Monyet liar di kawasan Kampus Unika Semarang boleh diburu
Merdeka.com - Kawanan monyet liar yang masuk ke permukiman dan kawasan kampus Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang boleh dibunuh, jika mengancam keselamatan warga. Monyet yang berasal dari kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo tersebut tidak masuk dalam binatang lindung.
Kepala BKSDA Jawa Tengah, Suharman mengatakan, sesuai PP Nomor 8 Tahun 2015 monyet diperbolehkan untuk dibunuh. "Monyet itu bukan termasuk hewan yang dilindungi, tidak ada kaitan hukum sama sekali yang mengatur soal ekosistem monyet ekor panjang. Monyet yang mengganggu warga boleh ditembak," ungkap Suharman saat ditemui di kantornya Jalan Suratmo, Manyaran, Selasa (3/4).
Menurutnya membunuh monyet hanya menjadi masalah etika, karena yang berkembang di tengah masyarakat monyet punya karakter mirip dengan manusia.
-
Siapa yang dibunuh monyet? Mereka menjatuhkan anjing-anjing itu satu per satu atau meninggalkannya di pepohonan yang tinggi.
-
Mengapa monyet membantai anjing? Motifnya diduga karena balas dendam. Mereka tak terima salah satu bayinya dibunuh oleh anjing di Desa Lavool, Mumba. Akhirnya dua monyet itu melancarkan aksi pembantaian yang sadis.
-
Dimana kucing liar itu ditemukan? Pada Sabtu (29/7), warga Sampangan, Kota Semarang dihebohkan dengan kemunculan seekor kucing liar yang mengeluarkan air liur.
-
Apa yang dilakukan monyet? Mereka menjatuhkan anjing-anjing itu satu per satu atau meninggalkannya di pepohonan yang tinggi.
-
Kenapa kucing liar di Semarang disiksa? Agustin mengaku banyak menemukan kucing yang mengalami berbagai bentuk tindak kekerasan.'Ada yang ditembak, disiram air panas, dipukul, sampai dilumuri lem di tubuhnya,' kata Agustin dikutip dari ANTARA pada Jumat (26/7).
-
Siapa yang memburu hiu monyet? Namun, manusia memburu mereka untuk olahraga, sup sirip hiu, pengambilan daging, dan ekstraksi minyak hati.
"Jadi sama seperti kasus orang menembak kucing di Yogyakarta. Itu juga tidak ada masalah dari sisi hukum. Karena jika membahayakan keselamatan manusia, memang bisa dibinasakan," paparnya. Meski begitu, Suharman mengaku belum ada laporan terkait serangan monyet di Semarang.
Dikatakan, BKSDA pekan depan akan menggelar pertemuan dengan para pecinta hewan, dinas-dinas terkait dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk membahas penanganan serangan monyet yang terjadi hampir merata di seluruh Indonesia.
"Mengingat semua daerah belakangan ini muncul gangguan yang diakibatkan kawanan monyet di rumah-rumah warga. Maka kami akan menyikapi hal ini setelah menggelar pertemuan dengan stakeholder terkait pekan depan," jelasnya.
Tarsisius Suharyono, Kepala Resort Konservasi Wilayah Semarang menyarankan kepada warganya agar jangan lagi memberi makan kepada monyet yang turun gunung. Menurutnya, seekor monyet jantan sehari bisa kawin sampai 30 kali.
"Bisa dibayangkan kalau mereka diberi makan terus. Habitatnya tentu meningkat pesat dan bisa membentuk koloni baru," ujarnya.
Seperti diketahui, beberapa waktu belakangan kawanan kera mulai masuk ke permukiman warga di sekitar HutaTinjomoyo. Mereka diduga kehabisan bahan makanan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kawanan makhluk kecil muncul ke permukiman warga Depok.
Baca SelengkapnyaKawanan monyet ini diduga kekurangan makan karena hutan di lereng Gunung Lawu kondisinya memprihatinkan
Baca SelengkapnyaDiduga monyet liar tersebut berasal dari pinggir sungai Ciliwung. Monyet tersebut ke yang kehabisan makanan karena musim kemarau.
Baca SelengkapnyaMahasiswa UNY membuat inovasi pagar listrik yang bisa mencegah monyet masuk ke pekarangan warga. Apakah aman?
Baca SelengkapnyaBeberapa monyet ada yang masuk ke pemukiman desa bahkan ada yang mengambil makanan milik warga.
Baca SelengkapnyaMenurut Atep, turunnya ratusan monyet dari bukit Tawilis diduga tidak ada makanan di habitatnya sehingga kemudian turun menyerang dan menjarah lahan warga.
Baca SelengkapnyaKemunculan gajah di Muratara pertama kali dilaporkan warga Kelurahan Karya Makmur.
Baca SelengkapnyaSerangan kawanan monyet itu membuat warga resah. Mereka juga menjarah makanan di warung-warung warga.
Baca SelengkapnyaHutan lereng Gunung Slamet merupakan rumah bagi banyak jenis satwa langka.
Baca SelengkapnyaMereka menjatuhkan anjing-anjing itu satu per satu atau meninggalkannya di pepohonan yang tinggi.
Baca SelengkapnyaInformasi terkait seekor singa berkeliaran di kota menghebohkan Jerman beberapa hari lalu. Polisi dan peralatan canggih dikerahkan untuk memburu hewan buas ini.
Baca Selengkapnya