya malah menjadi membawa keburukan," ucapnya.
Pesan penting dari GMT, kata dia, adalah pentingnya menghormati waktu, apalagi dengan segala sesuatu yang sifatnya hanya duniawi. Dalam sebuah pantun Sunda saja nyata, bahwa dunia hanyalah tempat kita berkelana.
Aya lumut dina batu aya kuya di muara. Kedah emut kana waktu di dunya urang ngumbara. (lumut di batu, kura-kura di muara. harus ingat pada waktu, di dunia kita hanya berkelana).
Pantun itu kata dia sejalan dengan surat Al Ashr ayat 1-3 : Demi masa! Sesungguhnya manusia kerugian. Kecuali orang yang beriman dan beramal salih dan berpesan dengan kebenaran dan kesabaran.
"Jadi gerhana menunjukkan perputaran waktu. Ketika manusia waktu digunakan tidak baik manusia akan termakan waktu. Orang kerja, orang malas, orang tidak baik pada akhirnya akan dimakan waktu," katanya.
Batara Kala dalam istilah Sunda disebut juga buta atau raksasa. Batara Kala ini diidentikkan dengan tokoh jahat. Biasanya Batara bersahabat dan mencari mangsa manusia-manusia yang lalai dengan waktu.
Nanu yang kerap melakukan prosesi ruwatan tidak jarang menyimbolkan Batara sebagai sesuatu yang buruk dan harus disingkirkan. Mereka yang diruwat harus dihilangkan hal buruknya.
"Jika termakan Batara Kala intinya termakan waktu. Waktu harus digunakan sebaik-baiknya, jangan sampai termakan kala," katanya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagai fenomena alam yang jarang terjadi, kehadiran gerhana matahari kerap memunculkan mitos unik.
Baca SelengkapnyaMitos gerhana bulan hanya bentuk budaya yang berkembang di Indonesia.
Baca SelengkapnyaFenomena gerhana matahari total akan terjadi saat bulan Ramadan tahun ini, tepatnya pada 8 April 2024.
Baca SelengkapnyaFenomena gerhana matahari terjadi saat posisi bulan, matahari, dan bumi sejajar
Baca SelengkapnyaAstronom menemukan referensi gerhana matahari total dalam teks kuno Rig Veda, menyatakan peristiwa ini terjadi 6.000 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaDalam Islam, gerhana matahari dianggap sebagai salah satu tanda kebesaran Allah SWT dan sering kali diartikan sebagai peringatan bagi umat manusia.
Baca SelengkapnyaFenomena Hari Tanpa Bayangan menyapa warga Jakarta, pada Selasa (8/10/2024). Peristiwa alam yang disebut Kulminasi Utama ini terjadi sekitar pukul 11.54 WIB.
Baca SelengkapnyaFenomena ini juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran astronomi tentang bentuk Bumi.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah fakta berdasarkan penelitain dari NASA tentang arah putaran Bumi.
Baca SelengkapnyaGerhana Bulan Penumbra tidak hanya menawarkan pemandangan langit malam yang indah, tetapi juga membawa serangkaian fakta menarik yang menantang pemahaman kita.
Baca SelengkapnyaGerhana matahari adalah suatu keadaan di mana bulan berada di tengah-tengah matahari dan bumi, sehingga menyebabkan sinar matahari ke bumi menjadi penghalang.
Baca Selengkapnya