Modus Baru dalam Transaksi, Narkoba Ditempel di Tiang Listrik Jalanan
Merdeka.com - Modus baru peredaran narkoba di Depok terungkap. Para pengedar kerap memanfaatkan keberadaan tiang listrik di jalanan. Mereka sengaja menempelkan narkoba untuk media bertransaksi.
"Modus yang belakangan paling sering kami temukan adalah menempelkan narkoba ke tiang listrik. Sehingga antara kurir dan bandar tidak saling tahu. Mereka hanya memberi kode menyimpan narkoba, dan biasanya di tempel di tiang listrik," kata Kepala Badan Narkotika Nasional Kota Depok, AKBP Rusli Lubis, Rabu (12/12).
Tempat lain yang juga sering dimanfaatkan pengedar narkoba adalah tempat sampah. Hal itu dilakukan untuk mengelabui petugas. "Kalau seperti ini sulit untuk kami melakukan pengembangan terhadap jaringan seperti itu. Jadi Depok ini biasa digunakan sebagai jalur perlintasan tempat transit jaringan Bogor dan sekitarnya," tukasnya.
-
Apa jenis narkoba yang diselundupkan? 'Awalnya kami menemukan adanya temuan narkotika jenis sabu sebanyak 2 paket sedang dengan berat kotor 202 gram yang dikirim lewat kargo bandara dengan modus ekspedisi helm,' ujar Kasat Reserse Narkoba Polresta Pekanbaru Kompol Manapar Situmeang kepada merdeka.com Senin (20/5).
-
Bagaimana cara mengidentifikasi pengguna narkoba? Belajar mengenali ciri-ciri fisik atau perilaku penggunaan narkoba dapat membantu mencegah masalah ini berkembang lebih jauh.
-
Bagaimana pelaku mengelabui petugas? Setelah berhasil merebut mobil korban, pelaku kemudian langsung melarikan diri dan mengubah pelat kendaraan itu menjadi BG 1544 QE agar tidak dicurigai.
-
Apa yang dilakukan penambang timah ilegal? Agung menjelaskan penambangan timah ilegal berkelompok di wilayah IUP PT Timah terjadi secara masif pada tahun 2020.
-
Dimana kasus narkoba jaringan internasional ini dibongkar? Ditresnarkoba Polda Metro Jaya berhasil membongkar kasus peredaran narkoba jaringan internasional yang beroperasi di Malaysia-Riau-Jakarta.
-
Dimana saja peredaran narkoba di Cianjur rawan terjadi? Berdasarkan pemetaan oleh polisi, peredaran narkoba rawan terjadi di wilayah utara, selatan dan timur Kabupaten Cianjur.
Diakui dia, Depok sebagai salah kota perlintasan yang cukup strategis bagi para pelaku peredaran narkoba. Hal ini, menjadi perhatian yang cukup serius mengingat tingkat kerawanan peredaran barang haram itu jelang perayaan Tahun Baru.
Beberapa waktu lalu pihaknya berhasil meringkus pelaku peredaran narkoba jaringan lembaga pemasyarakatan. Pelaku berinisial JA (22) dibekuk saat berada di kawasan Terminal Depok. Petugas menyita barang bukti ganja seberat 3,1 kilogram yang diketahui atas arahan seorang warga binaan alias Napi di Lapas Cianjur, berinisial MA. AJ sendiri merupakan residivis atas kasus yang sama, di Lapas Bulak Kapal, Bekasi.
AJ yang merupakan warga Bekasi, diketahui hendak bertransaksi di belakang Sekolah Dasar Sugutamu, Kecamatan Sukmajaya, Depok. "Jadi si MA yang ada di lapas itulah yang mengendalikan JA. Dia yang mengarahkan pada siapa JA harus bertransaksi," katanya.
Selain JA dan MA, BNN Kota Depok juga mengamankan satu orang lagi yaitu AA dengan barang bukti 1,02 gram sabu. Kemudian pada pertengahan September 2018, BNN Kota Depok meringkus AR, VA dan K dengan barang bukti sabu seberat 0,84 gram dan ganja 2,94 gram. Sedangkan pada Oktober 2018, Rusli dan tim membekuk pelaku berinisial I alias K dengan barang bukti sabu seberat 2,02 gram.
Pada November 2018, dua pria berinisial KG dan RDW diciduk dengan temuan sabu 2,02 gram. Selanjutnya pada awal Desember 2018, BNN Kota Depok berhasil membekuk AJ dengan barang bukti 3,1 kilogram ganja.
"Dari hasil giat selama beberapa bulan ini, kami menemukan trend penyalahgunaan narkoba di wilayah Depok bergeser ke jenis sabu. Penggunanya pun beragam. Tentunya kami tidak akan tinggal diam. Bersama dinas dan institusi terkait kami akan terus melakukan pengawasan, pencegahan dan penindakan pada siapapun yang mengedarkan narkoba," tuturnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyamaran belakang dilakukan oleh polisi demi menangkap seorang pengedar narkoba di Helvetia, Medan.
Baca SelengkapnyaDisebutkan Donald, kalau AS dengan orang yang menyimpan mobil berisi narkoba di halaman parkir RS Fatmawati tidak saling mengenal.
Baca Selengkapnya42 dari 46 orang yang dites urinenya dalam penggerebekan oleh Kepolisian di Kampung Boncos, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, positif sabu.
Baca SelengkapnyaMenurut Kemenkumham, saat ini ada sebanyak 135.823 orang yang mendekam di lapas se-Indonesia, terdiri atas 21.198 orang tahanan dan 114.625 orang narapidana.
Baca SelengkapnyaPolisi langsung menindaklanjuti informasi yang beredar. Adapun, informasinya ada suatu tempat di Pasar Blok G dijadikan sarang narkoba.
Baca SelengkapnyaApotek narkoba tersebut berupa bedeng. Ada sejumlah fasilitas di dalamnya.
Baca SelengkapnyaLuqman juga menduga terdapat penggunaan drone untuk menjatuhkan narkoba di titik koordinat yang sudah ditentukan oleh para pengedar.
Baca SelengkapnyaSituasi Blok G nampak sepi dan kosong. Lantai tersebut tampak seperti gedung terbengkalai.
Baca SelengkapnyaJaringan Alex Bonpis diyakini sampai saat ini masih mengedarkan narkoba di Kampung Bahari.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap jalur penyelundupan 45 Kg sabu dari kurir yang ditangkap di RS Fatmawati
Baca SelengkapnyaHasil penelusuran sementara, tidak ditemukan bukti kuat Blok G Tanah Abang jadi tempat 'nyabu'.
Baca SelengkapnyaPengungkapan berawal ketika tersangka T beraksi menggunakan sepeda motor Honda Beat bernopol H 6252 ASD.
Baca Selengkapnya