Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Monitor PVMBG pantau pijar api di puncak Gunung Agung mulai meredup

Monitor PVMBG pantau pijar api di puncak Gunung Agung mulai meredup Panorama Gunung Agung. ©2017 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Kendati puncak gunung Gaung tertutup kabut, namun secara visual yang terekam monitor PVMBG, pijar api pada bagian puncak mulai meredup.

Mulai mengecilnya glow atau sinar api di puncak kawah Gunung Agung, dikatakan Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syahbana, ada kemungkinan panas lava di permukaan turun drastis.

‎"Kalau sekarang glow-nya atau sinar api itu tipis kelihatan, masih terlihat cuma lebih kecil intensitasnya. Artinya, area panasnya lebih sedikit atau kemungkinan lava yang menutupi puncak kawah sudah mendingin‎," kata Devy di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali.

Orang lain juga bertanya?

Kendati intensitasnya terlihat mulai menurun, dirinya memastikan bahwa gunung tersebut hingga kini masih terdeteksi adanya pergerakan magma ‎di kedalaman dangkal.

Hal itu terdeteksi, kata dia dengan masih terekamnya gempa low frekuensi. "Low frekuensi itu mengindikasikan adanya pergerakan magma dari kedalaman dangkal," katanya.

Bahkan saat ini, sumbat lava sudah terdeteksi dihancurkan. Sehingga udara yang dihembuskan dari atas kawah terdengar suara nyaring seperti suling.

"Suara seperti tiupan seruling itu resonansi yang terjadi seperti ditiup. Isinya bukan gas saja, tapi juga magma. Saat magma naik ke atas pipanya goyang," ujarnya.

Lanjut dia situasi Gunung Agung terlihat lebih tenang ketimbang sebelumnya. Ia menjelaskan adanya kemungkinan magma dari dalam perut yang ke luar menjadi lava di pucak kawah Gunung mengalami pembekuan.

Menurut Devy, jika sudah ke luar ke permukaan, maka lava akan cepat membeku. ‎Magma yang ke luar jadi lava itu cepat dinginnya. Semakin ke atas akan semakin tebal bekuan lava tersebut.

"Kalau semakin keras mobilitasnya semakin rendah. Hal ini yang memungkinkan meredupnya pijaran api di puncak," kata Devy.

Memang, kata Devy, dari hasil pengukuran gas SO2 yang terkandung dalam magma saat ini mengalami penurunan cukup drastis. Bahkan, Devy menyebut penurunannya 20 kali lipat lebih rendah dari fase erupsi beberapa waktu lalu. (mdk/rhm)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Melihat Lebih Dekat Fenomena Gugurnya Lava Pijar Merapi, Bikin Merinding
Melihat Lebih Dekat Fenomena Gugurnya Lava Pijar Merapi, Bikin Merinding

Puncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat.

Baca Selengkapnya
Gunung Anak Ranakah Manggarai NTT Naik Status jadi Waspada, Begini Kondisinya Sekarang
Gunung Anak Ranakah Manggarai NTT Naik Status jadi Waspada, Begini Kondisinya Sekarang

Sejauh ini gunung api terlihat jelas, namun asap kawah tidak teramati.

Baca Selengkapnya
Badan Geologi Pantau Intensif Gunung di Sekitar Gunung Ruang, Deteksi Ada Peningkatan Kegempaan
Badan Geologi Pantau Intensif Gunung di Sekitar Gunung Ruang, Deteksi Ada Peningkatan Kegempaan

Letusan eksplosif memunculkan fenomena alam kilatan petir vulkanik

Baca Selengkapnya
Kepanikan Pendaki di Bibir Kawah Gunung Dempo saat Erupsi Terjadi, Semua Teriak Turun
Kepanikan Pendaki di Bibir Kawah Gunung Dempo saat Erupsi Terjadi, Semua Teriak Turun

Gunung Dempo di Pagaralam, Sumatera Selatan, kembali erupsi. Meski dalam dua bulan terakhir sudah dua kali erupsi, status gunung itu tetap pada level waspada.

Baca Selengkapnya
Berstatus Waspada, Begini Kondisi Terkini Gunung Ili Lewotolok
Berstatus Waspada, Begini Kondisi Terkini Gunung Ili Lewotolok

Saat ini letusan eksplosif masih tetap berlangsung dengan jangkauan lontaran lava dominan masih di sekitar area kawah.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Lengkap Badan Geologi Soal Gas beracun di Gunung Marapi
Penjelasan Lengkap Badan Geologi Soal Gas beracun di Gunung Marapi

Berdasarkan catatan instansi terkait kuantitas gas SO2 terukur 57 ton per hari pada 24 November 2024.

Baca Selengkapnya
Gunung Merapi Erupsi Lagi, Muntahkan Lava Pijar Sejauh 1.500 Meter
Gunung Merapi Erupsi Lagi, Muntahkan Lava Pijar Sejauh 1.500 Meter

Guguran lava pijar itu meluncur ke arah barat daya atau Kali Bebeng.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Badan Geologi ESDM Terkait Erupsi Marapi Hari Ini Setinggi 2.000 Meter di Atas Puncak
Penjelasan Badan Geologi ESDM Terkait Erupsi Marapi Hari Ini Setinggi 2.000 Meter di Atas Puncak

Rangkaian letusan dan rupsi Gunung Marapi secara tidak kontinyu telah terjadi sejak 3 Desember 2023 hingga saat ini.

Baca Selengkapnya
Gunung Merapi Luncurkan 8 Kali Guguran Lava dalam Waktu 6 Jam, Ini Penjelasan BPPTKG
Gunung Merapi Luncurkan 8 Kali Guguran Lava dalam Waktu 6 Jam, Ini Penjelasan BPPTKG

Morfologi kubah lava di puncak Gunung Merapi juga mengalami perubahan.

Baca Selengkapnya
Gunung Merapi Luncurkan Guguran Lava Sejauh Ribuan Meter
Gunung Merapi Luncurkan Guguran Lava Sejauh Ribuan Meter

Masyarakat diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik serta mewaspadai bahaya lahar.

Baca Selengkapnya
Naik Level dari Normal Jadi Waspada, Ini Fakta Gunung Slamet yang Terbangun dari Tidur Panjangnya
Naik Level dari Normal Jadi Waspada, Ini Fakta Gunung Slamet yang Terbangun dari Tidur Panjangnya

Gunung Slamet punya karakteristik yang "tenang namun menghanyutkan"

Baca Selengkapnya
Area Terbakar Capai 100 Ha, Apa Kendala Pemadaman Kobaran Api di Lereng Gunung Agung
Area Terbakar Capai 100 Ha, Apa Kendala Pemadaman Kobaran Api di Lereng Gunung Agung

Titik api pertama kali terdeteksi di kawasan hutan di sekitar Pura Pengubengan pada ketinggian kurang lebih 2000 mdpl pada Minggu (13/10).

Baca Selengkapnya