Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Moncernya bisnis kotak rokok, akali gambar 'horor' bungkus rokok

Moncernya bisnis kotak rokok, akali gambar 'horor' bungkus rokok Rokok. ©2014 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Kebijakan pemerintah mewajibkan kepada semua produsen rokok untuk memperingatkan bahaya rokok melalui gambar pada bungkus rokok yang resmi berlaku Juli 2014 lalu, cukup berpengaruh. Mayoritas penikmat rokok mengaku takut melihat gambar yang cukup menyeramkan itu.

Situasi ini dimanfaatkan bisnis kotak rokok sehingga pecandu rokok bisa mengakali bungkus horor tersebut. Berikut moncernya bisnis kotak rokok seperti dirangkum merdeka.com, Minggu (24/8):

Kotak kayu jati diminati

Kotak tempat rokok dengan bahan kayu jati produksi perajin dari Desa Batokan, Kecamatan Kasiman, Kabupaten Bojonegoro, diminati konsumen luar daerah, karena dampak dari gambar 'horor' di bungkus rokok sejak sebulan terakhir.Seorang pedagang kotak rokok di Bojonegoro, Mustaqim, mengaku dirinya mampu menjual 400 kotak tempat rokok kayu jati produksi Desa Batokan ke Surabaya dalam sepekan."Setelah di kotak rokok ada gambar horornya, saya berjualan kotak tempat rokok kayu jati ke Pusat Kerajinan di Surabaya, sebab banyak peminatnya dibandingkan dengan pembeli lokal," kata dia.Ia memperkirakan konsumen lokal tidak terlalu berminat membeli kotak tempat rokok dengan bahan kayu jati, karena sudah bosan, selain pasar lokal sudah jenuh."Konsumen lokal tidak terlalu tertarik membeli tempat rokok kotak kayu jati, sebab dianggap biasa. Tapi konsumen luar daerah seperti Surabaya sangat tertarik dengan kotak rokok bahan kayu jati," jelasnya.Namun, katanya, konsumen lokal justru tertarik membeli tempat rokok yang bukan bahan kayu jati, sejak produksi rokok diberi gambar 'horor'.

Harga Rp 20-35 ribu per kotak

Seorang pedagang kotak rokok di Bojonegoro, Mustaqim, menjelaskan bahwa di Desa Batokan, Kecamatan Kasiman, yang menjadi pusat kerajinan kayu jati di daerahnya, terdapat tiga perajin yang khusus membuat kotak tempat rokok dengan bahan kayu jati.Menurut dia, pemesan kotak tempat rokok ada di tiga perajin itu. Selain dirinya, juga sejumlah pedagang lainnya yang menjual kotak rokok kayu jati dengan cara keliling."Saya bisa menjual ke konsumen lokal sekitar 10 kotak/hari, tetapi sebagian besar kotak produksi pabrik bukan kotak tempat rokok dengan bahan kayu jati," paparnya.Ia mengaku menjual tempat rokok kayu produksi Desa Batokan ke Surabaya, dengan harga Rp20.000/kotak, sedangkan tempat rokok produksi pabrik berkisar Rp30.000 - Rp35.000/kotak."Perajin di Batokan memproduksi kotak tempat rokok kayu jati dengan jumlah banyak berdasarkan pesanan pembeli seperti saya, juga pedagang yang lainnya," jelasnya.Seorang warga Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, Bojonegoro Bono mengatakan gambar 'horor' di tempat rokok tersebut cukup efektif untuk menakut-nakuti perokok."Jangankan perokok, saya yang tidak merokok saja melihat gambar yang ada di rokok ngeri," ujarnya.

Kotak aluminium juga laku keras

Selain perajin kotak rokok kayu jati, pedagang kotak rokok aluminium pun juga meraup untung besar pasca beredarnya bungkus rokok dengan gambar seram.Salah seorang pedagang aksesoris rokok di Pasar Sekip Palembang mengaku, dalam sehari dagangannya bisa habis 30-40 kotak. Harga yang dijual bervariasi mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu, tergantung kualitas dan jenis kotak rokok itu."Ya, laris manis ini setelah bungkus rokok bergambar itu. Lumayanlah, tiga kali lipat peminatnya," kata Rahadin (45).

Pengakuan perokok

Adi (35), seorang karyawan swasta mengaku sangat risih melihat bungkus rokok yang dijual saat ini. Sebab, tampilan gambarnya sangat menakutkan.Karena sudah menjadi pecandu rokok, Adi mencari cara jitu agar dia bisa kembali merokok seperti biasa. Caranya membuang bungkus rokok asli dan menggantinya dengan kotak rokok aluminium."Dari pada terlihat terus saat ambil rokok, mending bungkusnya dibuang saja. Saya masukkan rokok itu ke kotak rokok buatan (aluminium). Apalagi, kotak rokok itu banyak pilihannya, tergantung merek," ujarnya.Pernyataan serupa juga diutarakan Sunarto (40), pegawai salah bank di Palembang. Menurut dia, belakangan terakhir sangat sulit mencari rokok yang masih belum bergambar seram. Dia pun cukup terpengaruh terhadap bungkus rokok yang beredar saat ini."Kemarin-kemarin saya sempat ganti rokok yang tidak ada gambarnya, tapi sekarang tidak ada lagi. Jadi, mau tak mau harus dibuang bungkusnya," kata Sunarto yang mengaku sudah merokok sejak masih duduk di bangku kelas I SMP ini.

