Moeldoko sebut penyerangan tokoh agama modus lama, tak ada kaitannya dengan pilkada
Merdeka.com - Beberapa waktu terakhir, terjadi sejumlah kasus penyerangan terhadap tokoh agama. Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, menilai rentetan peristiwa itu tidak ada kaitannya dengan perhelatan Pilkada Langsung 2018 yang tinggal hitungan bulan.
"Sama sekali tidak ada hubungannya dengan pilkada tapi hanya memanfaatkan situasi itu untuk kepentingan yang lebih besar. Kepentingan lebih besar itu bisa saja mempunyai ambisi-ambisi lain sehingga lakukan segala cara untuk mencapainya," kata Moeldoko usai jadi pembicara diskusi di Universitas Hasanuddin, Makassar, Selasa, (27/2).
Sebenarnya, kata mantan Panglima TNI itu, kejadian semacam itu adalah model lama yang mudah sekali dikenali dan mirip yang terjadi di 1997 lalu. Hanya saja yang perlu didalami adalah otak di balik sejumlah kasus penyerangan itu.
-
Siapa pemimpin kelompok yang dicurigai? Peristiwa Talangsari 1989 berawal dari kecurigaan masyarakat dan aparat desa terhadap kelompok keagamaan yang dipimpin oleh Warsidi.
-
Siapa yang dijerat kasus oleh pemerintah? Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh mengungkapkan, keheranannya atas kasus yang menjerat eks timses Anies Baswedan yakni Tom Lembong.
-
Siapa yang bisa kita sindir? Teman sejati tidak akan pernah membohongimu. Lebih baik sendiri daripada bersama teman palsu.
-
Siapa target dari perkenalan diri? Perkenalan diri harus disesuaikan dengan orang yang Anda temui, apakah itu calon pemberi kerja, rekan kerja baru, atau teman baru.
-
Siapa sasaran sindiran? Berikut ini adalah kumpulan kata-kata sindiran kena mental yang bisa digunakan untuk menyindir orang sasimo atau orang yang menyebalkan.
-
Siapa yang memimpin pencarian? Tahsin Ceylan dari Universitas Van Yuzuncu Yil kemudian memimoin proyek pencarian untuk pertama kali.
"Jadi bagi kami, mereka sangat mudah untuk dikenali, tujuannya apa, terus manfaat yang dia inginkan dan seterusnya. Sekarang ini, aparat sedang mencari siapa sebenarnya di belakang, aktornya itu siapa," jelas dia.
Ditanya upaya pemerintah menangani isu provokatif di media sosial yang masih terjadi akhir-akhir ini, Moeldoko mengatakan, sudah ada Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan kapasitasnya sudah ditingkatkan. Dengan kecanggihan teknologi, dia yakin sangat memungkinkan dan mudah untuk lakukan tracking melacak pelakunya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Istana memastikan Mendagri tak akan tinggal diam bila pejabat Batubara terbukti minta kepala desa menangkan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaHasto diperiksa KPK terkait Harun Masiku beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaMoeldoko mempertanyakan Agus Rahardjo yang kembali mempersoalkan kasus yang sudah bergulir pada 2017.
Baca SelengkapnyaKepala Staf Kepresidenan Moeldoko merespons tegas pernyataan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla yang mengkritik netralitas Presiden Jokowi di Pilpres 2
Baca SelengkapnyaHarun Masiku menjadi tersangka perkara dugaan pemberian hadiah atau janji kepada penyelenggara negara terkait dengan penetapan calon anggota DPR.
Baca SelengkapnyaMoeldoko pun mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga suasana politik agar tetap damai, dengan tidak mencampuri urusan hukum.
Baca SelengkapnyaJK menyatakan bahwa semua pejabat sampai kepala pemerintah, presiden turut diambil sumpahnya agar berlaku adil bagi masyarakat.
Baca Selengkapnya