Moeldoko jelaskan proses polisi bebaskan sandera di Mako Brimob
Merdeka.com - Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, menjelaskan bagaimana proses penanganan yang dilakukan terhadap narapidana teroris, hingga mereka berhasil menyerahkan diri saat terjadi kerusuhan di Rutan Cabang Salemba Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Kamis (10/5).
Moeldoko mengatakan, dia perlu menjelaskan agar tidak menimbulkan kebingungan kepada masyarakat.
"Saya ingin menyampaikan proses dan prosedur penanganan atas peristiwa yang terjadi di Brimob. Agar tidak 'kok begini, kok begini'. Kenapa kelihatan perlu waktu dan tertutup dari awal karena ini persoalan teknikal," ungkap Moeldoko, di Kantor Staf Kepresidenan, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Jumat (11/5).
-
Apa saja program pelatihan yang diusulkan Moeldoko? 'Yang meliputi pelatihan berjenjang dari hulu hingga hilir dengan melibatkan dunia usaha, kementerian/lembaga, Bank Sentral Indonesia, asosiasi petani, dan organisasi kepemudaan,' sambungnya.
-
Apa yang disampaikan Kapolda Jateng kepada warga Sukolilo? 'Mulai sekarang di wilayah Sukolilo jangan takut Polisi, silahkan berbondong bondong ke kantor Polisi untuk menyelesaikan masalah apapun ' 'Saya tidak ingin lagi kalau di sini (wilayah Sukolilo, Pati) dicap tidak baik, karena di Sukolilo masih banyak masyarakat yang taat hukum. Masih banyak masyarakat yang baik namun proses hukum tetap ditegakkan kepada oknum masyarakat yang melanggar hukum,' tambahnya.
-
Kenapa Kapolda Jateng mengimbau masyarakat Sukolilo untuk patuh hukum? 'Hukum itu mengatur tatanan hubungan kita bersama, Indonesia adalah Negara hukum dan hukum adalah panglima tertinggi yang menjaga ketertiban di wilayah kita,' kata Luthfi dalam keteranganya, dikutip Jumat (21/6).'Tidak boleh seseorang dihukum tanpa melalui proses (Peradilan Pidana), Sehingga siapapun di Indonesia, termasuk di Jawa Tengah, termasuk di Pati, dalam bermasyarakat kita tidak boleh menciptakan hukum sendiri,' tambah dia.
-
Bagaimana cara mencegah terorisme di Indonesia? Di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban terorisme ini, Anda bisa membagikan cara mencegah radikalisme di media sosial. Hal ini penting dilakukan agar tindakan terorisme bisa diminimalisir atau dihilangkan.
-
Siapa yang diusulkan Moeldoko untuk dilatih di pusat pelatihan? Kepresidenan Moeldoko mengusulkan Indonesia menjadi pusat pelatihan petani muda Asia Pasik kepada Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO).
-
Bagaimana cara TKN Prabowo-Gibran mengajak relawan agar tidak gampang tersulut emosi? Selain tidak menyerang pribadi dua pasangan lainnya, Sangap juga mengajak para relawan yang sudah berkeringat mengampanyekan Prabowo-Gibran untuk tidak gampang tersulut emosi ketika mendapati serangan dari kubu lain.
Moeldoko menjelaskan, hal pertama adalah pelaporan kepada Presiden Jokowi atas peristiwa tersebut. Setelahnya Presiden memberikan petunjuk untuk segera membentuk kesatuan komando atau posko yang diketuai oleh Menko Polhukam Wiranto.
"Secara prosedur dan proses penanganan sudah berjalan sangat baik. Kebetulan saya bersama presiden pada saat itu di Pekanbaru," sebut dia.
Petunjuk lainnya yang disampaikan oleh presiden saat itu adalah pertama, melakukan penanganan secara tegas tanpa ragu-ragu. Kedua, Jokowi meminta agar dapat sebisa mungkin tidak menimbulkan korban. Ketiga, adanya batasan waktu untuk segera diselesaikan.
"Itu petunjuk dari Presiden. Berikutnya biasa itu ada dalam militer kepolisian ada prosedur pengambilan keputusan. Setelah Presiden memberikan petunjuk seperti itu, di situlah berjalan prosedur pengambilan keputusan," ucapnya.
Selanjutnya, mantan Panglima TNI itu menuturkan, terdapat beberapa alternatif untuk dilakukan. Tindakan pertama adalah serbu langsung dan tindakan kedua adalah intention dengan memberikan tekanan terlebih dahulu yang kemudian baru tindakan taktis
Menurut dia, karena kala itu masih ada satu anggota Brimob yang masih hidup sebagai sandera. Maka tindakan intention yang dipilih. Hingga akhirnya dari tindakan ini berhasil menyisakan 10 orang narapidana teroris yang belum menyerah.
"Intention, bagaimana memberikan tekanan, bukan negosiasi ya, tekanan-tekanan. Di antaranya listrik dimatikan, air dimatikan, dan makanan tidak diberikan," tutur Moeldoko.
"Setelah malam ada keluhan dari mereka dan yang satu dilepas. Secara terbatas makanan kita berikan. Setelah yang satu dilepas kita tekan lagi, intention lagi pada akhirnya mereka menyerah. Tetapi masih ada 10 yang tertinggal," sambungnya.
Setelah menyisakan 10 orang, baru opsi penyerbuan diambil. Sehingga 10 orang tersebut akhirnya menyerah.
Dia mengatakan, ketika itu memang tidak menghabisi napi teroris, karena merujuk pada konvensi Jenewa yang menyatakan jika lawan telah menyerah tidak boleh dibunuh.
"Kemarin ada suara ledakan-ledakan, itulah serbuan dan yang 10 menyerah. Kira-kira langkah-langkahnya seperti itu sehingga semuanya selesai dan tidak ada korban," kata dia.
Dia pun berharap penjelasan ini dapat dipahami dengan baik dan tidak membentuk perdebatan buruk di tengah masyarakat.
"Kami mengikuti dengan baik, apalagi Presiden, saya selalu mendampingi beliau dalam perjalanan, kita ikuti terus dari waktu ke waktu. Saya harapkan penjelasan ini bisa dipahami dengan baik oleh masyarakat agar tidak terjadi perdebatan yang buruk," harapnya.
Reporter: Yunizafira PutriSumber: Liputan6.com
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada sekitar ratusan orang yang ditangkap Polda Metro Jaya, namun sebagian sudah dibebaskan
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyatakan, secara keseluruhan Papua dalam situasi aman.
Baca SelengkapnyaPerintah Jokowi mendapat apresiasi banyak pihak, tak terkecuali aktivis.
Baca SelengkapnyaMoeldoko pun mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga suasana politik agar tetap damai, dengan tidak mencampuri urusan hukum.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, pembebasan pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Marthens dari penyanderaan KKB di Papua
Baca Selengkapnya