Modus Ajak Latihan, Pembina Pramuka di OKU Perkosa dan Bunuh Siswi SMP
Merdeka.com - Pembina Pramuka, Aldi Sukma Wijaya (19) memperkosa dan membunuh siswi kelas satu SMP berinisial R (13). Pelaku pun ditangkap polisi tak lama usai menjalankan aksinya.
Peristiwa itu bermula saat pelaku mengirim pesan singkat di akun Facebook korban untuk memberitahu latihan Pramuka, Kamis (2/4) malam. Sesuai dengan arahan pelaku, korban datang ke tempat yang dituju keesokan harinya dengan diantar kedua orang tuanya menuju sekolahnya di Desa Tebing Kampung, Kecamatan Semidang Aji, Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan.
Orang tua korban menunggu di kantin depan sekolah dan korban langsung masuk ke sekolah dan menuju aula yang berada di belakang sekolah. Tak lama kemudian, pelaku datang dan mengajak korban ke lapangan olahraga.
-
Apa yang dilakukan pelaku pada korban? 'Korban meninggal akibat kekerasan. Ini peristiwa pembunuhan dengan tindak kekerasan, ditali, dicekik. Kami penyidik melakukan penyidikan pembunuhan, tidak soal lain,' kata Endriadi.
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
-
Apa yang dilakukan pelaku terhadap korban? Pelaku mengancam akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Siapa yang menusuk korban? Korban atas nama Yosep Pulung tewas usai ditikam Orang Tak Dikenal (OTK) di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, Kamis (4/4) kemarin.
-
Bagaimana pelaku membunuh korban? 'Bahwa modus operandi pelaku melakukan tindak pidana yaitu pelaku mencekik dan menjerat leher korban dengan menggunakan tali sehingga (korban) meninggal dunia dan membuang mayat dalam kardus dan dilempar ke sungai.
Di sana, pelaku menyuruh korban berbalik badan membelakanginya. Ketika itulah, pelaku memukul kepala bagian belakang korban sebanyak dua kali dengan kayu hingga pingsan.
Pelaku mengangkat tubuh korban ke hutan dekat lapangan, lalu mengikat tangan dan menutup mata korban dengan dasi. Mulut korban disumpal menggunakan kaos kaki, sedangkan kakinya diikat dengan tali rafia milik korban yang ada di dalam tas. Tali itu sebelumnya disuruh bawa oleh pelaku.
Pelaku menyetubuhi korban. Tak lama, korban terbangun dan berusaha berontak. Pelaku naik pitam, dia memukuli korban dan mencekik leher korban dengan dasi hingga tewas.
Tak hanya itu, pelaku menusuk rusuk dan dada korban dengan kayu kecil. Meski korban sudah tewas, pelaku kembali timbul hasrat memerkosa mayatnya. Sadisnya lagi, pelaku menusuk bagian tubuh lain dengan kayu kecil.
Usai melampiaskan nafsunya, pelaku merapikan pakaian korban dan menutupi tubuhnya dengan daun-daunan. Kemudian, pelaku meninggalkan lokasi.
Merasa curiga, orang tua korban yang masih menunggu depan sekolah bertanya kepada penjaga sekolah. Mereka kaget mendengar pernyataan penjaga bahwa tidak ada kegiatan di sekolah karena masih dalam masa libur antisipasi penyebaran Covid-19.
Mereka pun mencari korban namun tak membuahkan hasil. Kemudian, mereka melapor ke kepala desa dan dibantu warga turut melakukan pencarian.
Tiba di sekolah, mereka mendengar pengakuan salah seorang yang melihat korban diajak pelaku ke belakang sekolah. Tak lama, pelaku dijemput dan dibawa ke rumah kades untuk interogasi. Ketika itu, pelaku bersikukuh tidak bertemu dengan korban.
Kades dan warga kembali melakukan pencarian di sekitar belakang sekolah. Mayat korban pun ditemukan dalam keadaan mengenaskan dan dibawa ke rumah sakit untuk keperluan visum.