(mdk/gib)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Wacana Aturan Rokok Kemasan Polos, Pengusaha Ritel Khawatir Masyarakat Sulit Membedakan Produk
Wacana Aturan Rokok Kemasan Polos, Pengusaha Ritel Khawatir Masyarakat Sulit Membedakan Produk

Tutum menilai aturan ini akan menimbulkan kerancuan saat pembelian produk tembakau dan akan menimbulkan berbagai faktor lain.

Baca Selengkapnya
25 Juta Pekerja Diprediksi Bakal Terdampak Aturan Pelarangan Penjualan Rokok Eceran
25 Juta Pekerja Diprediksi Bakal Terdampak Aturan Pelarangan Penjualan Rokok Eceran

Ini juga dinilai akan berdampak negatif terhadap para pekerja lintas sektor dan industri, termasuk industri periklanan.

Baca Selengkapnya
Dampak Buruk Wacana Aturan Kemasan Rokok Tanpa Merek
Dampak Buruk Wacana Aturan Kemasan Rokok Tanpa Merek

Serikat pekerja berpendapat bahwa kebijakan ini berpotensi menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor tersebut.

Baca Selengkapnya
Penjualan Rokok Ketengan Bakal Dilarang, Pedagang Asongan Mengeluh
Penjualan Rokok Ketengan Bakal Dilarang, Pedagang Asongan Mengeluh

Penjualan Rokok Ketengan Bakal DIlarang, Pedagang Asongan Mengeluh

Baca Selengkapnya
Meneropong Dampak Larangan Iklan Rokok ke Industri Kreatif
Meneropong Dampak Larangan Iklan Rokok ke Industri Kreatif

Berbagai pelarangan soal industri hasil tembakau memberatkan industri kreatif dan periklanan.

Baca Selengkapnya
Bagaimana Pembatasan Penjualan Rokok Eceran dan Iklan Rokok Bisa Tekan Angka Perokok Anak dan Remaja
Bagaimana Pembatasan Penjualan Rokok Eceran dan Iklan Rokok Bisa Tekan Angka Perokok Anak dan Remaja

Pemerintah semakin memperketat peredaran dan penjualan rokok melalui PP Nomor 28 Tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Penjualan Rokok Ketengan Bakal Dilarang, Pedagang Warung Kelontong Bilang Begini
Penjualan Rokok Ketengan Bakal Dilarang, Pedagang Warung Kelontong Bilang Begini

Bagi mereka, menjual rokok ketengan seperti memberi keringanan bagi perokok yang tak punya uang.

Baca Selengkapnya
Bisnis Iklan Bisa Mati Gara-Gara Kebijakan Ini
Bisnis Iklan Bisa Mati Gara-Gara Kebijakan Ini

Aturan kemasan rokok polos tanpa merek menjadi polemik baru bagi perusahaan yang menjalankan usahanya secara legal.

Baca Selengkapnya
Kemenperin Sebut Rokok Ilegal Bisa Semakin Merajalela, Ini Penyebabnya
Kemenperin Sebut Rokok Ilegal Bisa Semakin Merajalela, Ini Penyebabnya

Hal ini bisa menimbulkan dampak domino terhadap kinerja industri hasil tembakau (IHT).

Baca Selengkapnya
Kerugian Rp9,1 Triliun Hingga PHK Massal Membayangi Industri Media Jika Iklan Rokok Dilarang
Kerugian Rp9,1 Triliun Hingga PHK Massal Membayangi Industri Media Jika Iklan Rokok Dilarang

Kerugian Rp9,1 Triliun Hingga PHK Massal Membayangi Industri Media Jika Iklan Rokok Dilarang

Baca Selengkapnya
Jual Rokok Ketengan Bakal Dilarang, Apindo: Timbulkan Kegelisahan di Industri Tembakau
Jual Rokok Ketengan Bakal Dilarang, Apindo: Timbulkan Kegelisahan di Industri Tembakau

Sejumlah pedagang sembako juga menolak rencana pelarangan penjualan rokok eceran atau ketengan.

Baca Selengkapnya
Waspada Ancaman PHK di Balik Wacana Aturan Rokok Kemasan Polos di Indonesia
Waspada Ancaman PHK di Balik Wacana Aturan Rokok Kemasan Polos di Indonesia

Fabianus menyatakan bahwa PP 28/2024 maupun RPMK memiliki potensi besar untuk mempengaruhi keberlangsungan industri media luar griya.

Baca Selengkapnya