Moeldoko Dicecar Komisi II Soal Penembakan Laskar FPI: Saya Baru Baca di Media
Merdeka.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memberikan tanggapan terkait peristiwa penembakan enam anggota laskar FPI di Tol Cikampek. Hal itu menjawab pertanyaan sejumlah anggota Komisi II DPR RI.
Dalam rapat bersama Mensesneg, Menseskab, dan Pramono Anung, anggota Komisi II DPR RI Fraksi Gerindra Sodik Mudjahid mempertanyakan informasi yang sudah diterima Istana mengenai kebenaran peristiwa penembakan tersebut.
Namun, Moeldoko mengaku belum bisa memberikan informasi yang sesungguhnya. Sebab, ia baru mendengar dari media. Menurut Moeldoko, peristiwa ini harus ditangani dengan hati-hati karena cukup sensitif.
-
Bagaimana Jokowi meminta awak media untuk informasi lebih lanjut? 'Tanyakan langsung ke Kapolri. Kapolri ada. Kapolri? Kapolri ada. Tanyakan ke kapolri langsung,' ujar dia.
-
Siapa yang menginformasikan kejadian tersebut? Dari informasi yang dibagikan oleh sang adik, Olivia Zalianty, Marcella mengalami kejadian tidak menyenangkan ketika sedang menjalani latihan untuk pementasan Malahayati.
-
Apa yang dilakukan Soeharto saat menghadapi hoaks? Soeharto menganggap, pemberitaan hoaks yang menyerang dirinya dan keluarganya sebagai ujian. "Tapi tidak apa-apa, ini saya gunakan sebagai suatu ujian sampai di mana menghadapi semua isu-isu yang negatif tersebut. Sampai suatu isu tersebut sebetulnya sudah merupakan penfitnahan," ungkap Soeharto.
-
Apa isi hoaks yang beredar? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Bagaimana cara Soeharto menghadapi hoaks? Soeharto menganggap, pemberitaan hoaks yang menyerang dirinya dan keluarganya sebagai ujian. "Tapi tidak apa-apa, ini saya gunakan sebagai suatu ujian sampai di mana menghadapi semua isu-isu yang negatif tersebut. Sampai suatu isu tersebut sebetulnya sudah merupakan penfitnahan," ungkap Soeharto.
-
Di mana fakta ditemukan dalam berita? Kehadiran fakta dalam berita tidak hanya untuk membuktikan kebenaran suatu peristiwa, tetapi juga untuk membangun kepercayaan antara media dan audiensnya.
"Saya baru membaca di media dan ini perlu dikelola dengan sangat baik dan perlu akurasi yang sangat tinggi, perlu proses, dan saya sudah mengkalkulasi situasinya seperti apa karena kejadian ini cukup sensitif," ujarnya di Komisi II DPR RI, Senin (7/12).
Kemudian, Moeldoko kembali ditanya oleh anggota Komisi II DPR RI Fraksi PKS Nasir Djamil yang berharap Istana membentuk tim pencari fakta. Menjawab hal itu, Moeldoko mengatakan belum bisa mengomentari. Namun, dia berjanji akan menyampaikan saran itu.
"Tentang tim pencari fakta saya belum bisa memberikan komentar, tetapi akan kami sampaikan nanti," kata dia.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahkan, banyak negara di dunia yang mengalami kekacauan karena tidak bisa menyaring konten hoaks di dunia digital.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut masih banyak media online yang tidak memiliki dewan redaksi.
Baca SelengkapnyaUsai Airlangga Hartarto memasuki kendaraannya, mobil rombongan belakang mendesak kerumunan hingga sebagian wartawan terdorong.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara Kemenko Perekonomian, Haryo Limanseto membantah kabar adanya ancaman kepada wartawan oleh protokol Airlangga.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menantang wartawan yang membuat berita tidak sesuai.
Baca SelengkapnyaHadi mengatakan proses penyelidikan tetap dilakukan dengan tetap saling menjaga marwah.
Baca SelengkapnyaAhmad Muzani meminta seluruh kader tidak perlu marah-marah ketika ada berita fitnah yang menjelek-jelekkan Prabowo Subianto.
Baca Selengkapnya