Kasatreskrim Polres OKU AKP Wahyu Setyo Pranoto mengungkapkan, pelaku awalnya membantah tuduhan pembunuhan. Namun, begitu ditunjukkan bukti-bukti dan keterangan saksi mata, barulah dia mengakui semua perbuatannya.
"Tersangka kita amankan beberapa jam usai kejadian. Dia mengakui telah memperkosa dan membunuh korban," ungkap Wahyu, Sabtu (4/4).
Dalam kasus ini, tersangka dikenakan Pasal 340 dan 338 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman seumur hidup penjara. Barang bukti diamankan sebatang kayu panjang 80 centimeter, topi Pramuka, beberapa helai dasi Pramuka, dan pakaian korban lainnya.
"Kami masih melakukan pemeriksaan terhadap pelaku. Situasi di TKP cukup stabil," pungkasnya.
Pembunuhan Dilatarbelakangi Asmara
Pembina Pramuka, Aldi Sukma Wijaya (19) nekat memerkosa dan membunuh anak didiknya yang masih duduk di bangku kelas satu SMP berinisial R (13). Aksi itu dilakukannya ketika orang tua korban menunggu di kantin sekolah.
Kasatreskrim Polres Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, AKP Wahyu Setyo Pranoto mengungkapkan, tersangka nekat melakukan aksi bejat itu lantaran menaruh kesukaan yang berlebihan terhadap korban. Rasa suka itu akhirnya muncul keinginan memperkosa korban.
"Motifnya karena suka, terus nafsu dengan korban dan akhirnya ada niat memperkosa," ungkap Wahyu, Sabtu (4/4).
Untuk melampiaskan nafsunya, tersangka mengirim pesan ke akun Facebook korban yang memintanya datang ke sekolah untuk latihan Pramuka. Tersangka berdalih mengajak korban latihan karena ketua regu.
"Tersangka menyuruh korban datang sendirian saja. Tapi orangtua korban ikut mengantar karena curiga sejak awal," ujarnya.
Dari informasi yang diterimanya, tersangka bukan pembina Pramuka resmi. Tersangka hanya berstatus pembina pembantu karena memiliki basic kepramukaan.
"Tersangka masih menjalani pemeriksaan oleh penyidik," kata dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenazahnya ditemukan dalam keadaan terbaring dengan kepala bersimbah darah.
Baca SelengkapnyaPelaku diduga membunuh korban dengan cara membekap mulutnya. Setelah tewas, korban disetubuhi secara bergiliran.
Baca SelengkapnyaKorban dan tersangka menjalin hubungan asmara selama dua tahun
Baca SelengkapnyaAksi keji kelakuan 4 bocah di bawah umur yang perkosa dan bunuh seorang siswi SMP di Palembang.
Baca SelengkapnyaSeorang siswi SMA di Ogan Komering Ulu, MA (18), menjadi korban pencabulan oleh ayah kandungnya sendiri, ER (48).
Baca SelengkapnyaKorban ditemukan di Kampung Ciketing, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaPembina pramuka ini tega mencabuli siswi-siswi binaannya tanpa memikirkan masa depan para korban
Baca SelengkapnyaKeempat tersangka adalah IS (16), MZ (13), MS (12), dan AS (12). IS adalah kenalan korban melalui Facebook baru dua minggu dan menjalin hubungan asmara.
Baca SelengkapnyaKasus bullying memang sangat sering terjadi, termasuk di Indonesia. Belum lama ini viral anak SMA di Banjarmasih menikam teman sekelas yang kerap membullynya.
Baca SelengkapnyaKorban dicabuli sebanyak dua kali oleh pelaku berinisial DS (61)
Baca SelengkapnyaKorban pertama diperkosa beberapa kali oleh para tersangka.
Baca SelengkapnyaSidang digelar secara tertutup di Pengadilan Negeri Klas I Palembang. Para pelaku didampingi keluarganya.
Baca Selengkapnya