Momen Jokowi Marah Besar pada Menterinya Tiga Bulan Terakhir
Merdeka.com - "Ini uang rakyat, bodoh sekali. Saya harus ngomong apa adanya."
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kesal mendapati dalam negeri dibanjiri produk impor. Padahal, belanja impor menggunakan uang dari rakyat, dari sederet pajak yang dibebankan.
"Ini uang rakyat, uang yang dikumpulkan dari pajak baik PPN, PPh Badan, PPh perorangan, PPh karyawan, bea ekspor, dari PNBP dikumpulkan dengan cara yang tidak mudah kemudian belanjanya belanja produk impor," kata Jokowi.
-
Siapa yang disebut Jokowi sebagai sosok yang keliru? “Karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas. Akan tetapi, ternyata Thanos keliru.“
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Kenapa menteri Jokowi korupsi? Di mana para menteri yang terjerat korupsi adalah kader partai pendukung pemerintah.
-
Bagaimana Jokowi ekspresikan kemarahan saat parlemen? Di kesempatan sama, Jokowi juga mengekspresikan kemarahan sambil kepalkan tangan.
-
Siapa yang dipanggil Jokowi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
Saking kesalnya, Jokowi sampai melontarkan kata 'bodoh'.
"Bodoh sekali kita. Maaf. kita ini pintar-pintar, tapi kalau caranya seperti ini bodoh sekali kita. saya harus ngomong apa adanya."
Kemarahan itu dilontarkan Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (Rakornaswasin BPKP) di Jakarta, Selasa (14/6).
"Saya minta APIP BPKP mengawal serius program ini dan harus berhasil. belanja produk dalam negeri harus berhasil," tegasnya.
Faktanya, ini bukan kali pertama Jokowi mengungkapkan kejengkelan atas kinerja pembantu di bawahnya. Setidaknya, dalam tiga bulan terakhir tercatat sudah lebih dari sekali Jokowi geram.
5 April 2022
Saat itu, Jokowi meradang. Minyak goreng langka menjadi biang keladinya. Imbas kelangkaan, harga minyak goreng melambung tinggi.
Di tengah gejolak kesulitan yang dihadapi rakyat, Jokowi makin kesal lantaran jajaran menteri di bawahnya tidak ada yg memberi penjelasan. Setidaknya, agar rakyat paham penyebab sulitnya minyak goreng diperoleh.
Kemarahan itu ketika ia memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara.
"Kepada semua menteri, kebijakan yang diambil itu tepat. Sikap-sikap dan pernyataan-pernyataan kita harus memiliki sense of crisis harus sensitif terhadap kesulitan-kesulitan rakyat," katanya.
Belum kelar minyak goreng, rakyat juga dihantam kenaikan Pertamax. Pun, Jokowi meminta menteri di Kabinetnya untuk mempunyai sense of crisis.
"Jangan seperti kita seperti biasanya dan tidak dianggap masyarakat melakukan apa-apa, tidak ada statement, tidak ada komunikasi," tambahnya.
"Harga minyak goreng sudah 4 bulan, tidak ada penjelasan apa-apa. Kenapa ini terjadi, kedua Pertamax menteri tidak memberikan penjelasan apa-apa mengenai ini, hati-hati," bebernya.
28 April 2022
"Semua harus memiliki sense of crisis."
Lagi-lagi Jokowi mengingatkan para menterinya untuk memiliki sense of crisis. Kali ini, ia menyentil para pembantunya saat membuka acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2022.
Jokowi lalu berbicara mengenai situasi global yang penuh ketidakpastian. Dia bilang beberapa negara masih bergulat menekan penyebaran Covid-19, bahkan masih melakukan lockdown.
"Kemudian terjadi gangguan supply chain yang dampaknya ke mana-mana, belum lagi dunia yang dihantam perang antara Rusia dan Ukraina yang memunculkan krisis energi dan krisis pangan," ungkapnya.
Jokowi melanjutkan, inflasi global juga meningkat tajam dan pertumbuhan ekonomi global mengalami perlambatan. Dia mencontohkan tingkat inflasi di Turki dan Amerika yang lebih tinggi dari biasanya.
"Negara kita alhamdulillah masih berada terakhir masih berada di 2,6 persen, ini yang harus bersama-sama kita perbaiki, kita pertahankan," ujar Jokowi.
24 Mei 2022
Saat itu, Jokowi menyentil pimpinan daerah dan K/L yang minim realisasi penyerapan penggunaan produk dalam negeri.
"Ini Pemda mana, ini Kementerian mana, ini lembaga mana, biar kapok, tayangkan. mana komitmennya? Ini komitmen, Rp802 triliun realisasi Rp110 triliun. Tak tunjukin nanti. Ini tapi masih sabar saya. Jangan dulu. tunggu dulu," kata Jokowi dalam arahannya pada Gerakan Bangga Buatan Indonesia, Selasa (24/5).
Ketika itu, Jokowi sampai mengancam akan membuka data ke publik siapa-siapa saja pimpinan daerah, K/L yang hobi belanja impor.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pidato kenegaraan Presiden Jokowi jelang hari kemerdekaan Indonesia, mengejutkan banyak pihak.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyampaiakan ia sering mendapat umpatan kata-kata kasar di media sosial. Hal itu disampaikan Jokowi dalam sidang umum di DPR, Rabu (16/8).
Baca SelengkapnyaCalon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD bicara kasar hingga menyebut bodoh respons pernyataan kubu TKN Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaJokowi menyayangkan budaya Bangsa Indonesia yang bertutur kata sopan mulai hilang. Simak curhatan Jokowi selengkapnya!
Baca SelengkapnyaTercatat BEM UGM dua kali memberikan kritik dalam bentuk poster dan baliho kepada Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaGus Miftah menyamakan seperti wasit tinju yang membiarkan orang berkelahi dan memisahkan orang berpelukan.
Baca SelengkapnyaMahfud melihat hal itu terjadi karena sejumlah langkah Jokowi banyak dikritik oleh publik.
Baca SelengkapnyaSertifikat itu ditandatangani oleh Ketua BEM KM UGM periode 2023 Gielbran Muhammad Noor.
Baca SelengkapnyaAdapun dosa terbesar Jokowi, yakni menyerahkan bangsa kepada oligarki.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi menyamaikan uneg-unegnya saat berpidato di sidang tahunan MPR/DPR/DPD.
Baca SelengkapnyaCalon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD bicara kasar hingga menyebut bodoh respons pernyataan kubu TKN Prabowo-Gibran.
Baca Selengkapnya