Modus Beri Pengobatan, Guru Pesantren di Tasikmalaya Cabuli 3 Santriwati
Merdeka.com - Seorang guru pesantren di Kabupaten Tasikmalaya, AS (48), ditangkap polisi. Dia diduga melakukan pencabulan terhadap tiga santriwati yang berusia di bawah umur.
Kapolres Tasikmalaya AKBP Rimsyahtono mengatakan, kasus pencabulan ini terungkap setelah pihaknya mendapat laporan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya pada 7 Desember 2021. Mereka menginformasikan adanya dugaan tindak pidana pencabulan terhadap anak di bawah umur.
"Setelah kami melakukan penyelidikan dan penyidikan kami menetapkan seorang tersangka setelah kami melengkapi alat bukti," ungkap Rimsyahtono, Kamis (16/12).
-
Siapa guru yang mencabuli murid? Kasat Reskrim Polres Kota Pariaman, Iptu Rinto Alwi mengatakan, peristiwa itu terjadi beberapa bulan yang lalu dan pelaku sudah berhasil diamankan. 'Kejadian tahun ini, beberapa bulan yang lalu. Pelaku berhasil ditangkap pada 15 Mei 2024. Pada 29 Mei 2024 perkaranya sudah dilimpahkan ke Kejaksaan,' tuturnya.
-
Siapa yang diduga mencabuli santriwati? Seorang ustaz inisial FS (34 tahun) yang mengajar di salah satu dayah (pesantren) di Kabupaten Aceh Utara, Aceh, ditangkap polisi. Dia diduga mencabuli santriwatinya.
-
Di mana guru itu mencabuli murid? 'Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Bagaimana guru itu mencabuli murid? 'Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Di mana kasus pencabulan pengasuh Ponpes terjadi? Kasus pencabulan kembali terjadi di lingkungan pondok pesantren. Kali ini seorang pengasuh pondok pesantren di Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar diduga mencabuli enam orang santriwati.
Sekurangnya tiga orang santriwati yang menjadi korban perbuatan AS. Namun, tidak tertutup kemungkinan jumlah korban bertambah, karena polisi masih mengumpulkan informasi. "Kita masih dalami kemungkinan ada korban lain, setiap informasi kita masih tampung," jelasnya.
Pelaku Beraksi di Asrama Putri
Penyidik telah mendapatkan bukti lengkap dalam kasus pencabulan terhadap tiga orang santriwati. Berdasarkan pemeriksaan, AS menggunakan modus menawarkan pengobatan terhadap anak asuhnya yang sedang sakit, dengan cara dipijat. Dia kemudian melakukan aksi pencabulan.
AS melakukan aksinya di salah satu asrama putri. Perbuatan itu terakhir kali dilakukannya pada Agustus 2021.
"Kami telah menyita sejumlah barang bukti, di antaranya ponsel, tangkapan layar percakapan korban atau saksi dengan tersangka, serta pakaian korban saat kejadian. Korban semua di bawah umur. Tersangka adalah pengajar," jelas dia.
Rimsyahtono menegaskan bahwa pihaknya akan cepat menuntaskan kasus itu agar masyarakat mendapat kepastian hukum. Dengan begitu, masyarakat tak tergiring dengan isu lainnya.
"Tersangka dikenakan Pasal 82 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Ancaman hukuman 15 tahun (penjara)," tutupnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua guru ngaji di salah satu pesantren di Desa Karangmukti, Kecamatan Karangbahagia, Kabupaten Bekasi ditetapkan sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaDari sebelumnya tiga orang, kini menjadi empat korban.
Baca SelengkapnyaKepolisian juga akan memeriksa kejiwaan pelaku apakah memiliki kelainan atau atau penyimpangan dalam memenuhi hasrat seksualnya.
Baca SelengkapnyaKasus ini terungkap setelah salah satu orang tua korban melapor ke Kepolisian.
Baca SelengkapnyaSekurangnya terdapat enam santriwati yang mengaku dilecehkan pemimpin pondok pesantren ini.
Baca SelengkapnyaKasus ini terungkap setelah polisi melakukan penyelidikan ke pesantren yang berada di Kecamatan Candung itu sejak awal Juli.
Baca SelengkapnyaPelaku adalah M (72) selalu pemilik pondok pesantren dan F (37) anaknya. Saat diminta keterangan, bapak-anak itu mengakui perbuatannya.
Baca SelengkapnyaKorban kelima berinisial N mengaku telah cabuli pelaku berinisial MHS di tempat pengajian.
Baca SelengkapnyaVonis yang dijatuhkan kepada terdakwa sesuai dengan tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Baca SelengkapnyaGuru yang diduga melakukan pencabulan diketahui merupakan seorang laki-laki berusia 36 tahun.
Baca SelengkapnyaKorban merupakan santriwati di ponpes yang diasuh oleh oknum kiai AM.
Baca SelengkapnyaTersangka menipu dengan mengaku sebagai kiai untuk mendirikan Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Hikmah Al Kahfi
Baca Selengkapnya